Imbas Badai Matahari Terbesar, Aurora Bisa Disaksikan Seluruh Amerika dan Eropa
ANTARIKSA -- Pengamat langit menikmati malam yang mengejutkan. Mereka menyaksikan aurora saat badai matahari terkuat yang terjadi semalam menghantam Bumi. Ini merupakan badai terkuat yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir.
Badai matahari yang mengejutkan membawa aurora di seluruh AS dan Eropa tadi malam (23 Maret 2023 waktu setempat). Imbasnya, penampakan tampilan warna-warni aurora dilaporkan muncul dari selatan sejauh New Mexico dan Arizona.
Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional AS (NOAA) mengklasifikasikan badai matahari itu sebagai G4 (parah) pada skala 5. Anehnya, peramal cuaca luar angkasa tidak melihat badai datang karena disebabkan oleh letusan matahari yang tersembunyi.
Imbasnya, pemandangan menakjubkan aurora yang biasa dilihat di Kanada, Eropa utara, dan Alaska bisa disaksikan di lokasi dengan garis lintang yang jauh lebih rendah.
Fotografer Lauren Thompson berbagi foto di Twitter yang diambil pada malam tampaknya aurora di New Mexico.
"Aku tidak percaya kita melihat ini di New Mexico! Saat ini di suatu tempat antara Pecos dan Las Vegas!" katanya dalam satu tweet.
Fotografer di Arizona, North Carolina, dan Oklahoma juga menangkap tampilan aurora. Begitu pula banyak negara bagian di utara amerika bisa menyaksikan aurora.
"Malam terbaik dalam hidupku. Dekat Watertown, South Dakota," cuit Alex Resel.
Aurora dipicu oleh interaksi antara partikel bermuatan yang mengalir dari matahari dalam bentuk angin matahari dan molekul di atmosfer bumi. Karena garis medan magnet planet menyalurkan partikel matahari ke arah kutub, sebagian besar tampilan aurora hanya terlihat pada garis lintang yang sangat tinggi.
Namun, ketika semburan angin matahari yang kuat menghantam Bumi sekaligus, seperti yang dilepaskan pada saat lontaran massa koronal, aurora dapat menyebar secara signifikan ke arah ekuator. Selama badai matahari paling intens dalam sejarah yang tercatat ini, penampakan aurora dilaporkan sejauh selatan Bahama.
Peramal cuaca luar angkasa awalnya memperkirakan badai geomagnetik G2 moderat akan terjadi pada tanggal 23 Maret dan 24 Maret. Badai seperti itu akan memperkuat aurora sebagian besar di garis lintang yang agak tinggi.