Pendarat Bulan Odysseus Kirim 4 Foto Selfie Pertamanya dengan Bumi
ANTARIKSA -- Pesawat ruang angkasa robotik Odysseus mengambil beberapa foto selfie dengan Bumi tak lama setelah peluncurannya pada Kamis, 15 Februari 2024. Pesawat milik perusahaan Intuitive Machines itu sedang menuju bulan, membawa muatan NASA dan berbagai pelanggan lainnya.
“Odysseus berhasil mengirimkan gambar misi IM-1 pertamanya ke Bumi pada 16 Februari 2024. Gambar tersebut diambil tak lama setelah pemisahan dari tahap kedua roket SpaceX," kata perusahaan yang berbasis di Houston, Amerika Serikat pada Sabtu, 17 Februari 2024.
Dalam postingan di X, Intuitive Machines membagikan empat foto selfie tersebut. Misi IM-1 Odysseus adalah bagian dari program Layanan Muatan Bulan Komersial (CLPS) Badan Antariksa Amerika (NASA).
Odysseus membawa enam eksperimen NASA dan demonstrasi teknologi, bersama dengan enam muatan komersial. IM-1 bukanlah upaya CLPS pertama yang diluncurkan.
Baca Juga: Gagal dengan Pesawat Pembawa Jasad Manusia, AS Kini Kirim Patung dan Museum ke Bulan
Pada Januari lalu, pendarat bulan Peregrine milik perusahaan Astrobotic gagal mencapai bulan. Akibatnya, instrumen sains dan semua muatan lainnya terbakar bersama Peregrine di atmosfer Bumi.
Hingga saat ini, perjalanan Odysseus masih lebih baik saja. Pendarat tersebut dalam kondisi bugar dan terus berkomunikasi dengan pengendali misi. Rencananya, Odysseus akan mendarat di bulan pada 22 Februari 2024.
Berbagai sistem Odysseus berfungsi normal, termasuk mesinnya, yang baru saja menyelesaikan tugas penting di luar angkasa. “Pengendali penerbangan berhasil menembakkan mesin metana cair dan oksigen cair pertama di luar angkasa, menyelesaikan commissioning mesin misi IM-1. Penembakan mesin ini mencakup pembakaran mesin utama dengan daya dorong penuh dan profil throttle down yang diperlukan untuk mendarat di bulan,” kata perusahaan itu pada Jumat lalu.
Amerika berharap banyak pada Odysseus. Jika pendaratannya berhasil, maka akan menjadi pesawat swasta pertama yang berhasil di bulan. Beberapa usaha sebelumnya oleh perusahaan Jepang dan lainnya gagal saat mendarat. Sumber: Space.com
