Pertama Kali, Atom Oksigen Terdeteksi di Siang Hari Planet Venus
ANTARIKSA -- Untuk pertama kalinya, astronom yang mengamati atmosfer Venus berhasil mendeteksi tanda-tanda adanya atom oksigen di siang hari di planet itu. Oksigen ditemukan di atas awan beracun Planet tersebut.
Sebelumnya, atom oksigen juga telah terdeteksi langsung di sisi malam Venus. Deteksi atom oksigen di siang hari berarti ilmuwan memiliki wawasan baru mengenai dinamika atmosfer Venus, dan pola sirkulasi di dalamnya.
Tim ilmuwan yang melakukan penelitian ini dipimpin oleh fisikawan Heinz-Wilhelm Hübers dari German Aerospace Center (DLR). Hübers dan timnya mempelajari data yang dikumpulkan oleh Stratospheric Observatory for Infrared Astronomy (SOFIA) yang terbang tinggi di atmosfer bumi, dalam rentang panjang gelombang terahertz yang mencakup gelombang mikro dan inframerah jauh.
Dalam tiga kesempatan terpisah, pesawat tersebut terbang dan mengumpulkan data di 17 lokasi di Venus, tujuh di siang hari, sembilan di malam hari, dan satu di terminator (masa peralihan antara siang dan malam).
Di 17 lokasi, tim mendeteksi oksigen atom, yang konsentrasinya mencapai puncaknya pada ketinggian sekitar 100 kilometer. Hal ini sesuai dengan ketinggian yang berada tepat di antara dua pola sirkulasi atmosfer dominan di Venus.
Ada dua pola sirkulasi atmosfer di Venus. Pertama, aliran super-rotasi yang kuat di bawah 70 kilometer yang berputar berlawanan dengan putaran planet. Kedua, aliran subsolar-ke-antisolar di atmosfer bagian atas di atas 120 kilometer.
Menurut para peneliti, atom oksigen mewakili sumber daya yang sampai saat ini belum dimanfaatkan untuk menyelidiki zona transisi atmosfer di Venus.
“Pengamatan di masa depan, terutama di dekat titik antisolar dan subsolar, tetapi juga di semua sudut puncak matahari, akan memberikan gambaran yang lebih rinci tentang wilayah aneh ini dan mendukung misi luar angkasa ke Venus di masa depan,” tulis para peneliti.
Perbedaan oksigen di Bumi dan Venus
Dalam banyak hal, planet Venus mirip dengan Bumi. Massa dan komposisinya mirip Bumi. Namun, jika Bumi subur, hijau, basah, dan dipenuhi kehidupan, Venus adalah lubang kematian.
Venus diselimuti awan tebal dan menyesakkan. Sebagian besar planet Venus terdiri dari karbon dioksida sehingga menciptakan lingkungan rumah kaca yang menyebabkan suhu permukaan rata-rata sekitar 464 derajat Celsius.
Awan tersebut menyebabkan hujan asam di Venus. Selain itu, seluruh atmosfer berputar mengelilingi planet Venus dengan kecepatan yang luar biasa.
Angin jauh di bawah puncak awan Venus dapat bertiup dengan kecepatan sekitar 700 kilometer per jam. Di Bumi, kecepatan angin tertinggi yang pernah tercatat adalah hembusan angin topan dengan kecepatan 407 kilometer per jam.
Memahami atmosfer Venus dapat membantu ilmuwan memahami perbedaan antara Venus dan Bumi. Salah satu caranya adalah dengan meneliti oksigen.
Oksigen atom tidak seperti oksigen yang biasa kita hirup. Oksigen yang kita hidup adalah molekul oksigen atau O2 yang terdiri dari dua atom oksigen yang terikat bersama.
Di Venus, oksigen atom merupakan atom oksigen tunggal, dan cenderung tidak bertahan lama. Atom oksigen sangat reaktif dan mudah berikatan dengan atom lain. Di Bumi, oksigen berlimpah di dataran tinggi, yang terbentuk melalui fotodisosiasi molekul oksigen. Pada dasarnya, foton matahari memecah O2 di atmosfer.
Proses serupa diperkirakan terjadi di Venus. Atmosfer Venus sebagian besar terdiri dari karbon dioksida. Ketika cahaya dari Matahari mengenai CO2 ini, fotodisosiasi membagi molekul menjadi atom oksigen dan karbon monoksida. Karbon monoksida juga mengalami fotodisosiasi.
Ketika atom-atom ini bergerak menuju sisi malam Venus, atom-atom ini bergabung kembali menjadi karbon dioksida, sebuah proses yang menyebabkan sisi malam planet tersebut bersinar.
Penelitian ini telah dipublikasikan di Nature Communications.