Sains

Teleskop Webb akan Mencari Takdir Bumi pada Kembaran Venus, Jangan Sampai Menjadi Neraka

Gambar ini menggambarkan jalur evolusi Bumi dan Venus yang berbeda setelah pembentukannya 4,6 miliar tahun yang lalu. Gambar: O'Rourke JG, Wilson C.F, Borrelli, ME et al.
Gambar ini menggambarkan jalur evolusi Bumi dan Venus yang berbeda setelah pembentukannya 4,6 miliar tahun yang lalu. Gambar: O'Rourke JG, Wilson C.F, Borrelli, ME et al.

ANTARIKSA -- Para ilmuwan telah mengumpulkan semua informasi yang diketahui tentang planet seperti Venus di luar tata surya kita. Exoplanet yang disebut Venus 2.0 ini sedang diburu oleh teleskop luar angkasa James Webb dengan bidikan yang lebih fokus pada kriteria yang telah ditentukan.

Para ilmuwan mengakui sudah semakin dekat dengan planet analog dari kembaran Bumi tersebut. Venus di tata surya disebut kembaran bumi karena diduga sebelum berubah seperti keadaannya yang mengerikan sekrang ini adalah planet yang kaya dengan oksigen, memiliki samudra, dan gunung berapi yang sama dengan Bumi. Jika para ilmuwan berhasil menemukan kembaran Venus di luar sana, itu bisa mengungkapkan wawasan berharga tentang masa depan Bumi kita, termasuk risiko iklim rumah kaca yang tak terkendali seperti yang terjadi di Venus.

Para ilmuwan memulai pencarian pada lebih dari 300 planet terestrial yang diketahui mengorbit bintang lain. Mereka kemudian mengecilkan daftar menjadi hanya lima planet yang paling mungkin menyerupai Venus dalam hal jari-jari, massa, kepadatan, bentuk orbitnya, dan yang paling signifikan adalah jarak dari bintangnya.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Makalah para ilmuwan pencari Venus 2.0 telah diterbitkan dalam The Astronomical Journal. Mereka memeringkat planet yang paling mirip Venus dalam hal kecerahan bintang yang mereka orbit. Hal itu meningkatkan kemungkinan Teleskop Luar Angkasa James Webb mendapatkan sinyal yang lebih informatif mengenai komposisi atmosfer planet.

Untuk diketahui, Venus saat ini mengapung di sarang awan asam sulfat, tidak memiliki air, dan bersuhu permukaan hingga 900 derajat Fahrenheit, cukup panas untuk melelehkan timah. Dengan menggunakan teleskop Webb dalam mengamati analog Venus atau exoVenuses, para ilmuwan berharap mengonfirmasi apakah Venus kita pernah berbeda dalam segala sesuatunya dibanding keadaannya hari ini.

"Satu hal yang kami ingin tahu adalah apakah Venus dulu pernah layak huni," kata penulis utama penelitian itu, Colby Ostberg. "Untuk mengkonfirmasi ini, kami ingin melihat planet paling keren di tepi luar zona Venus, di mana mereka mendapatkan lebih sedikit energi dari bintangnya."

Zona Venus adalah konsep yang diusulkan astrofisikawan UCR Stephen Kane pada tahun 2014. Ini mirip dengan konsep zona layak huni, yaitu wilayah di sekitar bintang di mana air permukaan cair bisa ada.

"Zona Venus adalah tempat yang terlalu panas untuk memiliki air, tetapi tidak cukup untuk membuat atmosfer planet terkelupas (tertarik ke lauar angkasa)," jelas Ostberg. "Kami ingin menemukan planet yang masih memiliki atmosfer yang signifikan."

Menemukan planet yang mirip dengan Venus dalam hal massa planet juga penting. Sebab, massa memengaruhi berapa lama sebuah planet dapat mempertahankan interior aktif, dengan pergerakan lempeng berbatu melintasi kulit terluarnya yang dikenal sebagai lempeng tektonik.

"Venus memiliki massa 20 persen lebih kecil dari Bumi, dan sebagai hasilnya, para ilmuwan percaya mungkin tidak ada aktivitas tektonik di sana. Karena itu, Venus kesulitan mengeluarkan karbon dari atmosfernya," kata Ostberg.

Peran teleskop James Webb...

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

- angkasa berdenyut dalam kehendak -