Sains

Air yang Cukup untuk Membentuk 3 Bumi Baru Ditemukan di Piringan Bintang Muda

Planet pembentuk piringan HL Tauri seperti yang terlihat oleh Atacama Large Millimeter/submillimeter Array (ALMA). Gambar: ALMA (ESO/NAOJ/NRAO)/S. Facchini dkk.

ANTARIKSA -- Para astronom telah menemukan piringan gas dan debu pembentuk planet yang mengelilingi sebuah bintang yang masih bayi. Yang menarik, cakram itu basah kuyup oleh air yang cukup untuk memenuhi lautan bumi sebanyak tiga kali lipat.

Air adalah elemen kunci yang dibutuhkan untuk membentuk dan menopang kehidupan, dan selalu dianggap memainkan peran penting dalam pembentukan planet. Ini adalah pertama kalinya para astronom mampu memetakan distribusi air dalam piringan gas yang dingin dan stabil atau cakram protoplanet yang ideal untuk pembentukan planet.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Hasil penelitian tim astronom tersebut telah dipublikasikan di jurnal Nature Astronomy pada Kamis, 29 Februari 2024. Tim di balik terobosan itu menggunakan Atacama Large Millimeter/submillimeter Array (ALMA) untuk memperbesar tampilan uap air yang tersimpan dalam gas dan debu piringan protoplanet. Berada di konstelasi Taurus, mereka mengelilingi bintang mirip matahari, HL Tauri, yang terletak 450 tahun cahaya dari Bumi.

“Saya tidak pernah membayangkan bahwa kita bisa menangkap gambar lautan uap air di wilayah yang sama, dengan kemungkinan terbentuknya sebuah planet,” kata Stefano Facchini,  astronom di Universitas Milan yang pemimpin penelitian itu.

Baca Juga: Teleskop Webb NASA Mengonfirmasi Proses Pembentukan Bumi

Ia mengatakan, hasil penelitian mereka menunjukkan bagaimana keberadaan air bisa mempengaruhi perkembangan sistem planet. Hal itu, kata dia, sama seperti yang terjadi sekitar 4,5 miliar tahun lalu di tata surya kita.

ALMA Mengintip Alur di HL Tauri 

HL Tauri adalah bagian dari salah satu kawasan pembentuk bintang terbesar dan terdekat dengan Bumi yang disebut awan Molekuler Taurus. Wilayah itu menjadi tempat berkembang biaknya ratusan bintang baru lahir yang disebut bintang T Tauri. Sensitivitas ALMA memungkinkan para astronom menentukan distribusi air di berbagai wilayah cakram HL Tauri. 

Volume air paling signifikan dalam piringan tersebut ditemukan di celah melengkung yang telah lama diketahui para ilmuwan. Alur berbentuk cincin pada piringan diperkirakan terbentuk saat planet-planet mengorbit bintang-bintang muda, mengumpulkan massa seperti bola salju yang menggelinding menuruni bukit. 

Menemukan air di salah satu alur itu menunjukkan bahwa planet-planet yang sedang berkembang telah mengumpulkan air tersebut. Jika itu yang terjadi, air akan berdampak pada komposisi kimia planet.

“Gambar terbaru kami menunjukkan sejumlah besar uap air pada jarak tertentu dari bintang, termasuk celah di mana sebuah planet berpotensi terbentuk saat ini,” kata Facchini. 

Baca Juga: Pembentukan Alam Semesta 1: Big Bang dan Era Kegelapan

Penemuan itu tidak hanya menandai perkembangan penting dalam pemahaman kita tentang pembentukan planet, namun juga merupakan pencapaian yang cukup besar bagi ALMA. Membedakan air pada jarak yang sangat jauh menjadi sulit bagi teleskop berbasis darat karena ada efek pengaburan oleh uap di atmosfer bumi.

ALMA terdiri dari serangkaian antena teleskop yang terletak di wilayah Gurun Atacama, Chili Utara. Pada ketinggian 4.999 meter, ALMA berada di ketinggian yang meminimalkan pengaruh uap air terhadap pengamatannya.

“Sampai saat ini, ALMA adalah satu-satunya fasilitas yang mampu menemukan air secara spasial dalam piringan pembentuk planet yang dingin,” kata Wouter Vlemmings, anggota tim peneliti dan profesor di Universitas Teknologi Chalmers.

Para astronom mungkin akan segera melihat piringan pembentuk planet ini dengan lebih detail. Sebab, ALMA akan didukung oleh Teleskop Sangat Besar/ Extremely Large Telescope (ELT) yang sedang dibangun di Chili. Sumber: Space.com

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

- angkasa berdenyut dalam kehendak -