Venus, Planet Terang dengan Atmosfer Mengerikan dan Beracun
ANTARIKSA -- Christiaan Huygens, astronom Belanda, pertama kali membuat hipotesis tentang keberadaan atmosfer Venus pada tahun 1698. Saat itu, dia mengamati planet tersebut melalui teleskopnya.
Dia tidak dapat melihat ciri apa pun di permukaannya dan menduga bahwa atmosfer tebal pasti menghalangi pandangannya.
Bertahun-tahun kemudian pada tahun 1761, Mikhail V Lomonosov dari Rusia mendeteksi pembiasan sinar matahari saat mengamati transit Venus melintasi Matahari. Dia kemudian menemukan atmosfer Venus.
Fakta tentang Venus
Venus adalah planet kedua dari Matahari. Venus memiliki permukaan berbatu yang mirip dengan Merkurius, Bumi, dan Mars.
Venus digambarkan sebagai kembaran Bumi. Venus hanya berdiameter 638,4 km lebih kecil dari Bumi dan memiliki massa yang serupa.
Meskipun letaknya lebih jauh dari Matahari dibandingkan Merkurius, Venus adalah planet terpanas di Tata Surya.
Suhu permukaan di Venus mencapai rata-rata terik sebesar 475°C. Suhu ini sangat kontras dengan rata-rata suhu di Bumi yang sebesar 15°C.
Ada teori yang mengatakan bahwa 4 miliar tahun yang lalu, atmosfer Venus sama seperti Bumi. Namun, saat ini atmosfernya padat yang terdiri dari 96 persen karbon dioksida, 3% nitrogen, dan sisanya terdiri dari unsur-unsur jejak termasuk sulfur dioksida.
Vulkanisme awal diyakini melepaskan karbon dioksida ke atmosfer di Bumi dan Venus.
Meskipun lempeng tektonik planet Bumi membantu mendaur ulangnya menjadi batuan, Venus tidak mampu melakukannya. Karbon dioksida menumpuk begitu saja di atmosfer.
Hal ini menyebabkan planet ini mengalami efek rumah kaca yang tidak terkendali. Karbon dioksida di atmosfer menghalangi radiasi panas keluar dari planet, sehingga mengakibatkan suhu tinggi dan menjelaskan mengapa Venus lebih panas daripada Merkurius.
Jika seseorang kurang beruntung dan berdiri di permukaan Venus, mereka akan mengalami tekanan lebih dari 90 kali tekanan Bumi. Ini setara dengan berada 3.000 meter di bawah laut.
Atmosfer Venus juga menjadikannya objek paling terang ketiga yang terlihat dengan mata telanjang.
Awan tebal yang terdiri dari asam sulfat menutupi planet ini, mencegah sinar matahari menembus hingga ke permukaan.
Awan ini memantulkan hingga 84% sinar matahari yang masuk, menyebabkannya lebih terang daripada sebagian besar objek langit malam.
Awan bergerak mengelilingi planet ini dalam hitungan hari, tertiup oleh angin atmosfer yang kuat dengan kecepatan sekitar 300 km/jam. Awan melepaskan tetesan asam sulfat yang menguap sebelum mencapai permukaan planet.