Astronom Temukan Benua Tertua di Bima Sakti, Isu Alien Cerdas Mencuat
ANTARIKSA -- Bumi diduga bukan satu-satunya pemilik benua dan konsekuensinya; kehidupan, di galaksi Bima Sakti. Menurut penelitian baru, benua tertua berpotensi telah muncul 5 miliar tahun sebelum bumi. Artinya, ada banyak dunia di Bima Sakti yang menampung kehidupan alien yang lebih maju dari kita.
Hipotesisnya berasal dari pendapat umum para ahli astrobiologi, bahwa sebuah planet perlu memiliki ciri-ciri tertentu untuk mendukung kehidupan. Di antaranya, oksigen di atmosfernya yang melindungi organisme dari radiasi berbahaya, dan air cair sebagai permulaan kehidupan.
Meskipun kehidupan tidak sepenuhnya memerlukan daratan yang luas, sejarah bumi menunjukkan bahwa daratan penting agar kehidupan bisa berkembang dan bertahan dalam jangka waktu lama. Jadi, jika sebuah planet ekstrasurya memiliki benua sebelum Bumi, maka kemungkinan ada kehidupan yang lebih tua dan lebih maju di dunia tersebut.
Hipotesis itu mengarahkan Jane Greaves, astronom Universitas Cardiff di Inggris untuk menjawab pertanyaan penting; Kapan benua pertama kali muncul di sebuah planet di galaksi kita? Melalui penelitiannya, Greaves menemukan benua dan kehidupan mungkin telah muncul 4 - 5 miliar tahun sebelum Bumi di dua planet ekstrasurya.
Baca Juga: Astronom Temukan 'Kembaran Bumi' di Saat Awal Semesta Mulai Terbentuk
"Jika kehidupan di planet lain memiliki permulaan 5 miliar tahun, maka ia berpotensi menampung kehidupan yang lebih berevolusi daripada kita," tulis Greaves dalam hasil penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Research Notes of the American Astronomical Society edisi September 2023.
Begini ceritanya. Benua terbentuk akibat lempeng tektonik, yaitu pergerakan lempeng batuan yang mengapung di atas lelehan bagian dalam suatu planet. Panas dari inti planet mencegah magma mengeras dan menghentikan pergerakan benua. Panas tersebut berasal dari unsur-unsur radioaktif seperti uranium-238, thorium-232, dan potasium-40 di inti planet, yang terus mengeluarkan energi.
Sebagian besar unsur radioaktif tersebut berasal dari peristiwa bencana kosmik, seperti ledakan supernova dan tabrakan antara bintang raksasa yang mati atau bintang neutron. Jejak unsur-unsur tersebut bisa dideteksi dalam panjang gelombang cahaya yang dipancarkan bintang.
Dalam penelitian barunya, Greaves menggunakan tingkat uranium-238 dan potasium yang ada di bintang-bintang terdekat, ditambah usia bintang yang diukur oleh satelit Gaia Badan Antariksa Eropa (ESA). Dengan unsur tersebut, Greaves memperkirakan kapan sebuah planet berbatu di sekitar masing-masing bintang itu cukup panas untuk munculnya lempeng tektonik.
Dia menemukan, benua pertama harusnya terbentuk di sekitar bintang mirip matahari pada 2 miliar tahun sebelum lempeng tektonik bumi muncul. Benua tertua dari bintang terdekat berada di sekitar bintang HD 4614, yang berjarak 20 tahun cahaya dari Bumi.
Baca Juga: TRAPPIST-1, Tata Surya Lain dengan 7 Planet Kembaran Bumi
Namun ada dua bintang yang menarik perhatian, yaitu HD 76932 dan HD 201891 yang sedikit lebih kecil dari matahari kita. Mereka masing-masing terletak 70 hingga 110 tahun cahaya dari kita di wilayah cakram tebal.
Planet dari dua bintang tersebut bisa membentuk benua hingga 5 miliar tahun lebih awal dari Bumi. Berdasarkan sampel dari 29 bintang dan teori tentang planet layak huni yang berlaku saat ini, Greaves menyimpulkan ada dua sistem dalam sampel tersebut yang memiliki biosfer lebih maju daripada di Bumi.
Teleskop Tingkat Lanjut NASA Bisa Mengonfirmasinya
Menentukan planet yang berpotensi menarik dan layak huni, seperti yang diidentifikasi Greaves, merupakan persiapan penting bagi Observatorium Habitable Worlds (Teleskop pemburu dunia layak huni) yang sedang dibangun NASA. Teleskop itu akan digunakan para astronom mengamati planet mirip Bumi dan tanda-tanda kehidupan pada tahun 2040an.
Baca Juga: 10 Planet Kembaran Bumi Ditemukan, Begini Penampakannya
Greaves berharap penelitian ke depan akan menganalisis lebih banyak bintang untuk menentukan mereka memiliki planet dengan lempeng tektonik atau tidak. "Lempeng tektonik bisa membantu mengungkap sistem yang lebih tua di mana kehidupan bisa ada sebelum kehidupan di Bumi," kata Greaves. Sumber: Live Science