Sains

Fatamorgana Itu Nyata, Bagaimana Cara Kerjanya?

Ketika lapisan udara dengan suhu berbeda menyebabkan sinar cahaya membelok, terjadilah fatamorgana dan langit biru tampak seperti genangan air. Gambar: Shutterstock

ANTARIKSA -- Fatamorgana mempunyai reputasi sebagai penipu. Contoh klasiknya adalah genangan air di atas jalan aspal yang panas atau oasis di gurun pasir. Atau ada pemandangan gunung es yang terhalang yang mungkin membingungkan kapten Titanic. Kapal hantu legendaris, Flying Dutchman, juga merupakan sebuah fatamorgana. 

Tapi apa itu fatamorgana? Dan apakah gambaran-gambaran yang menari-nari di jalan yang panas, hamparan gurun pasir, dan permukaan laut itu benar-benar hanya khayalan belaka, atau justru gambaran benda nyata?

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Jawabannya terletak pada cara mata menafsirkan cahaya lentur yang menghasilkan gambar-gambar tersebut. “Ini bukan ilusi optik,” kata Anthony Young, astronom di San Diego State University kepada Live Science.

Menurut Young, banyak orang yang salah paham mengenai fatamorgana. Fatamorgana adalah gambaran benda nyata, bahkan dapat difoto, namun sering kali merupakan gambar yang terdistorsi, dan mudah disalahartikan. 

Baca Juga: Ilmuwan Ini Jelaskan Bagaimana NASA Membunuh Alien di Mars 50 Tahun Lalu

"Orang yang melihat tidak akan tahu apa itu sehingga mereka salah mengartikannya sebagai sesuatu yang familier,” kata Young. 

Misalnya, di gurun pasir, fatamorgana yang memantulkan langit sering disalahartikan sebagai genangan air.
Bahkan, jika kita salah menafsirkan fatamorgana, pertanyaannya tetap ada, bagaimana gambar benda nyata bisa sampai di tempat yang salah?

Jawaban singkatnya adalah pembiasan, pembelokan sinar cahaya saat merambat melalui material yang berbeda. Fatamorgana terjadi ketika gelombang cahaya merambat melalui udara dengan kepadatan berbeda.

"Ketika cahaya merambat melalui bahan yang sama, biasanya ia bergerak dalam garis lurus,” kata Xin Tong, seorang mahasiswa doktoral dalam bidang pencitraan optik di Caltech. Namun, ketika cahaya bertemu dengan bahan yang berbeda, cahaya akan membelok ke arah kepadatan yang lebih tinggi.

Kerapatan udara bergantung pada suhu. Jadi, ketika cahaya merambat melalui udara pada suhu berbeda, cahaya dibelokkan ke arah udara yang lebih dingin, yang lebih padat. Hal tersebut menciptakan dua jenis fatamorgana. 

Baca Juga: Bagaimana Emas Bisa Ada di Bumi? Dari Mana Asalnya?

Pertama, superior mirage atau
fatamorgana yang luar biasa, adalah apa yang Anda lihat di musim semi dan musim panas ketika suhu laut jauh lebih dingin dibandingkan udara panas di musim panas. Hal itulah yang diduga oleh para sejarawan terjadi di atas air yang membeku pada malam tenggelamnya kapal ikonik, Titanic. 

Dalam kedua kasus tersebut, udara yang paling dekat dengan air lebih dingin daripada udara di atasnya. Udara menjadi lebih hangat saat Anda menjauh dari permukaan laut. Hal ini menciptakan gradien suhu dan kepadatan, menyebabkan cahaya yang dipantulkan oleh suatu benda, seperti kapal, gunung es, atau pulau di dekatnya membelok.

Fatamorgana terjadi karena pembelokan cahaya saat adanya udara dingin atau udara panas, sehingga mengubah kepadatan lapisan udara. Gambar: Shutterstock

Cahaya yang membelok ke arah udara yang lebih dingin di permukaan laut menciptakan fatamorgana. "Hal ini menyebabkan objek tampak lebih tinggi dari yang sebenarnya," kata Tong. 

Itu karena mata Anda mengharapkan cahaya merambat dalam garis lurus, sehingga mata menafsirkan objek berada di tempat yang berbeda karena cahaya yang dibelokkan. Ketika fatamorgana luar biasa ini sangat jelas dan berubah-ubah, yang dapat terjadi di lautan terbuka, fatamorgana ini juga dikenal dengan nama Italia 'Morgan sang Peri'. Flying Dutchman diduga merupakan fata morgana.

Jenis fatamorgana lainnya, inferior mirage atau fatamorgana inferior, terjadi di gurun atau di trotoar yang panas ketika permukaan dan udara di sekitarnya lebih hangat dibandingkan udara di atasnya. Untuk melihat fatamorgana ini, Anda harus berada di atas lapisan udara terhangat. 

Cahaya yang datang dari atas dibelokkan ke atas menuju udara yang lebih dingin. "Sekali lagi, karena mata mengantisipasi bahwa cahaya akan bergerak dalam garis lurus, maka mata menafsirkan gambar itu lebih rendah dan terbalik," kata Tong. Beginilah gambaran langit bisa tampak seperti permukaan air di dasar gurun.

Dalam kedua kasus tersebut, melihat fatamorgana sangat bergantung pada posisi dan sudut pandang penerimaan. "Perubahan kecil pada posisi dapat menyebabkan hilangnya fenomena optik," kata Tong.

Fatamorgana inferior lebih mudah ditemukan jika Anda tahu di mana mencarinya. Tapi fatamorgana yang lebih spektakuler bisa jadi rumit. “Mirage superior hanya terlihat kadang-kadang dalam jarak beberapa sentimeter,” kata Young. Dan waktu kemunculannya sangat singkat, hanya 10 hingga 15 menit. "Tapi mereka indah untuk dilihat ketika Anda bisa menemukannya." Sumber: Live Science

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

- angkasa berdenyut dalam kehendak -