Pembangunan Stasiun Pengganti ISS Menghadapi Berbagai Tantangan
ANTARIKSA — Perusahaan yang mengembangkan konsep stasiun ruang angkasa komersial untuk NASA mengatakan, mereka berkomitmen bekerja secepat mungkin. Namun, mereka tidak menjanjikan penambahan dana bisa mempercepat pekerjaan mereka secara signifikan di tengah kekhawatiran tentang kelangsungan jangka panjang Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).
Selama diskusi panel di Simposium Goddard Memorial American Astronautical Society pada Jumat, 25 Maret, para eksekutif dari empat perusahaan yang mengembangkan stasiun antariksa komersial mengatakan, mereka sedang berada di jalur untuk menyiapkan fasilitas tersebut setidaknya untuk operasi awal akhir dekade ini atau sebelum jadwal pensiun ISS pada 2030.
Tiga dari perusahaan itu, Nanoracks, Northrop Grumman, dan Sierra Space adalah bagian dari tim yang memenangkan kontrak lebih dari 400 juta dolar AS dari NASA pada Desember 2021. Kontrak itu untuk tahap pertama stasiun antariksa, Orbit Rendah Bumi (LEO) Komersial. Yang keempat, Axiom Space, menerima kontrak 140 juta dolar pada tahun 2020 untuk mengembangkan modul yang akan dipasang ke ISS segera setelah tahun 2024. Modul itu nantinya akan berfungsi sebagai pendahulu untuk stasiun baru.
Namun, lebih banyak uang tidak serta merta mempercepat rencana mereka. "Jadwal kami agresif, tetapi jika Anda tidak membidik tinggi, Anda tidak akan berhasil," kata Wakil Presiden Senior Sistem Antariksa di Nanoracks, Marshall Smith.
“Jika Anda ingin mempercepatnya, mungkin itu bisa terjadi. Itu tergantung pada berapa banyak uang.”
Smith mengatakan, dana tambahan akan membantu dalam pengurangan risiko. "Apa yang lebih banyak uang lakukan untuk Anda, adalah memungkinkan Anda untuk mengurus masalah ketika mereka muncul," katanya.
“Lebih banyak uang pasti akan membantu untuk memastikan bahwa kami setidaknya menahan jadwal (lain) yang kami miliki, jika tidak mempercepatnya sedikit.”
“Lebih banyak uang akan selalu membantu,” kata Kepala Pendapatan Axiom Space, Tejpaul Bhatia. Namun, kata dia, ada hal-hal tertentu yang jadwalnya tidak bisa diubah dengan tambahan uang.
Kepala Kantor Strategis Sierra Space, Steve Lindsey setuju bahwa mereka memiliki risiko kesenjangan yang benar-benar harus kami perhatikan. Namun, tetap berkomitmen menyelesaikan pekerjaan itu secepat mungkin. "Kami akan melaju secepat mungkin dengan sumber daya yang kami miliki."
Saat ini, NASA berencana akan menghentikan operasi ISS pada tahun 2030, setelah sekitar dua tahun masa transisi dengan stasiun komersial. Artinya, stasiun antariksa komersial harus sudah siap pada 2028. Namun, Kantor Inspektur Jenderal NASA memperingatkan, berdasarkan pengalaman dengan program masa lalu seperti kru komersial, stasiun komersial tidak mungkin siap sampai setelah 2030. Laporan itu menambahkan bahwa mitra komersial setuju bahwa jadwal NASA itu tidak realistis.
Itu juga diperumit oleh fakta bahwa para pejabat Rusia secara terbuka skeptis terhadap perpanjangan operasi ISS mulai 2024 hingga 2030, bahkan sebelum perang Rusia ke Ukraina yang memutuskan hampir semua hubungan antariksa antara Rusia dan Barat, kecuali untuk ISS.
Lindsey menyinggung hal itu dalam komentarnya. "NASA telah setuju untuk memperpanjang ISS hingga 2030, tetapi kami memiliki mitra utama, saya tidak akan menyebutkan namanya, yang hanya menyetujui 2024, jadi kami memiliki risiko kesenjangan," kata dia.
NASA telah menekankan, operasi ISS tetap normal untuk saat ini, tanpa perubahan jangka pendek meskipun ada perang yang dilancarkan Rusia dan sanksi berikutnya. Administrator NASA, Bill Nelson pada 23 Maret lalu, mengatakan, pekerjaan di stasiun itu dan antara pusat kendali misi di Houston dan Moskow tidak berubah setelah sebulan peperangan.
Namun, ada sedikit diskusi tentang apa yang mungkin terjadi jika Rusia memutuskan menarik diri dari ISS setelah 2024, atau jika sanksi menurunkan kemampuannya untuk melanjutkan operasi stasiun. Untuk diketahui, ISS saat ini beroperasi dengan tenaga pendorong dari modul dan pesawat antariksa Rusia.