Muncul Kontroversi, Koalisi Ilmwuan Usul Penamaan Awan Magellan Diganti
ANTARIKSA -- Para astronom mengusulkan agar penamaan Awan Magellan diganti. Nama awan Magellan diambil dari
Ferdinand Magellan.
Menurut para ilmuwan yang mengusulkan penggantian nama itu, Ferdinand Magellan bukanlah seorang astronom. Dia juga bukan penemu awan, dan dia memiliki reputasi yang buruk.
Pada bulan September, astronom Mia de los Reyes menerbitkan opini tersebut jurnal APS Physics. Opini itu mewakili koalisi astronom yang menyerukan penggantian nama awan Magellan.
Awan Magellan adalah dua galaksi tak beraturan yang ikonik dan bersinar di dekat Bima Sakti. Salah satu alam bertabur bintang ini diberi nama Awan Magellan Besar dan yang lain diberi nama Awan Magellan Kecil.
Persamaan dari kedua galaksi satelit ini adalah keduanya diberi nama berdasarkan nama Ferdinand Magellan.
Magellan tercatat dalam sejarah sebagai penjelajah Portugis yang membunuh, memperbudak, dan membakar rumah penduduk asli saat hendak menjadi orang pertama yang mengelilingi dunia.
Seperti yang dinyatakan dalam artikel de los Reyes, kisah langsung perjalanan Magellan menggambarkan bagaimana ia memperbudak penduduk asli Teluche, yang tinggal di wilayah yang sekarang disebut Argentina. Magellan juga tercatat telah membakar seluruh desa di wilayah yang sekarang disebut Guam.
Magellan juga memiliki budak pribadinya, Enrique de Malacca, yang dia beli sebelum perjalanan. Budak itu dia manfaatkan untuk menerjemahkan bahasa asli.
Para ahli berpendapat bahwa kehadiran Enrique de Malacca dalam perjalanan tersebut secara teknis menjadikannya orang pertama yang mengelilingi dunia setelah Magellan terbunuh dalam perkelahian dengan penduduk pulau di Filipina.
“Lapu-Lapu, penguasa Mactan yang pasukannya membunuh Magellan, sering dianggap membunuh penjelajah tersebut setelah berselisih dengan penduduk asli setempat,” menurut National Geographic.
Di siis lain, Lapu-Lapu telah menjadi pahlawan nasional di Filipina.
Jadi, menimbang alasan-alasan ini, koalisi yang baru-baru ini diumumkan mengatakan sebaiknya nama Awan Magellan Besar (Large Magellan Cloud atau LMC) dan awan Magellan Kecil (Small Magellan Cloud atau SMC) sepantasnya diganti.
“Topik khusus ini adalah sesuatu yang saya pikirkan sejak mempelajari galaksi-galaksi ini,” kata de los Reyes, asisten profesor astronomi di Amherst College, mengatakan kepada Space.com.
"Saya orang Filipina-Amerika, dan Magellan adalah tokoh terkenal dalam sejarah Filipina, jadi hal ini selalu ada dalam pikiran saya."
Selain menjadi "penjajah, budak, dan pembunuh", seperti yang ditulis de los Reyes dalam opininya, para astronom juga setuju bahwa Magellan bukanlah orang pertama yang mengidentifikasi awan ini.
“Magellan sangat mengerikan, tetapi itu bukanlah masalah utama,” ucap David W. Hogg, seorang profesor fisika dan ilmu data di Universitas New York dan Pemimpin Kelompok Data Astronomi di Institut Flatiron mengatakan kepada Space.com.
“Masalah utamanya adalah Magellan bukanlah penemuannya.”
Kata-kata "Awan Magellan Besar" dan "Awan Magellan Kecil" sangat umum dalam bidang astronomi. Objek berkilauan ini dianggap sebagai laboratorium kosmik terbaik untuk mempelajari pembentukan bintang.
Tidak hanya penuh dengan benda-benda bintang, awan Magellan letaknya sangat dekat dengan galaksi kita sehingga para ilmuwan juga dapat menyelidiki masing-masing bintang yang ada di dalamnya.
Galaksi satelit ini juga merupakan satu-satunya sistem yang bisa dilihat dengan jelas menampung gugus bintang pada setiap tahap evolusi. Ada beberapa ribu artikel akademis yang ditinjau oleh rekan sejawat menyebutkan hasil yang diperoleh dari LMC dan SMC.
Ini juga berarti beberapa ribu artikel akademis yang ditinjau oleh rekan sejawat merujuk pada Magellan. Menurut perhitungan de los Reyes, ada lebih dari 17.000 artikel mempublikasikan Awan Magellan.
Berdasarkan publikasi tahun 2020, populasi lokal di Amerika Selatan sudah mengetahui awan ini jauh sebelum ekspedisi Magellan. Orang Portugis menyebutnya "Awan Tanjung". Kalangan ilmiah menggunakan nama "Nubecula Minor" dan "Nubecula Major".
“Ternyata nama ‘Magellanic’ bahkan belum banyak melekat pada galaksi-galaksi ini hingga memasuki tahun 1800-an, berabad-abad setelah ekspedisi Magellan,” kata Sally Oey, profesor astronomi di Universitas Michigan, kepada Space.com.
“Hampir semua astronom yang saya ajak bicara mendukung. Kritik tampaknya terutama datang dari kelompok minoritas yang vokal,” kata de los Reyes.