Penemuan Baru: Samudra Purba Telah Menggenangi Seluruh Inti Bumi
ANTARIKSA -- Dasar laut yang besar mengintai di dekat inti bumi. Pencitraan seismik telah mengungkapkan keberadaanya, yang kemungkinan mengelilingi sebagian besar, untuk tidak mengatakan semua, inti Bumi.
Lapisan tipis dan padat ini bersarang kira-kira 2.000 mil (3.200 kilometer) di bawah permukaan bumi, antara inti dan lapisan tengah planet yang disebut mantel. Menurut penelitian yang diterbitkan di jurnal Science Advances pada 5 April 2023, laut diduga mencakup seluruh batas inti-mantel.
Untuk mempelajari interior Bumi, seismolog mengukur gelombang gempa yang membesar melalui planet, dan kemudian kembali ke permukaan Bumi. Dengan melihat bagaimana gelombang ini berubah setelah melewati berbagai struktur di dalam Bumi, para peneliti membuat peta seperti apa bagian dalam Bumi.
Penelitian sebelumnya mengidentifikasi beberapa kantong kerak laut padat yang terisolasi di dekat inti. Kantung-kantung ini disebut ultra-low-velocity-zone structures (ULVZ) atau struktur zona kecepatan ultra rendah, karena gelombang seismik berjalan sangat lambat melaluinya.
"Hanya (sekitar) 20 persen dari batas inti-mantel yang telah diselidiki sebelumnya untuk ULVZ, yang belum teridentifikasi (penelitian baru) di semua lokasi ini. Ada kemungkinan material anomali ini menutupi seluruh inti," kata penulis utama penelitian, Samantha Hansen, profesor ilmu geologi di The University of Alabama.
Dalam penelitian terbaru itu, para ilmuwan menempatkan peralatan seismik di 15 stasiun yang terletak di Antartika dan mengumpulkan data selama tiga tahun. Lapisan yang ditemukan disebut sangat tipis jika dibandingkan dengan inti Bumi yang lebarnya 450 mil (724 km), dan mantel yang kira-kira tebalnya 1.800 mil (2.900 km).
"Ketebalannya (lapisan samudra itu) bervariasi, tergantung lokasi," kata Hansen. Di beberapa titik, tebalnya 3,1 mil (5 km) dan di titik lainnya mencapai 31 mil (50 km).
Lapisan samudra purba ini kemungkinan berkembang ketika lempeng tektonik Bumi bergeser. Hal itu menyebabkan material samudra dibawa ke interior planet di zona subduksi, area di mana dua lempeng bertabrakan dan memaksa satu lempeng menukik lempeng lainnya ke bawah. Seiring waktu, akumulasi material samudera yang tersubduksi terkumpul di sepanjang batas inti-mantel dan didorong oleh batuan yang mengalir perlahan di dalam mantel.
Para peneliti berpendapat, ULVZ yang sebelumnya terdeteksi adalah pegunungan bawah tanah yang memungkinkan panas keluar dari inti cair Bumi. “Kehadiran lapisan (samudra) ini dapat menahan aliran panas melintasi batas inti-mantel, karena kondisi suhu di bagian Bumi ini telah terbukti berdampak kuat pada medan magnet planet,” kata Hansen.
Tim peneliti berencana memperluas studi mereka dengan memeriksa data yang dikumpulkan dari semua stasiun seismik yang tersedia di Antartika. Sumber: Live Science
Baca juga:
Asal Usul Air Ditemukan, Bukan dari Tabrakan Asteroid
Bagaimana Kita Tahu Berapa Umur Bumi?
Mengapa Sisi Lain Bulan tak Pernah Menghadap Bumi?
Sinyal Radio Aneh dari Planet Mirip Bumi Diduga Medan Magnet Syarat Kehidupan
Ikuti ulasan lainnya dari Antariksa dengan subscribe di sini.