OAO-2, Teleskop Luar Angkasa Pertama di Dunia, Cikal Bakal Pengamatan Alam Semesta
ANTARIKSA -- Teknologi teleskop luar angkasa kini sudah sangat canggih. Teleskop paling canggih saat ini adalah teleskop James Webb yang bisa melihat hingga awal mula terbentuknya alam semesta.
Namun, teknologi canggih Webb tidak datang serta merta. Webb lahir setelah melalui proses kemajuan yang panjang di bidang teknologi teleskop. Teleskop luar angkasa pertama di dunia digagas pada pertengahan 1950-an.
Pada bulan Juli 1958, seorang astronom di Universitas Wisconsin–Madison bernama Arthur “Art” Code menerima telegram dari Dewan Sains Luar Angkasa National Academy of Sciences. Badan tersebut ingin tahu apa yang akan dia dan rekan-rekannya lakukan jika diberi kesempatan untuk meluncurkan instrumen yang beratnya mencapai 100 pon ke orbit Bumi.
Code bersama rekan-rekannya di Laboratorium Astronomi Luar Angkasa di UW–Madison mengusulkan untuk meluncurkan teleskop kecil. Teleskop itu dirancang untuk mengukur keluaran energi ultraviolet (UV) bintang.
Tugas itu mustahil dilakukan di permukaan bumi sehingga harus dilakukan oleh observatorium yang mengorbit. Pada tanggal 7 Desember 1968, gagasan tersebut mencapai puncaknya dengan peluncuran observatorium berbasis ruang angkasa pertama yang berhasil dilakukan oleh Badan Antariksa Amerika (NASA). Teleskop itu diberi nama Orbiting Astronomical Observatory, atau OAO-2.
Bersamaan dengan itu lahirlah era Observatorium Besar Amerika, yang dilengkapi dengan teleskop luar angkasa Hubble, Spitzer, Chandra, dan Compton.
Investasi pertama yang tak langsung berhasil
Investasi pertama OAO-2 dimulai pada akhir tahun 1950-an, selama perlombaan antariksa antara AS dan Uni Soviet. Kompetisi sains ini menghasilkan keuntungan ekonomi di sektor swasta, inovasi teknologi dan ilmu pengetahuan, dan lahirnya bidang eksplorasi baru.
Astronom Lyman Spitzer, yang dianggap sebagai bapak Teleskop Luar Angkasa Hubble, pertama kali mengemukakan gagasan observasi berbasis ruang angkasa secara serius dalam studi RAND Corporation tahun 1946.
Dengan meninggalkan atmosfer bumi, para astronom dapat mengarahkan teleskop dan mengamati hampir semua hal di langit, mulai dari komet hingga gugus galaksi. Astronom juga bisa mengukur cahaya dalam rentang spektrum elektromagnetik yang lebih luas.
Ketika Code mengajukan ide Wisconsin ke Dewan Antariksa, hasilnya NASA memberikan pendanaan untuk membuat sebagian muatan ilmiah untuk OAO. Badan tersebut mulai bekerja merencanakan pesawat ruang angkasa yang dapat mendukung instrumen astronomi tersebut. Cook Electric Company di Chicago dan Grumman Aircraft Engineering Corporation di New York memenangkan kontrak untuk membantu mewujudkannya.
Muatan tersebut, yang diberi nama Wisconsin Experiment Package (WEP), menggabungkan lima teleskop yang dilengkapi dengan fotometer fotolistrik dan dua spektrofotometer pemindaian, semuanya dengan kemampuan UV. Institut Teknologi Massachusetts menciptakan paket detektor sinar-X dan gamma.
Para ilmuwan dan insinyur harus membuat instrumen di OAO dapat diprogram dan mampu beroperasi secara mandiri di antara kontak darat. Karena perbaikan tidak mungkin dilakukan begitu berada di orbit, mereka merancang sistem dan mode operasi yang berlebihan. Para ilmuwan juga harus menginovasi sistem untuk menangani pengamatan yang kompleks, mengirimkan data ke Bumi secara digital (masih merupakan hal baru pada masa itu), dan untuk memproses data sebelum sampai ke tangan para astronom.
Upaya pertama, OAO-1, mengalami kegagalan daya yang fatal setelah diluncurkan pada tahun 1966. Instrumen ilmiah itu tidak pernah dihidupkan.
Namun NASA berinvestasi kembali. OAO-2 diluncurkan dengan WEP baru dari Wisconsin. Upaya tersebut berhasil. Diharapkan beroperasi hanya satu tahun, OAO-2 terus melakukan observasi selama empat tahun.
Banyak astronom “tamu” menerima akses ke instrumen tersebut selama misi yang diperluas. Kolaborasi semacam itu pada akhirnya mengarah pada pembentukan Institut Sains Teleskop Luar Angkasa, yang dibantu oleh Code sebagai penjabat direktur pada tahun 1981.
Dan data tersebut menghasilkan banyak penemuan ilmiah pertama, termasuk pemahaman modern tentang fisika bintang, wawasan mengejutkan tentang ledakan bintang yang disebut nova, dan eksplorasi komet yang memiliki implikasi luas terhadap teori pembentukan dan evolusi planet.
