Rolls-Royce Ciptakan Reaktor Nuklir Khusus untuk Bulan
ANTARIKSA -- Raksasa industri teknologi Inggris, Rolls-Royce telah meluncurkan konsep reaktor nuklir untuk pos terdepan di bulan. Reaktor kecil selebar 1 meter dengan panjang 3 meter, saat ini belum mampu menghasilkan listrik apa pun.
Namun, dengan biaya beberapa juta dolar, perusahaan itu memastikan mesinnya akan terbang ke luar angkasa dalam waktu sekitar enam tahun. Badan Antariksa Inggris memberikan Rolls-Royce 3,7 juta dolar AS pada Maret 2023 untuk mendanai pengembangan teknologi terobosan bulan tersebut.
Model Micro-Reactor itu telah diresmikan pada Konferensi Luar Angkasa Inggris di Belfast. “Pendanaan ini memungkinkan penelitian penting dan pengembangan teknologi untuk mewujudkan Micro-Reactor menjadi kenyataan,” kata Abi Clayton, direktur program lanjutan Rolls-Royce pada Jumat, 1 Desember, lalu.
Clayton sesumbar, Model Konsep Mikro-Reaktor Luar Angkasa itu akan menunjukkan bagaimana teknologi tersebut akan membawa manfaat besar bagi ruang angkasa dan Bumi.
Reaktornya akan bergantung pada fisi nuklir, proses yang sama pada pembangkit listrik tenaga nuklir.
Baca Juga: Mengenal Fusi Nuklir, Sumber Cahaya Matahari
Sebagian besar misi ke bulan, termasuk kendaraan penjelajah yang diluncurkan baru-baru ini oleh Cina dan India, telah menggunakan energi matahari sebagai sumber tenaga. Namun, strategi tersebut dinilai memiliki keterbatasan. Alasannya, bulan selalu berada dalam kegelapan selama dua pekan dalam setiap 30 hari.
Penjelajah Lunokhod Rusia tahun 1970-an juga mengandalkan tenaga surya. Sementara misi Apollo NASA menggunakan sel bahan bakar hidrogen untuk menggerakkan pendaratan manusia di bulan.
Generator termoelektrik radioisotop (RTG) juga adalah sumber tenaga nuklir yang digunakan dalam penerbangan luar angkasa. Namun, RTG dinilai lebih sederhana dan kurang kuat.
Baterai nuklir tersebut bergantung pada proses alami peluruhan radioaktif, di mana inti yang kurang stabil berubah lebih stabil seiring berjalannya waktu, sehingga bisa melepaskan energi. RTG bisa bertahan lama, tetapi tidak menghasilkan cukup daya untuk menjalankan misi dengan astronot.
Sebaliknya, proses fisi nuklir memecah inti atom besar menjadi fragmen-fragmen yang lebih kecil. Reaksi tersebut menghasilkan lebih banyak energi daripada peluruhan sederhana, namun memerlukan sumber energi eksternal untuk memulainya.
Baca Juga: Ilmuwan Akhirnya Mampu Membuat Fusi Nuklir Matahari, Energi Terkuat di Dunia
Menurut Rolls-Royce, reaktor bulan mereka akan memiliki desain modular dan berpotensi digunakan dalam banyak hal di Bumi. “Teknologi Mikro-Reaktor akan memberikan kemampuan untuk mendukung penggunaan komersial dan pertahanan, serta memberikan solusi mendekarbonisasi industri dan menyediakan energi yang bersih, aman, dan andal,” kata Clayton.
Saat ini, rekayasawan Rolls-Royce sedang menyelidiki metode yang memungkinkan panas yang dihasilkan reaktor tersebut diubah menjadi listrik. Dalam reaktor nuklir biasa, panas tersebut akan mendidihkan air, yang kemudian berubah menjadi uap bertekanan hingga memutar turbin. Namun, sistem seperti itu dianggap terlalu rumit untuk teknologi ruang angkasa.
“Penelitian inovatif Rolls-Royce ini bisa meletakkan dasar untuk mendukung kehadiran manusia secara berkelanjutan di bulan, sekaligus meningkatkan sektor luar angkasa Inggris yang lebih luas, menciptakan lapangan kerja, dan menghasilkan investasi lebih lanjut,” kata Kepala Eksekutif Badan Antariksa Inggris, Paul Bate. Sumber: Space.com