Pertahanan AS di Bawah Tekanan Inovasi China dan Rusia
ANTARIKSA -- Kepala akuisisi Angkatan Luar Angkasa (Space Force) Amerika Serikat, Frank Calvelli mengatakan, Departemen Pertahanan (DoD) harus bergerak cepat untuk memanfaatkan teknologi yang tersedia secara komersial. Mereka harus menjauh dari program pengembangan tradisional yang selalu ketinggalan jadwal dan melebihi anggaran yang seharusnya.
“Ada banyak tekanan pada Departemen untuk bergerak lebih cepat dalam akuisisi ruang angkasa,” kata Calvelli pada 15 Desember 2022 di acara Washington Space Business Roundtable.
Menurut dia, kecepatan dalam akuisisi ruang angkasa adalah formula yang sangat sederhana. DoD tinggal membangun satelit yang lebih kecil menggunakan teknologi yang ada dan mengurangi rekayasa yang tidak bisa digunakan berulang. "Anda memanfaatkan kemampuan komersial dan eksekusi,” kata dia.
Mantan perwira operasi luar angkasa Angkatan Udara AS, Even Rogers menilai, pernyataan Calvelli sebagai pengakuan bahwa militer AS harus merangkul model baru untuk pengadaan sistem luar angkasa. Angkatan Luar Angkasa, kata dia, perlu bermitra dengan perusahaan seperti SpaceX dan siapa pun yang dapat memberikan solusi misi yang terintegrasi penuh, bukan hanya algoritme atau pesawat ruang angkasa tunggal.
"Kontraktor utama DoD sangat ahli dalam program besar dan mahal yang merupakan semacam tulang punggung infrastruktur keamanan dan pencegahan. Apa yang tidak mereka kuasai adalah iterasi yang sangat cepat untuk beradaptasi dengan lingkungan yang berubah dengan cepat,” kata Pria yang juga menjadi CEO True Anomaly, sebuah perusahaan baru yang mendukung peluncuran luar angkasa. Pada saat yang sama, perusahaan ruang angkasa komersial saat ini menghadapi lingkungan keuangan yang sulit dan membutuhkan pelanggan keamanan nasional.
Baca: Bangun Starshield, SpaceX Siap Membantu AS Bertempur dengan China dan Rusia
Rogers mengatakan, bidang pertahanan AS harus tumbuh besar karena persaingan strategis dengan Rusia dan China. Karena itu, yang DoD butuhkan adalah teknologi pertahanan pada tingkat inovasi teknologi komersial.
Pimpinan di Founders Fund, yang investasinya termasuk SpaceX, Trae Stephens mengatakan, pemodal ventura saat ini berpikir penggalangan dana akan sangat berbeda dengan tahun 2020 dan 2021. Sebelumnya, mereka agak berpuas diri karena mengira dunia adalah tempat yang sangat aman, dan semua uang dihasilkan dari produk konsumen dan internet. Namun, kata dia, perang antara Ukraina dan Rusia kini menyadarkan orang-orang bahwa dunia tidak baik-baik saja.
“Dengan segala sesuatu yang kita lihat secara internasional, tidak hanya dengan Ukraina, tetapi juga apa yang terjadi di Iran, apa yang terjadi di Korea Utara, potensi ancaman terhadap Taiwan. Saya pikir semua orang akan kembali ke papan gambar dan berkata, kita akan berinvestasi dalam hal-hal yang penting, yang strategis, yang berorientasi pada misi, ada peluang nyata di sini," kata Stephens lewat podcast keamanan nasional dan kebijakan luar negeri The Burn Bag pada 3 Desember 2022.
Keterlibatan di Ukraina menjadi portofolio perusahaan...