Sains

Atmosfer Mars Membengkak Hebat Saat Angin Matahari Berhenti Bertiup

Ilustrasi badai matahari yang menghantam Mars dan menghilangkan ion-ion dari lapisan atas atmosfer planet tersebut. Gambar: NASA/GSFC

ANTARIKSA -- Atmosfer Mars, yang dulunya setebal atmosfer Bumi, lambat laun hilang karena bocor ke luar angkasa. Setiap detik, sekitar 0,11 kilogram atmosfer Mars terdorong keluar angkasa oleh angin matahari.

Angin matahari merupakan aliran partikel bermuatan cepat yang terus menerus dihembuskan dari matahari. Angin matahari menerpa seisi tata surya, bahkan melampaui Pluto.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Namun secara mengejutkan, sebagian angin matahari terhenti dalam dua hari pada Desember 2022. Hilangnya angin tersebut secara dramatis, menyebabkan atmosfer di sisi Mars yang menghadap matahari membengkak hampir empat kali lipat dari biasanya.

Atmosfer Mars yang biasanya hanya 800 km meningkat menjadi lebih dari 3.000 km. Peristiwa aneh tersebut terekam oleh pengorbit NASA bernama MAVEN (Mars Atmospheric and Volatile Evolution). Pesawat antariksa itu telah mengamati atmosfer Mars dan responsnya terhadap perilaku matahari sejak tahun 2014.

Baca Juga: Curiosity NASA Temukan Senyawa Organik di Mars, Tanda Kehidupan?

Data MAVEN menunjukkan aspek lain dari sistem Mars, termasuk magnetosfer berbentuk tetesan air mata, guncangan busur, dan ionosfer yang meluas dengan cara yang sama. “Ini benar-benar berada di luar perkiraan kami. Ini adalah sesuatu yang belum pernah kami lihat di Mars sebelumnya," kata Jasper Halekas, profesor fisika dan astronomi di Universitas Iowa dan anggota tim MAVEN pada Senin, 11 Desember 2023.

Temuan yang tidak biasa itu pertama dalam hampir satu dekade MAVEN mengorbit Mars. Hal itu terjadi setelah wilayah angin matahari yang bergerak cepat mengambil alih wilayah angin matahari yang lebih lambat sehingga meninggalkan wilayah yang agak kosong.

Badai kosong tersebut mencapai Mars pada 25 Desember 2022, memberikan waktu bagi para ilmuwan menyaksikan bagaimana atmosfer Mars tumbuh seperti seharusnya. Itu juga menunjukkan kemungkinan pertumbuhan atmosfer yang bagus jika Mars mengelilingi bintang yang tidak terlalu berangin.

“Alam telah menyiapkan eksperimen sains yang sempurna ini,” kata Halekas. 

Dengan data MAVEN tentang dinamika tak terduga di Mars, Halekas dan rekan-rekannya mempelajari bagaimana peristiwa matahari yang ekstrem memengaruhi atmosfer planet. Begitu juga sebaliknya, ketika badai matahari tidak menerpa Mars.

Baca Juga: Tak Kalah dengan Bumi, Sejumlah Lokasi Wisata di Mars Bisa Membuatmu Melayang

“Kita bisa melihat apa yang sedang terjadi dalam fisika, bagaimana dinamika bekerja dan benar-benar memahami detailnya,” kata anggota tim MAVEN, Skylar Shaver dari Laboratorium Fisika Atmosfer dan Luar Angkasa di Boulder.

Dua hari setelah badai matahari yang hampir kosong melewati Mars, atmosfer di sekitar Planet Merah kembali ke keadaan semula. Badai serupa pernah melanda Bumi pada tahun 1999, ketika atmosfer planet kita bertambah lima kali lipat dari ukuran normalnya. 

Shannon Curry, peneliti utama misi MAVEN menduga peristiwa seperti itu biasa terjadi pada awal evolusi Mars 3 hingga 4 miliar tahun lalu. Saat itu, matahari lebih membara dibandingkan sekarang sehingga bisa menimbulkan badai sepekan sekali. 

Peristiwa ekstrem seperti itu kemungkinan besar bertanggung jawab atas kekeringan di Planet Merah. Menurut para ilmuwan, Mars dulu pernah menampung air cair sehingga ramah terhadap kehidupan. 

"Ekstrapolasi data MAVEN terbaru bisa menjelaskan seberapa besar atmosfernya terkikis dan seberapa cepat planet ini mengering," kata Curry.

Baca Juga: Musim Semi Tiba di Mars dan Bukit Pasir pun Mencair

Menurut Curry, kejadian seperti itu juga berpotensi terjadi dalam dua tahun ke depan seiring puncak aktivitas matahari atau solar maksimum. Sumber: Space.com

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

- angkasa berdenyut dalam kehendak -