Observatorium Vera Rubin, 10 Tahun Mengintip Langit, Apa Saja Rahasia yang Tersembunyi?
ANTARIKSA -- Tahun ini, Observatorium Vera Rubin (VRO) dijadwalkan akan beroperasi. VRO direncanakan akan mulai pengamatan pada Desember 2024.
Apa itu VRO? VRO memiliki peran istimewa di antara teleskop-teleskop lainnya yang telah ada lebih dulu. VRO didesain untuk memotret langit secara luas dan mendalam selama 10 tahun.
Tugas utama VRO adalah mendeteksi perubahan yang ada di langit dan kemudian memberi tahu observatorium lain untuk menelitinya lebih detail.
Dengan melakukan survei berulang-ulang terhadap langit, VRO akan mendeteksi perubahan atau transien astronomi. Jenis pengamatan ini dikenal sebagai astronomi domain waktu.
Jika VRO menemukan sesuatu yang bersifat transien di langit malam, secara otomatis akan mengirimkan notifikasi ke observatorium lain yang akan mengamati objek transien tersebut secara detail.
Memberi peringatan ke teleskop lain hanyalah salah satu fungsi dari VRO. Program pengamatan utama VRO disebut Survei Warisan Ruang dan Waktu (LSST).
LSST akan mencatat seluruh langit dengan mengambil gambar setiap malam selama 10 tahun menggunakan kameranya yang memiliki resolusi 3,2 gigapiksel. Setiap lima detik, kamera akan mengarah ke bagian langit yang berbeda dan mengambil eksposur selama 15 detik.
Upaya selama satu dekade ini akan menghasilkan jumlah data yang sangat besar. Data ini akan mencakup 200.000 gambar per tahun, sejumlah 1,28 petabyte data.
Karena banyaknya data, proyek VRO bahkan menyertakan jalur data baru dari situsnya di utara Chile kembali ke Amerika Serikat. Untuk mengelola dan menemukan apa yang tersembunyi dalam data tersebut, ilmuwan akan memanfaatkan machine learning.
Para penulis sebuah penelitian baru telah mengembangkan metode baru bagi observatorium untuk mendeteksi anomali dalam jumlah data yang besar ini.
Daftar objek dan peristiwa yang akan terdeteksi oleh VRO mencakup semua hal yang dapat diharapkan. Selain supernova dan asteroid, VRO mungkin akan menemukan Planet 9 yang sulit ditemukan di ujung tata surya kita.
VRO mungkin juga akan melihat kilonova, ledakan sinar gamma, quasar variabel, AGN, dan bahkan objek antarbintang (ISO) seperti 'Oumaumua dan Borisov.
Autoencoder
Para peneliti telah mengembangkan jenis jaringan saraf tertentu untuk memproses data yang dihasilkan VRO. Jaringan saraf adalah bentuk kecerdasan buatan yang meniru cara kerja otak manusia. Dalam penelitian yang diterbitkan di The Astronomical Journal, para penulis menggunakan jenis jaringan saraf yang disebut autoencoder.
Autoencoder dapat melakukan fungsi yang sangat berguna. Mereka mengambil data, mengkode atau menyusutkannya, lalu mengembalikan data tersebut ke versi dirinya sendiri.
Dengan cara ini, autoencoder dapat "mempelajari" aspek-aspek mana dari data yang relevan dan mana yang noise. Noise tersebut kemudian dapat dibuang.
Dalam makalah, para peneliti menjelaskan bahwa mereka memperkenalkan metode baru untuk mendeteksi anomali dalam data objek tata surya, sebagai persiapan untuk LSST.
Mereka melatih autoencoder untuk mendeteksi anomali dan menggunakan ruang laten yang dipelajari untuk mencari objek menarik lainnya. Autoencoder yang mereka kembangkan berfokus pada menemukan anomali seperti objek antarbintang (ISO). Jika autoencoder dapat mengidentifikasinya, ini berarti jumlah data LSST yang sangat besar menjadi lebih mudah dikelola.