Fakta Misterius Komet, Bintang Berekor yang Datangnya tak Disangka-sangka
ANTARIKSA -- Komet merupakan salah satu objek pengunjung Tata Surya yang paling sulit diprediksi. Kehadiran komet bisa menjadi salah satu pemandangan langit yang luar biasa.
Apa itu komet? Dilansir dari BBC Night at Sky Magazine, secara sederhana, komet adalah benda besar berisi es dan debu yang mengorbit Matahari. Kadang, komet terlihat sebagai objek terang di langit dengan ekor panjang yang mengikutinya.
Sebagai 'pengembara' Tata Surya, komet bisa menjadi salah satu pemandangan astronomi yang paling spektakuler ketika muncul di langit kita. Komet tidak pernah gagal menarik imajinasi ketika melewati Bumi.
Setelah bertahun-tahun pengamatan, para astronom berhasil mengungkap rahasia yang tersembunyi komet.
Komet memiliki inti yang berisi es yang dicampur dengan batuan dan debu. Inti komet lebarnya bisa beberapa kilometer. Meskipun terkadang disebut sebagai 'bola salju kotor,' es yang ditemukan di komet jauh lebih eksotis daripada es di Bumi.
Ketika pesawat ruang angkasa Rosetta mencapai komet 67P/Churyumov-Gerasimenko pada tahun 2014, pesawat antariksa itu melakukan analisis in-situ pertama dari inti komet.
Dari pengamatan itu, Rosetta tidak hanya menemukan es air, tetapi juga karbon dioksida dan monoksida, serta jejak amonia, metana, dan metanol.
Senyawa yang sangat mudah menguap ini biasanya ditemukan sebagai gas atau cair di Bumi. Namun, karena dinginnya ruang angkasa, zat-zat itu ditemukan dalam wujud es yang sekeras batu.
Orbit Komet
Komet melakukan perjalanan dalam orbit elips yang besar. Komet sesekali mengunjungi Tata Surya bagian dalam sebelum melakukan perjalanan miliaran kilometer ke wilayah luar Tata Surya.
Beberapa komet, seperti Komet Halley, memiliki orbit yang hanya berlangsung beberapa tahun atau dekade. Komet ini termasuk komet periode pendek.
Komet periode panjang melakukan perjalanan lebih jauh ke ruang angkasa dalam. Komet jenis ini membutuhkan ribuan tahun untuk menyelesaikan satu orbit.
Apa yang Terjadi Ketika Komet Mendekati Matahari?
Sebagian besar dari orbit komet, inti komet tetap berbentuk sebagai gumpalan es. Namun, inti komet berubah ketika komet mendekati perihelion, pendekatan terdekatnya ke Matahari.
Ketika cukup dekat, radiasi matahari memanaskan permukaan komet, menyebabkan komponen yang ada di sana menguap.
Ketika gas tersebut keluar ke ruang angkasa, gas itu mengangkat debu, menciptakan selubung yang dapat membentang lebih dari 50.000 km di sekitarnya. Selubung ini dikenal sebagai koma.
Ketika komet semakin dekat ke Matahari, selubung ini mulai merasakan pengaruh matahari dengan lebih tajam, karena angin dan medan magnetnya menyapu debu dan gas keluar membentuk ekor besar.
Ekor dapat membentang jutaan kilometer, melintasi sebagian besar Tata Surya. Sebagian dari puing-puing ekor ini tertinggal di orbitnya untuk membentuk aliran meteoroid.
Beberapa dari puing-puing ini melintasi orbit Bumi. Kita melihat puing-puing tersebut terbakar di atmosfer sebagai hujan meteor.
Pertemuan dekat ini dengan Matahari bisa melelehkan lapisan lain dari inti. Kadang-kadang komet terlalu dekat, dan panas dan gravitasi yang intens menyebabkannya pecah. Ini seperti yang terjadi pada tahun 2013 dengan C/2012 S1 ISON.
Cahaya matahari yang memantul dari koma dan ekor membuat komet ini bersinar, menjadikannya target yang populer bagi para astronom.