News

Gunung Berapi Islandia Meletus Hebat, Bisa Memicu Semburan Gas Beracun dan Mematikan

Aliran lava dari letusan nyaris melewati kota nelayan Grindavik, tetapi itu bisa mencapai laut. Gambar: IMO/Keamanan Publik/Bjorn Oddsson


ANTARIKSA -- Sebuah gunung berapi di barat daya Islandia meletus hebat untuk keempat kalinya dalam empat bulan, menimbulkan retakan besar dan semburan api di dalam tanah. Letusan tersebut memuntahkan sungai batuan cair mendidih yang nyaris melewati Kota Grindavik.

Letusan tersebut tidak menimbulkan risiko langsung bagi masyarakat setempat. Namun, jika aliran lahar mencapai laut, hal itu bisa menciptakan gumpalan gas beracun raksasa yang akan mengancam nyawa siapa pun yang berada di dekat pantai.

Gunung berapi itu adalah terowongan magma sepanjang sekitar 15 kilometer yang membentang di bawah tanah, ke utara dari Grindavik menuju Sundhnuk di Semenanjung Reykjanes. Ketika magma yang tersembunyi terlalu dekat dengan permukaan, ia akan pecah, memicu retakan panjang dan sempit yang menyemburkan lava, abu, dan asap dengan keras.

Letusan kali ini mungkin yang terbesar yang pernah dicatat. Aktivitas paling ekstrem tidak berlangsung lama, namun lava yang dihasilkan bisa menyebar hingga beberapa mil, membakar apa pun yang dilaluinya sebelum akhirnya mendingin.

Baca Juga: Panas Ekstrem 2023, Kenapa Ilmuwan Menyalahkan Letusan Tonga?

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Gunung berapi ini pertama kali meletus pada Desember 2023 setelah beberapa pekan mengalami aktivitas seismik dan deformasi tanah. Ia kembali meletus pada Januari dan 6 Februari lalu.

Pada Sabtu, 16 Maret, gunung tersebut tiba-tiba meletus untuk keempat kalinya sekitar pukul 20.00 waktu setempat dengan hampir tanpa peringatan. Kali ini, lava menerobos di tiga tempat terpisah, menciptakan dua celah antara Hagafell dan Stora-Skogfell.

Menurut Kantor Meteorologi Islandia (IMO), retakan terbesar memiliki panjang sekitar 2,9 km, hampir sama dengan retakan sebelumnya. Namun, Perlindungan Sipil Islandia memperkirakan gabungan dari retakan terbaru bisa sepanjang 4 km.

Profesor geofisika di Universitas Islandia, Magnus Tumi Guemundsson mengatakan, letusan itu adalah yang paling kuat hingga saat ini. "Letusan masih berlangsung di kedua celah tersebut, namun laju pelepasan magma kini telah berkurang menjadi antara 2 persen dan 5 persen dari curahan aslinya," kata dia kepada situs berita Islandia RUV.

Aliran lava dari celah yang lebih kecil terjadi dalam jarak 300 meter dari pertahanan perimeter Grindavik yang didirikan selama letusan pertama. Namun, IMO menyatakan saat ini aliran itu bergerak menjauh dari kota dan menuju pantai.

Baca Juga: Ilmuwan: Magma Letusan Kilauea dan Mauna Loa Ternyata Berasal dari Mantel Bumi

Mengancam Jiwa

IMO memperingatkan jika lava mencapai laut, maka akan melepaskan gas beracun. Gambar: Almannavarnadeild /Handout/Anadolu viaGetty Images

Jika lava mencapai pantai, pendinginan cepat batuan cair dapat melepaskan gas asam klorida. Dalam dosis tinggi, gas tidak berwarna itu bisa menimbulkan korosi pada kulit, mata, dan saluran pernapasan, sehingga menyebabkan cedera jangka panjang atau bahkan kematian.

“Dalam radius sekitar 500 meter dari titik di mana lava bersentuhan dengan laut, kondisinya akan mengancam jiwa,” tulis perwakilan IMO. Titik aman bagi orang adalah 3 km dari wilayah tersebut.

Grindavik terletak di zona potensi bahaya gas beracun. Namun, sebagian besar warga kota telah dievakuasi dan penduduk yang tersisa telah diperingatkan untuk menjauh.

Masih belum jelas apakah lahar tersebut akan mencapai laut. Hingga Ahad, 17 Maret, aliran lahar hanya berjarak sekitar 600 meter dari pantai dan diperkirakan semakin dekat pada akhir Senin, 18 Maret.

IMO melaporkan, pada puncaknya, batuan cair tersebut bergerak dengan kecepatan sekitar 300 meter per jam. Kemudian melambat menjadi 12 meter per jam. 

Baca Juga: Letusan Gunung Berapi Bawah Laut Antartika Memicu 85.000 Gempa Bumi

Ada juga dugaan bahwa lava mungkin mulai menggenang di balik singkapan batuan, yang mungkin memperlambat lajunya lebih jauh. “Meskipun demikian, penting untuk bersiap menghadapi skenario ini,” tulis perwakilan Perlindungan Sipil Islandia dalam sebuah pernyataan. Sumber: Live Science

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

- angkasa berdenyut dalam kehendak -