Transisi NASA dari ISS ke Stasiun Komersial Membuat ESA Merana
ANTARIKSA — Rencana Badan Antariksa Amerika (NASA) untuk beralih dari Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) ke stasiun komersial memaksa satu mitra kunci mereka, Badan Antariksa Eropa (ESA) memikirkan kembali bagaimana kerja sama di orbit rendah Bumi ke depan. Kepala Kantor ESA di Washington, Sylvie Espinasse mengatakan, aturan yang berlaku antara mitra ISS dalam menukar sumber daya tidak akan bekerja dengan baik di stasiun komersial.
“Kerja sama ESA-NASA di ISS didasarkan pada non-pertukaran dana dan barter barang dan jasa antara mitra. Ini memungkinkan ESA menggunakan asetnya di orbit, modul Columbus, dan menerbangkan astronot Eropa,” kata dia dalam panel diplomasi luar angkasa yang diselenggarakan Institut Kebijakan Luar Angkasa Universitas George Washington pada 23 Februari.
Namun, begitu faktanya NASA akan beralih ke stasiun komersial. "ESA mungkin tidak akan berada dalam posisi untuk membeli layanan komersial dari AS untuk kegiatan penelitiannya di LEO (orbit rendah Bumi) atau untuk menerbangkan astronotnya," Espinasse memperingatkan.
Menurut dia, membeli layanan komersial kemungkinan tidak akan diterima oleh negara-negara anggota ESA. Membeli layanan dari perusahaan AS, kata dia, akan bertentangan dengan mandat ESA untuk mendukung industri luar angkasa Eropa.
ESA tidak memiliki rencana formal untuk operasi di LEO setelah ISS pensiun pada tahun 2030, tetapi Espinasse mengatakan ada beberapa opsi yang memungkinkan jika agensi tidak dapat membeli layanan langsung dari perusahaan Amerika. Salah satunya, NASA menjadi perantara, membeli layanan dari stasiun komersial dan kemudian melakukan barter dengan ESA seperti yang biasa dilakukan di ISS.
“NASA menjadi perantara antara penyedia ESA dan AS,” katanya. “Tapi saya tidak berpikir solusi semacam ini bisa terjadi dalam jangka panjang. Ini terlalu rumit.”
Solusi jangka panjang, katanya, perlu melibatkan kepentingan bersama di antara para mitra. Dalam kasus Eropa dan ESA, kata dia, mereka harus menemukan jalan sendiri ke orbit rendah Bumi dengan industri mereka sendiri. Hal itu juga bisa melibatkan stasiun komersial atau kemitraan industri yang mencakup perusahaan Amerika dan Eropa yang bersama-sama mengoperasikan stasiun.
Contoh kemitraan yang dia kutip adalah kerja sama antara Northrop Grumman dan Thales Alenia Space di pesawat ruang angkasa Cygnus. Pesawat itu dikembangkan oleh Northrop tetapi menggunakan komponen utama yang dibuat oleh Thales.
“Ini bisa bermanfaat bagi industri Eropa, berpartisipasi dalam konsorsium ini, dan mungkin dapat diterima oleh negara-negara anggota kami,” kata dia.
Northrop adalah salah satu dari tiga perusahaan yang memenangkan penghargaan NASA Commercial LEO Destination (CLD) pada bulan Desember 2021. Perusahaan itu mengusulkan stasiun komersial yang memanfaatkan pesawat ruang angkasa Cygnus.
ESA telah memulai apa yang disebut Espinasse sebagai refleksi internal pasca-ISS dan bagaimana memenuhi kebutuhan Eropa di LEO. Pada pertemuan antariksa Eropa 16 Februari, ESA mengumumkan akan membentuk kelompok penasihat tingkat tinggi untuk memeriksa opsi penerbangan antariksa astronot Eropa. Itu akan dibahasa lagi dalam pertemuan tingkat menteri ESA pada November 2022.
"Kami akan melihat ke mana ini membawa kami dalam beberapa bulan mendatang," katanya.
Espinasse menambahkan, model kemitraan ISS harus bekerja dengan baik pada upaya eksplorasi seperti Gateway bulan yang dipimpin NASA. Dalam proyek stasiun kecil sebagai pos menuju bulan itu, ESA, Badan Antariksa Kanada, dan badan antariksa Jepang JAXA berkontribusi menyumbangkan komponen. Dengan begitu, mereka dapat menitipkan astronotnya ke bulan.
Sumber: SpaceNews