Ilmuwan Kembali Menemukan 8 Bumi Super, Termasuk Potensi Kehidupan
ANTARIKSA -- Pesawat ruang angkasa Kepler milik NASA telah menemukan sebagian besar exoplanet yang diketahui saat ini. Kini, penerus Kepler, Transiting Exoplanet Survey Satellite
(TESS), mengejar ketertinggalan dengan teknologi yang lebih mumpuni.
Dilansir Universe Today, Sabtu, 4 November 2023, penelitian baru mengumumkan TESS telah menemukan validasi delapan planet. Semuanya adalah Bumi Super. Selanjutnya, peneliti akan mengonfirmasinya, termasuk tanda kehidupan yang ditemukan, menggunakan Teleskop James Webb NASA.
Untuk diketahui, Bumi Super lebih masif dari Bumi namun lebih ringan dari raksasa es seperti Neptunus dan Uranus. Ia juga bisa terbentuk dari gas, batu, atau kombinasi keduanya.
Misi perburuan planet TESS memiliki tujuan yang lebih baik dibandingkan Kepler. TESS secara khusus dibangun untuk mendeteksi eksoplanet yang transit di depan bintang terang di lokasi layak huni seperti Bumi (jarak matahari dan bintang).
Baca Juga: 10 Planet Kembaran Bumi Ditemukan, Begini Penampakannya
Ditemukan sekitar 400 eksoplanet yang telah dikonfirmasi, namun masih ada daftar sekitar 6.000 eksoplanet yang menunggu konfirmasi. Hanya ada dua cara untuk memastikan semua exoplanet tersebut: observasi lebih lanjut dan metode statistik.
Ribuan kandidat eksoplanet itu bersembunyi di dalam data TESS, menunggu ilmuwan pintar memvalidasinya. Pengamatan lebih lanjut bisa membantu mengungkapnya.
Proyek The Validation of Transiting Exoplanets using Statistical Tools (VaTEST) menggunakan alat statistik dan pembelajaran mesin untuk menyisir semua data TESS, mencari exoplanet yang sulit dipahami. Dalam proyek VaTEST, para ilmuwan tidak hanya mampu memastikan planet, tetapi juga menghindari positif palsu.
Mereka juga mampu mengkarakterisasi atmosfer planet ekstrasurya yang cocok untuk dipelajari lebih lanjut. Sebuah tim ilmuwan mempresentasikan hasil kerja proyek tersebut dalam makalah berjudul 'VaTEST III: Validasi 8 Potensi Bumi Super dari Data TESS'.
Makalah mereka sedang ditinjau di Publications of the Astronomical Society of Australia dan saat ini dalam tahap pra-cetak. Penulis utamanya adalah Priyashkumar Mistry, seorang mahasiswa PhD di Universitas New South Wales, Australia.
Baca Juga: TRAPPIST-1, Tata Surya Lain dengan 7 Planet Kembaran Bumi
Positif palsu adalah masalah yang terus terjadi dalam ilmu pengetahuan tentang planet ekstrasurya. TESS mencari penurunan kecil cahaya di sekitar bintang jauh yang diduga disebabkan oleh planet yang melintas. Satu titik saja tidak cukup. Ilmuwan memerlukan beberapa kali, dan harus ada ritmenya.
Namun ada hal lain yang bisa memberikan kesan salah tentang planet yang sedang transit, misalnya gerhana bintang biner. Bahkan variabilitas alami suatu bintang pun dapat mengaburkan tandanya.
Jadi, TESS telah mengumpulkan sejumlah besar data yang harus diselesaikan, memilah sinyal positif palsu dari sinyal nyata, dan itulah yang dilakukan VaTEST. Dalam makalah ini, tim telah memvalidasi delapan bumi super.
“Kami telah memvalidasi delapan potensi Bumi super menggunakan kombinasi data teleskop berbasis darat, pencitraan resolusi tinggi, dan alat validasi statistik yang dikenal sebagai TRICERATOPS,” tulis para penulis.
Berikut adalah tabel nama planet Bumi Super beserta perbandingannya dengan massa dan jari-jari bumi:
Mereka tidak hanya menemukan tambahan delapan Bumi super, namun juga mengidentifikasi enam di antaranya yang merupakan kandidat untuk studi lanjutan. “Di antara semua planet yang tervalidasi ini, enam di antaranya termasuk dalam wilayah yang dikenal sebagai 'planet kunci', yang menjadikannya sangat menarik dipelajari,” mereka menjelaskan.
Planet kunci adalah gagasan yang berakar pada biologi. Dalam biologi, spesies kunci adalah spesies yang menentukan keseluruhan ekosistem. Contoh yang bagus adalah karang di terumbu karang. Terumbu karang adalah ekosistem berbeda yang ditopang oleh karang.
Dalam ilmu eksoplanet, planet kunci adalah planet yang membantu menjelaskan populasi eksoplanet secara keseluruhan. Secara khusus, hal itu bisa menjelaskan kesenjangan radius yang dilihat pada populasi planet ekstrasurya.
Baca Juga: China Kini Terlibat Perburuan Kembaran Bumi, Metodenya Berbeda dengan NASA
Dari delapan planet itu, jarang yang berukuran antara 1,5 dan 2 jari-jari Bumi. Ini mungkin disebabkan oleh hilangnya massa fotoevaporasi. Radiasi bintang yang kuat, khususnya sinar-X dan emisi UV (XUV), bisa mengikis atmosfer planet seiring berjalannya waktu.
“Patut dicatat bahwa kisaran ukuran planet-planet yang diselidiki di sini tidak ada di tata surya kita, sehingga penelitian ini penting untuk mendapatkan wawasan tentang tahap evolusi planet ukuran antara Bumi dan Neptunus,” jelas para penulis.
Menemukan Potensi Kehidupan
Tim tersebut berencana menggunakan James Webb Space Telescope (JWST) untuk penelitian selanjutnya. Mereka telah melakukan simulasi atmosfer pada delapan Bumi super itu dan apa yang kemungkinan akan dilihat JWST saat memeriksa atmosfernya.
Hasilnya menarik, menunjukkan tanda-tanda adanya karbon dioksida, air, dan yang paling menarik adalah metana. Metana bisa menjadi tanda biologis, meski ada banyak ketidakpastian. Menemukannya di atmosfer planet ekstrasurya mana pun akan membantu para ilmuwan memahami keberadaannya secara lebih lengkap, baik itu tanda biologis yang sebenarnya atau bukan.
“Namun, pengamatan nyata terhadap planet-planet yang divalidasi menggunakan JWST diperlukan untuk mengonfirmasi analisis spektrum transmisi kami,” makalah tersebut menyimpulkan. Sumber: Universe Today