Abaikan Protes Bangsa Navajo, Perusahaan Pemakaman di Bulan: Kami tak Mau Didikte Agama
ANTARIKSA -- Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) dan perusahaan pengiriman jasad manusia untuk dimakamkan secara simbolis di bulan, Calestis mengabaikan protes keras Bangsa Navajo. Penempatan jasad manusia dianggap akan mengotori kesucian bulan yang dikeramatkan dalam tradisi suku terbesar yang diakui di Amerika Serikat itu.
Bagaimanapun, NASA menganggap misi swasta ke bulan yang diprakarsai United Launch Alliance (ULA) dan Astrobotic akan membuat sejarah baru. Pada 8 Januari, roket ULA akan mengirim pendarat Peregrine milik Astrobiotic menuju bulan.
Peregrine akan memuat berbagai macam instrumen ilmiah yang dikembangkan NASA untuk program Artemis ke depan. Masalah muncul ketika Peregrine juga ternyata membawa kumpulan DNA dan sisa-sisa jasad manusia. Barang itu milik dua perusahaan pemakaman/peringatan luar angkasa, Celestis dan Elysium Space.
Kemarin, Bangsa Navajo meminta NASA dan administrasi penerbangan AS menunda misi yang ikut mengirim sejumlah jasad manusia tersebut. Sebab, NASA pernah meminta maaf kepada suku tersebut ketika melakukan misi serupa sebelumnya. Saat itu, NASA juga berjanji akan melibatkan Navajo jika ada misi pengiriman jenazah ke luar angkasa.
Baca Juga: Bangsa Navajo Desak NASA Batalkan Pengiriman Sisa Jasad Manusia ke Bulan
CEO dan salah satu pendiri Celestis, Charles Chafer tidak menganggap keberatan Navajo tersebut substantif. Menurut dia, proses peraturan yang menyetujui misi luar angkasa tidak mempertimbangkan kepatuhan terhadap ajaran agama atau kepercayaan tertentu.
"Tidak ada agama tertentu yang bisa atau harus mendikte apakah misi luar angkasa harus disetujui,” kata Chafer kepada Space.com.
Melawan kepercayaan suku Navajo, ia menegaskan bulan tidak dimiliki sepihak oleh orang maupun agama tertentu. Jika kepercayaan dari banyak agama di dunia dipertimbangkan, dia yakin tidak akan ada misi yang akan disetujui.
“Sederhananya, kita tidak akan pernah membiarkan keyakinan agama mendikte upaya kemanusiaan di luar angkasa, tidak ada dan tidak boleh ada ujian agama,” kata Chafer.
Dalam pengarahan pra-peluncuran pada Kamis, 4 Januari 2024, perwakilan NASA mengatakan pengiriman itu murni urusan bisnis. NASA mengeklaim tidak berwenang mengatur barang-barang yang dibawa misi tersebut, selain milik NASA sendiri. Namun, Pemerintah AS telah membentuk kelompok antarlembaga untuk meninjau keberatan Bangsa Navajo.
Baca Juga: Sejarah Hari Ini: Misi Apollo 20 NASA tidak Pernah Sampai di Bulan
Secara terpisah, Wakil administrator asosiasi untuk eksplorasi di Direktorat Misi Sains NASA, Joel Kearns mengakui bahwa misi komersial ini bisa menimbulkan kontroversi lebih lanjut. Bahkan, muatan komersial itu bisa digunakan untuk hal-hal seperti iklan, yang bisa menimbulkan kemarahan publik lebih lanjut.
“Dengan peluang-peluang baru dan cara-cara baru dalam melakukan bisnis, kami menyadari bahwa beberapa muatan komersial non-NASA bisa menimbulkan kekhawatiran bagi beberapa komunitas,” kata Kearns.
Namun, Kearns menunjukkan misi awal itu akan memungkinkan NASA dan lembaga lain mempelajari lebih lanjut cara mengatur akses ke bulan. “Dan saya yakin, seiring berjalannya waktu, akan ada perubahan bagaimana kita memandang hal ini, atau bagaimana industri itu sendiri mungkin menetapkan standar atau pedoman tentang bagaimana mereka akan melanjutkannya." Sumber: Space.com