Bagaimana Emas Bisa Ada di Bumi? Dari Mana Asalnya?
ANTARIKSA -- Banyak logam-logam berharga yang ada di dunia. Sebut saja emas, perak, dan platina. Logam-logam ini terkubur di dalam tanah. Untuk mendapatkan dalam jumlah besar harus dilakukan dengan menambang. Namun, bagaimana logam-logam ini terbentuk dan bisa berada di dalam tanah?
Menurut salah satu teori astronomi yang umum dipercaya, logam-logam ini berasal dari ledakan jauh di luar angkasa. Ledakan itu disebut kilonova.
Dilansir dari SlashGear, kilonova adalah jenis ledakan yang lebih kecil dari supernova, namun skalanya masih epik. Kilonova terjadi ketika dua bintang neutron, atau bintang neutron dan lubang hitam bertabrakan.
Bintang neutron mirip dengan lubang hitam karena merupakan inti bintang mati yang sangat padat. Namun, bintang neutron tidak sepadat lubang hitam.
Ketika dua lubang hitam bertabrakan dapat menciptakan ledakan yang sangat kuat. Ledakan itu membuat riak dalam ruang-waktu yang disebut gelombang gravitasi dan dapat mengirimkan ledakan cahaya yang sangat besar.
Sementara itu, saat terjadi ledakan antara bintang neutron yang kurang padat dan lubang hitam, ledakan yang dihasilkannya disebut kilonova. Ledakan ini mengeluarkan semburan sinar gamma dan memancarkan cahaya serta bentuk radiasi elektromagnetik lainnya.
Kecerahan kilonova adalah antara 1 persen hingga 10 persen dari supernova. Kilonova bukanlah peristiwa paling terang di langit, namun kilonova masih cukup terang untuk dilihat dari jarak jauh.
Para astronom tertarik mempelajarinya untuk mempelajari bagaimana benda padat bergabung dan apa efek dari tabrakan masif tersebut.
Bagaimana kilonova menghasilkan emas?
Kekuatan ledakan kilonova menciptakan unsur-unsur berat karena proses yang disebut penangkapan neutron. Ini adalah sejenis reaksi nuklir di mana nukleus menyedot neutron di dekatnya dan kemudian mengeluarkan sinar gamma.
Peristiwa ini membutuhkan kondisi ekstrem, seperti yang ditemukan di kilonova, yang membentuk unsur berat dan kemudian meledakkannya ke luar. Kilonova mengirimkan unsur-unsur yang melaju kencang ke luar angkasa, di mana unsur tersebut dapat digabungkan bersama dengan awan debu dan gas untuk membentuk bahan penyusun planet baru.
Pada tahun 2019, para peneliti mengidentifikasi peristiwa spesifik yang mereka yakini memunculkan unsur-unsur berat seperti emas, platinum, dan uranium di Bumi.
Dua bintang neutron bertabrakan pada 4,6 miliar tahun yang lalu di suatu tempat bagian galaksi Bima Sakti yang dekat dengan tempat terbentuknya tata surya kita, pada jarak sekitar 1.000 tahun cahaya. Bumi sendiri terbentuk sekitar 100 juta tahun kemudian, menggabungkan unsur-unsur berat yang dikirim ke luar angkasa oleh tabrakan ini.
Unsur-unsur ini terus ada di Bumi hingga saat ini, membentuk sekitar 0,3 persen dari unsur terberat yang ditemukan di Bumi.
"Ini berarti bahwa dalam diri kita masing-masing, kita akan menemukan unsur-unsur ini, sebagian besar dalam bentuk yodium, yang penting bagi kehidupan," kata penulis utama penelitian, Imre Bartos dari Universitas Columbia, dalam penelitian yang diterbitkan di Nature.
Beberapa peneliti bahkan percaya bahwa semua emas dan platinum yang ditemukan di Bumi diciptakan oleh kilonova, meski ini lebih sulit dibuktikan.