55 Cancri e Alias Janssen, Planet Neraka yang Penuh dengan Berlian
ANTARIKSA -- Ada sebuah planet ekstrasurya yang mendapat julukan planet neraka. Planet itu adalah 55 Cancri e.
Planet berbatu itu terletak 40 tahun cahaya dari Bumi ini. Planet ini juga disebut Bumi super karena merupakan planet berbatu yang berukuran delapan kali lebih besar dan dua kali lebih lebar dari Bumi.
Dilansir dari CNN, planet ini sangat panas sehingga memiliki lautan lava cair dengan permukaan yang mencapai 1.982 derajat Celcius. Bagian dalam planet ekstrasurya kemungkinan juga penuh dengan berlian.
Planet ini secara resmi bernama Janssen, tetapi juga sering disebut sebagai 55 Cancri e atau 55 Cnc e. Planet tersebut mengorbit bintang induknya Copernicus begitu dekat sehingga planet ini menyelesaikan satu orbit dalam waktu kurang dari satu hari Bumi. Satu tahun bagi planet ini berlangsung sekitar 17,5 jam di Bumi.
Orbitnya yang sangat sempit menjadi alasan mengapa Janssen memiliki suhu yang sangat panas. Para astronom bertanya-tanya apakah planet ini selalu begitu dekat dengan bintangnya.
Sebuah tim peneliti menggunakan alat baru yang dikenal sebagai EXPRES untuk meneliti sifat orbit planet secara tepat. Para peneliti menentukan bahwa Janssen mengorbit di sepanjang ekuator bintang.
Namun planet neraka ini bukanlah satu-satunya planet yang mengorbit Copernicus. Ada empat planet lain pada jalur orbit berbeda menghuni sistem bintang.
Para astronom percaya bahwa orbit Janssen yang aneh menunjukkan bahwa planet ini awalnya berada pada orbit yang lebih dingin dan lebih jauh sebelum bergerak lebih dekat ke Copernicus. Kemudian, tarikan gravitasi dari ekuator bintang mengubah orbit Janssen. Para astronom memperkirakan bahwa planet ini terbentuk lebih jauh dan kemudian berputar ke orbitnya saat ini.
Meskipun Janssen tidak selalu berada sedekat ini dengan bintangnya, para astronom menyimpulkan bahwa planet ini selalu panas terik. "Planet ini kemungkinan besar sangat panas sehingga tidak ada yang mampu bertahan di permukaannya,” kata ilmuwan Lily Zhao, peneliti di Pusat Astrofisika Komputasi Institut Flatiron di New York.
Ketika Janssen mendekati Copernicus, planet neraka menjadi lebih panas.
