LignoSat, Satelit Kayu Pertama NASA dan JAXA Siap Diluncurkan
ANTARIKSA -- NASA dan Badan Eksplorasi Dirgantara Jepang (JAXA) berencana meluncurkan satelit kayu pertama di dunia ke luar angkasa. Tujuannya, membuat peta jalan penerbangan luar angkasa yang ramah lingkungan.
Mereka telah membuat LignoSat, satelit seukuran cangkir kopi yang terbuat dari kayu magnolia. Ia akan diluncurkan ke orbit Bumi pada musim panas 2024.
Entah siapa yang memulai ide satelit kayu, namun itu masuk akal. Kayu tidak akan terbakar atau membusuk di ruang hampa udara yang tak bernyawa. Sebaliknya, kayu tersebut akan terbakar menjadi abu halus saat masuk kembali ke atmosfer bumi dan menghasilkan bahan yang sangat berguna. Mereka bisa terbiodegradasi untuk satelit masa depan.
Setelah berhasil menguji sampel kayu mereka di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) awal tahun ini, para ilmuwan yakin satelit uji tersebut layak diluncurkan tahun depan. Sebelumnya, para ilmuwan mengirimkan tiga sampel kayu ke ISS untuk diuji, yaitu magnolia, cherry, birch.
Baca Juga: Saat Gerhana Matahari 20 April 2023, Satelit NASA akan Jatuh Menghujam Bumi
Ketiganya disimpan dalam modul yang terpapar kondisi luar angkasa. Para peneliti kemudian memilih magnolia karena kekuatan dan sifatnya yang tidak mudah selama pembuatan.
Untuk diketahui, lebih dari 9.300 ton benda luar angkasa saat ini mengorbit Bumi. Termasuk sampah luar angkasa seperti satelit yang tidak lagi beroperasi dan bongkahan bekas roket.
Bahan pembuatan benda-benda tersebut, seperti titanium ringan dan aluminium menjadi logam berkilau yang meningkatkan kecerahan langit malam. Mereka menyumbang 10 persen kilauan di langit planet kita sehingga menciptakan polusi cahaya. Akibatnya, fenomena luar angkasa yang perlu diketahui akan jauh lebih sulit terdeteksi.
Baca Juga: Bahan Kimia Sampah Antariksa Mulai Mencemari Atmosfer, Mengancam Iklim Bumi
Pesawat ruang angkasa dari logam juga mahal dan menimbulkan ancaman bagi stasiun luar angkasa, pesawat ruang angkasa lain, dan manusia di bumi. Jika mereka berukuran besar, kemungkinan tidak akan terbakar habis di atmosfer sehingga bisa jatuh bebas ke lokasi manapun di dunia.
"Secara teori, satelit kayu seperti LignoSat seharusnya tidak terlalu berbahaya dibandingkan sampah luar angkasa," tulis para peneliti. Sumber: Live Science