Teknologi

Misi LISA: Teleskop NASA yang akan Membongkar Misteri Lubang Hitam di Alam Semesta!

Lubang hitam Sumber:pixabay

ANTARIKSA -- Badan Antariksa Amerika (NASA) baru saja mengungkap prototipe teleskop inovatif yang dirancang khusus untuk misi luar angkasa dalam mendeteksi gelombang gravitasi. Proyek ini merupakan bagian dari misi Laser Interferometer Space Antenna (LISA), kolaborasi besar antara European Space Agency (ESA) dan NASA.

Misi ini akan melibatkan tiga pesawat luar angkasa yang ditempatkan dalam formasi segitiga, dengan jarak hampir 2,57 juta kilometer di setiap sisi. LISA yang dirancang NASA bersama ESA untuk mendeteksi gelombang gravitasi dari peristiwa besar, seperti tabrakan lubang hitam di alam semesta.

Misi ini akan menggunakan tiga pesawat luar angkasa yang membentuk formasi segitiga, dengan jarak jutaan kilometer untuk menangkap perubahan kecil yang dihasilkan oleh gelombang gravitasi.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Deteksi gelombang gravitasi oleh LISA diharapkan dapat membuka wawasan baru tentang lubang hitam supermasif yang hingga kini masih menyimpan banyak misteri. Teknologi laser inframerah yang digunakan LISA akan membantu mengukur pergeseran jarak antar pesawat luar angkasa, memungkinkan pendeteksian fenomena kosmik yang sulit dijangkau oleh teleskop berbasis darat.

Peluncuran misi LISA dijadwalkan untuk pertengahan 2030-an, dan diharapkan mampu mengungkap lebih banyak informasi tentang asal-usul alam semesta, termasuk rahasia di balik pembentukan lubang hitam.

Misteri Gelombang Gravitasi yang Diusulkan Einstein

Gelombang gravitasi, konsep yang pertama kali diusulkan Albert Einstein pada tahun 1916, adalah distorsi halus dalam ruang-waktu yang dihasilkan oleh peristiwa kosmik besar, seperti tabrakan lubang hitam. Gelombang ini membawa informasi penting tentang kejadian tersebut dan membuka jendela unik untuk memahami fenomena paling energik di alam semesta.

Hingga saat ini, detektor berbasis darat seperti LIGO (Laser Interferometer Gravitational-Wave Observatory) digunakan untuk menangkap gelombang gravitasi, tetapi detektor ini memiliki keterbatasan akibat gangguan dari lingkungan Bumi.

Pendekatan Revolusioner Misi LISA

Misi LISA membawa pendekatan baru dengan menempatkan tiga pesawat luar angkasa dalam formasi segitiga raksasa yang terpisah jutaan kilometer. LISA menggunakan laser inframerah untuk mengukur perubahan jarak di antara pesawat luar angkasa tersebut dengan sangat presisi.

Ketika gelombang gravitasi melewati formasi ini, perubahan kecil pada jarak tersebut akan terdeteksi, memungkinkan LISA untuk menangkap gelombang gravitasi yang sulit dijangkau oleh alat lain. Ketiga pesawat ini akan mengorbit Matahari bersama Bumi, membuat misi ini mampu mendeteksi fenomena yang sebelumnya tidak dapat dipahami.

Misi LISA Menuju 2030-an

Peluncuran misi LISA dijadwalkan untuk pertengahan tahun 2030-an. Deteksi gelombang gravitasi ini memiliki potensi besar untuk mengubah cara kita memahami alam semesta, terutama dalam mempelajari peristiwa besar seperti lubang hitam dan Big Bang. Misi revolusioner ini diharapkan menjadi tonggak penting dalam eksplorasi luar angkasa dan memperluas wawasan kita tentang asal usul dan perkembangan alam semesta.

Berita Terkait

Image

Apa yang Terjadi Saat Lubang Hitam Bertabrakan? Fakta Mengejutkan yang Harus Kamu Tahu!