Teleskop James Webb Deteksi Jejak Ekor Kucing Muncul di Luar Agkasa
ANTARIKSA -- Teleskop James Webb menangkap pemandangan yang sekilas tampak seperti ekor kucing di Beta Pictoris. Beta Pictoris merupakan sistem bintang terdekat dengan Bumi yang menakjubkan.
Pada tahun 1984, Beta Pictoris menjadi bintang pertama yang ditemukan dikelilingi oleh cakram debu dan puing-puing yang terang. Planet-planet baru sedang terbentuk di dalam cakram debu ini. Alhasil, penemuan BEta Pictoris mengkonfirmasi teori para ahli astronomi tentang bagaimana planet terbentuk.
Beta Pictoris terus membuat ilmuwan terpesona. Pada 10 Januari 2024, Badan Antariksa Amerika (NASA) mengatakan kekuatan ditingkatkan dari teleskop luar angkasa Webb telah mengungkapkan fitur yang tidak biasa dan tak terduga dari cakram debu Beta Pictoris.
Teleskop James Webb menangkap jejak debu sekitar 16 miliar km panjangnya yang berasal dari bintang dan terlihat seperti ekor kucing yang bergerak.
Isabel Rebollido dari Pusat Astrobiologi di Spanyol dan penulis utama studi ini menjelaskan mengapa sistem bintang yang misterius ini terus mempesona para ahli astronomi.
"Beta Pictoris adalah cakram debu yang memiliki segalanya. Sistem itu memiliki bintang yang sangat terang dan dekat yang dapat kita teliti dengan sangat baik, dan lingkungan bercakar kompleks dengan cakram multikomponen, eksokomet, dan dua planet ekstrasurya yang terfoto," ucap dia, dilansir dari Earth Sky.
Secara keseluruhan, para penulis makalah memperkirakan bahwa ekor kucing mengandung jumlah debu yang setara dengan sebuah asteroid sabuk utama besar. Sumber fitur ekor kucing itu kemungkinan berasal dari tabrakan yang terjadi baru-baru ini.
Para ilmuwan yang menemukan fitur kucing dari Beta Pictoris berpikir bahwa ini mungkin merupakan bukti dari tabrakan kawah yang terjadi di dalam cakram debu yang sangat aktif dari bintang tersebut. Ilmuwan berpikir bahwa itu terjadi relatif baru-baru ini, dalam 100 tahun terakhir atau lebih.
Marshall Perrin, salah satu penulis studi di Institut Sains Teleskop Angkasa di Baltimore, Maryland, menjelaskan bagaimana jejak debu mungkin terbentuk.
"Ada sesuatu yang terjadi – seperti tabrakan – dan banyak debu yang dihasilkan," ucap dia.
Pada awalnya, debu bergerak dalam arah orbital yang sama dengan sumbernya, tetapi kemudian juga mulai menyebar. Cahaya dari bintang mendorong partikel debu yang paling kecil dan paling lembut menjauh dari bintang dengan lebih cepat. Sementara itu, butiran yang lebih besar tidak bergerak sejauh itu sehingga menciptakan jejak debu yang panjang.
Kecepatan tinggi partikel di ekor membuat para peneliti percaya bahwa struktur ini terdiri dari material refraktif organik ringan. Material refraktif organik adalah bahan gelap dan berdebu yang ditemukan di permukaan komet dan asteroid yang mengorbit matahari.
Ekor kucing bersinar terang di inframerah
Mata adalah bagian dari kucing yang kita pikirkan sebagai bersinar, tetapi ekor kucing kosmik ini juga bersinar dalam spektrum inframerah. Para astronom menggunakan Kamera Inframerah Dekat (NIRCam) dan Instrumen Inframerah Menengah (MIRI) Webb untuk membuat penemuan ini.
Para peneliti sedang menyelidiki komposisi cakram debu utama dan sekunder Beta Pictoris yang sebelumnya terdeteksi. Christopher Stark, salah satu penulis studi di Pusat Penerbangan Antariksa NASA, mengatakan tim itu terkejut dengan apa yang mereka temukan.
"Kami tidak mengharapkan Webb akan mengungkapkan bahwa ada dua jenis material yang berbeda di sekitar Beta Pictoris, tetapi MIRI dengan jelas menunjukkan kepada kami bahwa material cakram sekunder dan ekor kucing lebih panas daripada cakram utama," kata dia.
Beta Pictoris adalah sistem yang aktif, sibuk, dan kacau
Selain itu, penyelidikan baru-baru ini terhadap Beta Pictoris juga menunjukkan bahwa cakram debu sekunder bintang ini memanjang ke arah yang berlawanan dari fitur ekor kucing.
Debu di ekor dan cakram sekunder berbagi suhu yang berbeda dari debu di cakram utama bintang. Akibatnya, wawasan ini membawa para peneliti untuk berspekulasi bahwa sebuah tabrakan tunggal mungkin bertanggung jawab atas kedua fitur tersebut.
Penelitian ini telah ditinjau di Astronomical Journal.