Kawin dan Melahirkan di Luar Angkasa, Begini Hasil Penelitian Jepang
ANTARIKSA -- Jepang memang di luar dugaan. Kini mereka menguji apakah manusia bisa beranak pinak dalam kondisi gayaberat mikro di luar angkasa. Untuk mengujinya, para ilmuwan Jepang menanam embrio tikus di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).
Secara mengejutkan, penelitian pertama itu menunjukan hasil yang menggembirakan; mbrio berkembang secara normal dalam gaya berat mikro. "Menunjukkan adanya kemungkinan bagi manusia untuk bereproduksi di luar angkasa," kata
Profesor Pusat Bioteknologi Lanjutan Universitas Yamanashi, Teruhiko Wakayama yang terlibat dalam penelitian tersebut pada akhir Oktober 2023, lalu.
Teruhiko Wakayama dan para ilmuwan dari Badan Antariksa Jepang (JAXA), mengirimkan embrio tikus beku ke ISS pada Agustus 2021. Mereka kemudian mencairkan embrio tahap awal menggunakan perangkat yang dirancang khusus dan menumbuhkannya selama empat hari.
“Embrio yang dikultur dalam kondisi gayaberat mikro berkembang secara normal menjadi blastokista, sel yang berkembang menjadi janin dan plasenta," kata para ilmuwan Jepang.
Baca Juga: Ilmuwan Kembali Menemukan 8 Bumi Super, Termasuk Potensi Kehidupan
Menurut mereka, eksperimen tersebut dengan jelas menunjukkan bahwa gravitasi tidak mempunyai pengaruh yang signifikan bagi reproduksi mamalia, khususnya manusia. Penelitian itu telah dipublikasikan secara online di jurnal ilmiah iScience.
Para peneliti juga mengatakan, mereka telah menganalisis blastokista tersebut setelah dibawa kembali ke laboratorium di Bumi. Hasilnya, tidak ada perubahan signifikan pada kondisi DNA dan gen.
"Ini adalah studi pertama yang menunjukkan mamalia mungkin dapat berkembang biak di luar angkasa,” kata Universitas Yamanashi dan lembaga penelitian nasional Riken dalam pernyataan bersamanya.
Penelitian itu adalah eksperimen pertama yang membiakkan embrio mamalia tahap awal di bawah gaya berat mikro ISS. Para peneliti menekankan, penting untuk melakukan transplantasi blastokista yang dikultur dalam gaya berat mikro ISS pada tikus langsung. "Hal itu untuk melihat apakah tikus dapat melahirkan, dan memastikan bahwa blastokista tersebut normal," kata para peneliti.
Baca Juga: Ilmuwan Cina Temukan Rahasia Baru Bertahan Hidup di Permukaan Bulan
Penelitian semacam itu mungkin penting mengingat rencana misi eksplorasi dan kolonisasi ruang angkasa di masa depan. Di bawah program Artemis, NASA berencana mengirim manusia kembali ke bulan. Para astronot akan belajar bagaimana tinggal di sana dalam jangka panjang guna mempersiapkan perjalanan ke Mars.
Sementara Cina dan mitranya Rusia, juga memiliki misi yang sama ke bulan dalam dekade ini. Ekplorasi ruang angkasa akan melibatkan permukiman manusia di bulan. Sumber: phys.org