News

Pendarat Jepang di Bulan Belum Mati, Tetapi Sekarat Menunggu Paparan Matahari

Ilustrasi pesawat SLIM Jepang di permukaan bulan. Gambar: JAXA

ANTARIKSA -- Pesawat pendarat bulan pertama dari Jepang masih memiliki sisa tenaga, dan peluang selamat di permukaan bulan yang dingin. Setelah mendarat pada Jumat, 19 Januari 2024, panel surya pengisi dayanya tidak berfungsi, meninggalkan pesawat SLIM dalam kondisi kelaparan akut.

Pendarat Cerdas untuk Investigasi Bulan (SLIM) adalah pesawat luar angkasa perintis, yang menjadikan Jepang negara kelima yang mendarat dengan selamat di bulan. Namun, masalah muncul sesaat setelah SLIM menyentuh bulan.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

"Panel surya gagal menghasilkan listrik di permukaan bulan, menyebabkan masa depan pendarat sangat diragukan," kata pejabat Badan Eksplorasi Dirgantara Jepang (JAXA). 

JAXA menjelaskan, sejak Jumat, tim misi telah melakukan berbagai upaya untuk menolong SLIM. Hingga pada Senin, 22 Januari pagi, JAXA mengumumkan kabar yang relatif menggembirakan. "Wahana pendarat tersebut belum dinyatakan mati, dan petugas yang menanganinya sedang berupaya untuk memulihkannya," kata badan tersebut. 

Baca Juga: Baru Mendarat di Bulan, Pesawat SLIM Jepang Hadapi Masalah Kelistrikan

Beberapa jam setelah mendarat, daya baterai SLIM terus berkurang. Ketika daya turun hingga 12 persen dari kapasitasnya di permukaan bulan, alat dari pendarat terpaksa dimatikan sehingga tenaga yang tersisa bisa untuk memulai kembali operasi pemulihan.

“Menurut data telemetri, sel surya SLIM menghadap ke barat. Jadi jika sinar matahari mulai menyinari permukaan bulan dari barat, ada kemungkinan menghasilkan listrik, dan kami bersiap untuk pemulihan. SLIM hanya bisa beroperasi dengan listrik dari sel surya," kata anggota tim misi pada Senin pagi.

Menurut tim tersebut, hingga saat ini SLIM berhasil mengirimkan data teknis dan citra yang dikumpulkannya selama pendaratan. SLIM juga membawa dua robot kecil yang disebut LEV-1 (Lunar Excursion Vehicle 1) dan LEV-2. Kedua robot kecil itu diklaim telah dikerahkan sesuai rencana, dan LEV-1 yang beroperasi di permukaan bulan telah terhubung dengan misi.

“Meski sikap (SLIM) setelah mendarat tidak berjalan sesuai rencana, kami senang bisa mencapai banyak hal dan senang bisa mendarat dengan sukses. Kami juga bersemangat untuk menganalisis datanya,” kata tim SLIM.

Baca Juga: Hari Ini, Pesawat Pembawa Jasad Manusia akan Jatuh ke Bumi dengan Kondisi Terbakar

SLIM adalah misi demonstrasi yang tugas utamanya membuktikan teknologi pendaratan di bulan secara presisi super. Karena itulah, SLIM juga disebut 'Penembak Jitu Bulan'. 

Wahana itu ditargetkan mendarat dalam jarak 100 meter dari tempat ekplorasinya di tepi Kawah Shioli, bulan. Hingga kini, JAXA belum mengumumkan apakah wahana tersebut mencapai target lokasi pendaratannya atau tidak.

SLIM diluncurkan pada September 2023 bersama teleskop luar angkasa sinar-X yang disebut XRISM. Teleskop itu ditempatkan di orbit rendah Bumi, sementara SLIM mengembara jauh ke bulan. SLIM mencapai orbit bulan pada 25 Desember 2023, dan terus mengelilingi bulan hingga mendarat padaJumat. Space.com

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

- angkasa berdenyut dalam kehendak -