Chang'e 6 Cina Meluncur ke Sisi Jauh Bulan yang Misterius, Mengambil Oleh-oleh untuk Bumi
ANTARIKSA -- Cina sedang kembali menuju ke sisi jauh bulan yang misterius. Dengan misi robotik Chang'e 6 kali ini, Cina akan membawa pulang beberapa oleh-oleh dari tanah bulan yang tak pernah jamah negara manapun.
Misi robotik Chang'e 6 diluncurkan pada Jumat, 3 Mei 2024 pukul 17:27 waktu Beijing, dengan roket Long March 5 dari Situs Peluncuran Luar Angkasa Wenchang, Hainan, Cina Selatan. Jika semuanya berjalan sesuai rencana, Chang'e 6 akan mendarat di sisi jauh bulan, mengambil beberapa sampel dan meluncurkannya kembali ke Bumi, sesuatu yang belum pernah dilakukan sebelumnya.
Sebelum Chang'e 6, hanya satu misi yang pernah mendarat di sisi jauh bulan, yaitu Chang'e 4. Pada Januari 2019, misi itu menjatuhkan dua robot pendarat dan penjelajah.
Wajah Bulan yang Misterius
Bulan adalah satelit alami yang terkunci pasang surut ke Bumi, menyelesaikan satu rotasi dalam jumlah waktu yang sama dengan yang diperlukan untuk mengorbit planet kita. Artinya, pengamat di Bumi hanya melihat satu sisi bulan saja, yang biasa disebut sisi dekat.
Baca Juga: Stasiun Tiangong Cina Mendapat Serangan Luar Angkasa, Listriknya Sampai Padam
Sisi dekat lebih familiar karena lebih mudah dijelajahi. Karena itu, setiap misi permukaan bulan sebelum Chang'e 4, termasuk misi Apollo NASA pada tahun 1960an dan awal 1970an menargetkan sisi dekat.
Setiap misi penjelajah atau pendarat di luar angkasa menghadapi tantangan komunikasi, sehingga tetap memerlukan pengorbit untuk menyampaikan pesan ke dan dari kendali misi di Bumi. Cina meluncurkan satelit relai yang mengorbit bulan, Queqiao sebelum misi Chang'e 4. Negeri tirai bambu juga telah mengirim satelit Queqiao 2 pada Maret lalu untuk mempersiapkan Chang'e 6 dan misi permukaan berikutnya.
Para ilmuwan menekankan, ada alasan kuat kenapa umat manusia ingin mempelajari sisi jauh bulan dari dekat. Sisi jauh sangat berbeda dengan sisi dekat yang ditutupi dataran basal besar maria sekitar sepertiga permukaannya. Di sisi jauh, batuan vulkanik yang gelap tersebut hanya mencakup 1 persen dari permukaannya.
Para peneliti tidak tahu apa yang menyebabkan perbedaan tersebut. Karena itu, mereka berharap dengan melihat lebih dekat sampel yang dibawa Chang'e 6 bisa membantu mereka mengetahuinya.
Misi Chang'e Sangat Kompleks
Chang'e 6 terdiri dari empat elemen, yaitu pengorbit bulan, pendarat, ascender, dan modul masuk kembali ke Bumi. Jika semuanya berjalan sesuai rencana, pendarat dengan ascender terpasang akan mendarat di dalam kawah Apollo. Itu merupakan bagian dari cekungan Kutub Selatan-Aitken (SPA), salah satu kawah tumbukan terbesar di tata surya.
Baca Juga: Kepala NASA Masih Parno dengan Perkembangan Misi Cina di Bulan, Begini Komentarnya
Cekungan SPA memiliki lebar sekitar 2.500 kilometer, dan bebatuan kuno yang sudah rusak menyimpan petunjuk tentang sejarah dan evolusi bulan. “Wilayah ini telah lama dianggap sebagai kunci untuk memahami bagaimana dan kapan benda-benda besar menghempaskan bulan dan bumi miliaran tahun yang lalu, dan mengapa sisi jauh bulan sangat berbeda dengan sisi dekat,” tulis lembaga nirlaba Planetary Society dalam mendeskripsikan misi Chang'e 6.
Pendarat Chang'e 6 kemudian akan mengumpulkan 2 kilogram tanah dan batu di bulan. Sebagiannya dikikis dari permukaan dan sebagian lainnya dibor hingga kedalaman 2 meter di bawah tanah bulan. Materi itu kemudian akan diluncurkan di atas ascender, yang akan membawanya ke pengorbit bulan.
Sampel akan ditransfer ke modul masuk kembali, yang dibawa ke dalam pengorbit. Pengorbit kemudian akan kembali ke Bumi, melepaskan modul masuk kembali untuk perjalanan yang membara melalui atmosfer Bumi. Keseluruhan perjalanan, mulai dari peluncuran Jumat kemarin hingga kedatangan sampel di Bumi, diperkirakan memakan waktu 53 hari.
Sebenarnya, arsitektur misi Chang'e 6 mirip dengan misi pengembalian sampel bulan pertama Cina, Chang'e 5 yang mengirimkan material dari sisi dekat ke Bumi pada Desember 2020. Hal itu tidak mengherankan, mengingat Chang'e 6 dibangun sebagai cadangan Chang'e 5.
Keberhasilan Chang'e 5 menjadikan Cina sebagai negara ketiga yang berhasil mengembalikan sampel bulan, setelah Uni Soviet dan Amerika Serikat. Namun, belum pernah ada yang mencobanya di sisi jauh bulan, sebelum Chang'e 6. Sumber: Space.com