News

Rusia Kirim Misi Penyelamatan Kosmonot yang Terjebak di Stasiun Luar Angkasa

Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS. Gambar Domain Publik Pixabay/CC0
Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS. Gambar Domain Publik Pixabay/CC0

ANTARIKSA -- Badan antariksa Rusia, Roscosmos pada Selasa, 21 Februari 2023 mengatakan, awak yang terjebak di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) akan kembali ke Bumi pada bulan September. Artinya, dua kosmonot dan satu astronot yang tak bisa pulang karena kapsul Soyuz rusak akan menambah waktu tunggu di ISS selama enam bulan dari waktu normal misi.

Kosmonot Rusia, Dmitry Petelin dan Sergei Prokopyev, serta astronot NASA Frank Rubio terbang ke ISS pada September 2022 dengan kapsul Soyuz MS-22. Mereka dijadwalkan pulang dengan pesawat ruang angkasa yang sama. Namun, tabung pendingin kapsul itu mulai bocor pada pertengahan Desember diduga dihantam mikrometeoroid, butiran pasir ruang angkasa.

Sebelum kebocoran, ketiganya dijadwalkan kembali ke Bumi pada 28 Maret 2023. Rusia pada 18 Februari berencana mengirim kapal penyelamat, Soyuz MS-23, pada 24 Februari. Namun, pada Selasa ini, Roscosmos mengatakan, kepulangan mereka dijadwalkan berlangsung di atas Soyuz MS-23 pada bulan September 2023. Tidak ada penjelasan, apakah pesawat penyelamat itu tetap diluncurkan tanpa awak pada Jumat ini.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Roscosmos mengatakan, perpanjangan waktu tinggal misi ISS, biasanya berlangsung enam bulan, tidak akan menimbulkan risiko kesehatan bagi para kosmonot dan astronot. Para awak itu disebut telah menerima informasi tentang perpanjangan misi mereka secara positif.

"Pada 2021, Pyotr Dubrov dari Rusia dan Mark Vande dari AS juga menghabiskan satu tahun di ISS setelah misi mereka diperpanjang," kata pejabat Roscosmos.

Peluncuran kapsul Soyuz penyelamat itu sebelumnya dijadwalkan pada awal Februari. Namun, misi ditunda karena kapsul antariksa Rusia lainnya, yaitu kapal kargo Progress MS-21 juga ikut bocor setelah berlabuh di ISS. Hal itu memicu kekhawatiran dan penyelidikan yang diperluas.

Roscosmos mengatakan, kebocoran tertentu bisa disebabkan oleh benturan eksterior. Hal itu berdasarkan foto dan video yang menunjukkan lubang di bagian luar kapsul, termasuk pada radiator dan panel surya.

Politik Rusia dan AS memanas sejak dimulainya serangan Rusia di Ukraina dan diikuti sanksi Barat terhadap Rusia. Namun, ruang angkasa tetap menjadi tempat kerja sama yang langka antara Moskow dan Washington.

ISS diluncurkan pada tahun 1998 pada saat kerjasama AS-Rusia melai meningkat. Itu karena Perlombaan Antariksa antara AS-Uni Soviet selama Perang Dingin telah mereda.

Rusia telah menggunakan kapsul Soyuz yang menua, namun tetap dapat diandalkan untuk mengangkut kosmonot dan astronot NASA ke luar angkasa sejak 1960-an. Soyuz Rusia adalah andalan misi antariksa sejak kapal uang alik AS berhenti beroperasi.

Namun dalam beberapa tahun terakhir, program luar angkasa Rusia dilanda sejumlah masalah yang menyebabkan hilangnya satelit dan kendaraan. Apalagi, saat ini telah benyak industri swasta yang bermain di bidang antariksa, terutama raksasa SpaceX dengan kapsul Dragon-nya. Sumber: Space.com

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

- angkasa berdenyut dalam kehendak -