Bisnis

Perusahaan Tambang Asteroid Mulai Banyak Berdiri, Bagaimana Manusia Menambang di Luar Angkasa?

Ilustrasi sebuah asteroid berbentuk tengkorak manusia yang terbang melintasi Bumi pada tanggal 31 Oktober 2015. Gambar: JA Penas/SINC

ANTARIKSA -- Jika sumber daya di Bumi habis, bisakah manusia menambang di luar angkasa? Menurut para ilmuwan menambang asteroid, bongkahan batu yang ada di luar angkasa bukanlah hal yang mustahil.

Asteroid, bongkahan batu, es, dan debu yang mengotori tata surya ini merupakan batuan yang unik satu sama lain. Ada asteroid yang lebih besar dari gedung pencakar langit, ada pula yang sekecil mobil.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Namun, banyak di antaranya memiliki kesamaan yaitu sering kali mengandung logam mulia, air, dan bahan lainnya yang penting bagi kehidupan seperti yang kita kenal di Bumi.

Kini, sudah ada beberapa perusahaan yang berencana menambang di asteroid. Salah satu perusahaan yang berencana menambang asteroid adalah TransAstra.

Joe Sercel, CEO TransAstra berencana menambang asteroid untuk diambil harta karunnya dan membawanya kembali ke Bumi. Apakah mungkin?

Dalam gambarannya, pesawat ruang angkasa akan melakukan perjalanan ke asteroid berukuran sedang dan kecil di tata surya. Selanjutya, pesawat ini mengambil 'harta karun' untuk dibawa kembali ke Bumi, untuk diproses.

Harta karun yang dihasilkan bisa berisi emas dan platinum, besi dan paladium, dan banyak lagi. Beberapa bahkan diperkirakan bernilai beberapa triliun dolar. Tugas pesawat TrabsAstra akan mirip dengan OSIRIS-Rex, misi NASA baru-baru ini yang mengabil sampel asteroid, namun dalam skala yang lebih besar.

“Saya ingin mengatakan bahwa satu-satunya entitas yang dapat mendarat di asteroid dan berjalan mengelilingi asteroid adalah Bruce Willis,” kata Sercel kepada The Messenger dalam sebuah wawancara, merujuk pada film Armageddon tahun 1998.

Armageddon adalah film populer yang bercerita tentang upaya manusia mengubah orbit asteroid yang hendak menabrak Bumi. Meskipun Armageddon adalah fiksi, penambangan di luar angkasa lebih mendekati kenyataan. Faktanya, menurut banyak ilmuwan, hal ini praktis merupakan suatu keniscayaan.

Bertahun-tahun, Bukan Puluhan Tahun
Jonathan McDowell, astronom dan astrofisikawan Harvard telah menerbitkan beberapa makalah tentang kemungkinan penambangan luar angkasa. Dia mengatakan kepada The Messenger bahwa menurut beberapa definisi, umat manusia sudah mulai menambang asteroid.

Pada akhir September, misi NASA OSIRIS-REx mengembalikan sampel batu yang dikumpulkannya dari asteroid Bennu. Bennu berjarak 50 juta mil jauhnya dari Bumi. Ini bukanlah misi asteroid pertama.

Sebelumnyam wahana milik Jepang yaitu Hayabusa 2, dengan aman menyimpan sampel asteroid di Bumi pada tahun 2020. Kedua misi ini, bisa disebut ekspedisi penambangan.

Namun dalam kedua kasus tersebut, wahana luar angkasa hanya mengambil beberapa ons sampel asteroid. Jumlah yang diambil itu hanyalah sebagian kecil dari apa yang dihasilkan oleh tambang aktif di Bumi dalam satu jam.

Jumlah tersebut sangat jauh dari apa yang perlu dikumpulkan oleh misi penambangan asteroid agar bisa menghasilkan keuntungan. Namun McDowell yakin bahwa operasi berskala lebih besar kemungkinan akan dilakukan dalam beberapa dekade mendatang.

Prediksi semacam itu terdengar menarik di telinga Matt Gialich, CEO perusahaan AstroForge. Seperti Sercel, dia juga menjalankan perusahaan pertambangan asteroid.

Gialiche mengatakan ketika perusahaan tersebut didirikan dua tahun lalu, keyakinan dominannya adalah bahwa penambangan luar angkasa berlangsung satu abad lagi. "Sekarang, kita tinggal kurang dari satu dekade lagi," kata dia.

Faktanya, AstroForge seharusnya meluncurkan misi pribadi pertama ke asteroid bulan ini, sayangnya mengalami penundaan dengan roket SpaceX-nya. Namun, Gialich optimistis bahwa perusahaannya akan segera mulai menambang platinum di luar angkasa pada akhir dekade ini.

TransAstra dan AstroForge hanyalah dua perusahaan swasta yang mencari peluang besar untuk meraih keuntungan. Anggapan bahwa asteroid pasti akan memasok bahan mentah ke Bumi telah diterima hingga para peneliti mulai meneliti implikasi hukum dan perpajakan. Apalagi teknologi roket yang bisa mencapai tujuan tersebut.

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

the alchemist