Sains

Di Matahari Ternyata Bisa Terjadi Aurora, Ini Bedanya dengan Aurora di Bumi

 

Aurora Borealis (Pixabay)

ANTARIKSA -- Untuk pertama kalinya, para ilmuwan melihat pemandangan aurora di matahari. Para ilmuwan telah melihat tampilan gelombang radio berderak "mirip aurora" yang menakjubkan di atas permukaan matahari yang sangat mirip dengan Aurora Borealis di belahan Bumi utara.

Pertunjukan cahaya matahari terjadi kira-kira 40.000 kilometer di atas bintik matahari. Bintik matahari adalah bidang gelap yang melengkung secara magnetis di permukaan matahari. Para astronom di Bumi mendeteksi semburan gelombang radio selama seminggu.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Para ilmuwan telah mendeteksi sinyal radio mirip aurora dari bintang-bintang jauh di masa lalu. Namun ini adalah pertama kalinya mereka melihat sinyal semacam ini dari matahari. Temuan ini dipublikasikan pada 13 November di jurnal Nature Astronomy.

“Ini sangat berbeda dengan ledakan radio matahari yang bersifat sementara yang biasanya berlangsung beberapa menit atau jam,” kata penulis utama Sijie Yu, astronom di Institut Teknologi New Jersey, dalam sebuah pernyataan, dilansir dari Live Science.

“Ini adalah penemuan menarik yang berpotensi mengubah pemahaman kita tentang proses magnetik bintang.”

Di Bumi, aurora adalah hasil dari puing-puing energik matahari yang melintasi atmosfer dekat kutub. Di Bumi, aurora disebabkan oleh interaksi antara partikel matahari dan atmosfer planet Bumi. Hal ini menyebabkan molekul melepaskan energi dalam bentuk cahaya, menghasilkan warna-warna yang bisa kita lihat.

Puing-puing matahari biasanya terlempar menjauh dari matahari ketika medan magnet di sekitar bintik matahari menjadi kusut sebelum tiba-tiba putus. Pelepasan energi yang dihasilkan memicu semburan radiasi yang disebut jilatan api matahari dan pancaran ledakan material surya yang disebut lontaran massa koronal (CME).

Dengan mengarahkan teleskop radio ke bintik matahari di permukaan matahari, para peneliti mendeteksi emisi mirip aurora di atasnya. Ilmuwan meyakini emisi mirip aurora ini merupakan hasil dari percepatan elektron dari jilatan api matahari di sepanjang garis medan magnet kuat bintik matahari tersebut.

“Namun, tidak seperti aurora di Bumi, emisi aurora bintik matahari ini terjadi pada frekuensi mulai dari ratusan ribu kHz (kilohertz) hingga sekitar 1 juta kHz. Ini sebagai akibat langsung dari medan magnet bintik matahari yang ribuan kali lebih kuat daripada medan magnet bumi,” kata Yu.

Sebagai perbandingan, aurora pada umumnya di Bumi memancarkan cahaya pada frekuensi antara 100 hingga 500 kHz.

Para peneliti mengatakan penemuan mereka telah membuka cara baru untuk mempelajari aktivitas matahari. Kini, para ilmuwan meneliti data arsip untuk menemukan bukti tersembunyi dari aurora matahari di masa lalu.

Berita Terkait

Image

Bersiaplah! Puncak Siklus Matahari 25 Siap Hadirkan Aurora Luar Biasa Hingga Tahun Depan

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

the alchemist