Siapa Petani Pertama di Bumi?
ANTARIKSA -- Perkembangan pertanian oleh Homo sapiens merupakan kemajuan paling mendasar bagi spesies kita. Hal ini selamanya mengubah gaya hidup dari nomaden pemburu-pengumpul yang dianut semua manusia hingga saat itu.
Praktik menanam yang dilakukan nenek moyang kita telah membentuk sistem pertanian di seluruh dunia hingga saat ini. Dengan begitu, memberi makan miliaran orang yang kini nongkrong di muka bumi.
Pertanian juga melahirkan desa-desa yang diikuti munculnya tenaga kerja khusus, dan kemudian kemajuan seni dan teknologi. Namun kapan si moyang mulai menanam? Dan mengapa bertani?
Bulan Sabit Subur
Beberapa bukti paling awal mengenai pertanian berasal dari Bulan Sabit Subur (Fertile Crescent) atau hilal subur, sebuah wilayah yang mencakup wilayah Irak, Suriah, dan Palestina saat ini. Meskipun saat ini relatif kering, wilayah itu pernah diairi dengan baik oleh dua sungai besar.
Baca Juga: Temuan Baru: Padi Hasil Rekayasa Genetika Bisa Tumbuh di Tanah Mars
Beberapa jejak pertanian pertama ditemukan di Tell Abu Hureyra, Suriah utara. Sekitar 11.700 tahun yang lalu, wilayah itu merupakan sebuah desa di tepi sungai Eufrat.
Para ilmuwan telah menemukan tanda-tanda bahwa gandum hitam dibudidayakan di sana pada waktu itu. Gandum tersebut sengaja digiling menjadi tepung menggunakan batu-batu besar.
Antropolog dan arkeolog, Melinda Zeder, mengatakan bahwa pertanian tampaknya berkembang secara bertahap. Pertama, orang membudidayakan tanaman disamping berburu dan meramu. Kemudian, meningkatkan ketergantungan mereka pada tanaman pertanian, dan selanjutnya menetap di desa-desa terdekat untuk mengabdikan diri pada pertanian.
“Di Timur Dekat, kita mempunyai waktu sekitar 1.000 tahun lagi sebelum kita mencapai apa yang disebut pertanian, ketika orang-orang mencurahkan sebagian besar tenaga produktif mereka untuk menanam tanaman dan hewan peliharaan,” kata kurator emeritus di National Museum of Natural History tersebut.
Ketersediaan hewan melimpah
Mengikuti perkembangan pertanian tanaman pangan, hewan peliharaan seperti domba dan kambing segera menjadi ciri kehidupan pertanian menetap. Mereka mulai lebih dekat dengan kehidupan manusia.
Zeder mengatakan, kambing dan domba didomestikasi di Bulan Sabit Subur sekitar 10.500 tahun yang lalu. Menurut sebuah penelitian tahun 2022 di jurnal PNAS, di Anatolia (sekarang Turki), domestikasi hewan terjadi dalam tiga fase besar sekitar 8.400 tahun yang lalu
Pertama, masyarakat di pemukiman menangkap domba liar dan anak-anaknya pada musim perburuan. Domba tersebut kemudian dibesarkan untuk disembelih.
Kedua, warga melakukan penangkaran terbatas terhadap hewan-hewan tersebut sambil terus menangkap hewan-hewan liar lainnya. Ketiga, terjadi penggembalaan skala besar dengan hewan penangkaran yang bereproduksi. Pada fase ini, hewan dewasa dipanen untuk betuhan masyarakat di pemukiman.
Seperti varietas tanaman liar yang didomestikasi, hewan-hewan ini lebih cocok untuk diternakkan dibandingkan hewan liar seperti rusa. Saat itu, Rusa juga melimpah di wilayah tersebut.
“Pada dasarnya prosesnya sama seperti pada tanaman. Ini adalah sumber daya yang ditemukan di lingkungan yang responsif terhadap pertanian,” kata Zeder.
Sebelum era bertani
Ahli genetika di Universitas Algarve Portugal, Hugo Oliveira mengatakan, manusia memanen tanaman yang dapat dimakan pada waktu-waktu tertentu dalam setahun, jauh sebelum mereka mengembangkan pertanian yang sebenarnya.
Baca Juga: Ada Peneliti Indonesia di Balik Rekayasa Padi untuk Planet Mars
Salah satu contohnya adalah perkemahan berusia 10.000 tahun di Jerman, tempat orang berkumpul setiap musim gugur untuk memanen hazelnut. Itu ribuan tahun sebelum pertanian diperkenalkan ke Eropa oleh masyarakat Anatolia (Turki).
Para peneliti menyatakan bahwa pertanian yang dimulai di Bulan Sabit Subur, kemudian menyebar dari sana ke wilayah tetangga. Menurut Oliveira, di Asia Timur, pertanian muncul pada 9.000 tahun yang lalu, dan di Amerika 10.000 tahun yang lalu.
Pertanian selalu dimulai dengan dua tanaman utama, yang satu berupa sereal seperti gandum atau jagung, dan yang lainnya kacang-kacangan seperti buncis atau kedelai. “Sereal memberi Anda karbohidrat, dan kacang-kacangan memberi Anda protein,” kata Oliveira.
Zeder mengatakan, tidak jelas mengapa pertanian baru dimulai pada saat itu. Namun tampaknya hal ini muncul pada awal Holosen, periode waktu saat ini yang dimulai sekitar 12.000 tahun yang lalu, setelah zaman es berakhir.
Pertanian muncul melalui berbagai faktor, termasuk kepadatan populasi manusia yang lebih besar pada saat itu dan kesesuaian tanaman dan hewan untuk peternakan. “Ini bukan faktor tunggal. Kepadatannya, ketersediaannya, budayanya," kata Zeder. Sumber: Live Science