Seperti Apa Penampakan Asli Piramida Mesir Saat Dibangun? Berkilat Cemerlang
ANTARIKSA -- Piramida Mesir kuno telah berdiri selama ribuan tahun dan merupakan salah satu monumen paling abadi di dunia. Berdiri di gurun pasir yang kadang ekstrem, faktanya piramida tetaplah karya tangan manusia. Nah, pasti masih banyak yang ingin tahu seperti apa bentuk piramida saat pertama kali dibangun.
Piramida Mesir yang menjulang dari pasir di Giza adalah bukti kecerdikan dan rekayasa manusia. Dibangun untuk menandai makam firaun kuno, bangunan besar ini telah berdiri selama ribuan tahun.
Namun selama ribuan tahun, piramida telah berubah, sebagian besar karena penjarahan dan pekerja konstruksi yang menggunakan kembali bahan-bahan yang dibutuhkan. Jadi seperti apa bentuk piramida awal saat dibangun?
Ketika piramida Mesir kuno awalnya didirikan, baik di Giza maupun di tempat lain, mereka tidak terlihat berwarna cokelat pasir seperti yang sering terlihat saat ini. Sebaliknya, mereka ditutupi lapisan batuan sedimen yang mengilap. "Semua piramida dilapisi dengan batu gamping putih halus," kata Mohamed Megahed, asisten profesor di Czech Institute of Egyptology Universitas Charles di Praha kepada Live Science, Ahad, 5 Februari 2023. Casing batu kapur akan memberi piramida lapisan halus yang bersinar putih terang di bawah matahari Mesir.
Menurut Museum Nasional Skotlandia, para pekerja menggunakan sekitar 6,1 juta ton atau 5,5 juta metrik ton batu kapur selama pembangunan Piramida Agung Giza. Museum itu menampilkan salah satu balok batu kapur asli di etalasenya. The Great Pyramid, juga disebut Piramida Khufu oleh Firaun Khufu yang memerintah sekitar 2551 Sebelum Masehi (SM) - 2528 SM, adalah yang terbesar dan tertua dari semua piramida yang berdiri di Giza. Namun, batu selubungnya, seperti cangkang piramida, digunakan kembali untuk bangunan lain di bawah penguasa Mesir lain.
Ada bukti bahwa mahkota batu casing mulai dilucuti di bawah pemerintahan Tutankhamun sekitar 1336 SM - 1327 SM. Egyptologist, Mark Lehner menjelaskan, pengambilan batu piramida itu berlanjut hingga abad ke-12 M. Menurut BBC News, gempa bumi pada tahun 1303 M juga telah melonggarkan beberapa batu penyusun piramida.
Saat ini, piramida Giza masih mempertahankan beberapa selubung batu kapur aslinya, meskipun terlihat sedikit lebih lapuk daripada pada zaman kuno. "Anda bisa melihatnya di puncak Piramida Khafre di Giza," kata Megahed.
Piramida Khafre, dinamai dari Firaun Khafre (2520 SM-2494 SM), memiliki sisa-sisa batu selubung di sekitar puncaknya, memberi kesan puncak kedua terjepit di atas yang pertama. Egyptologist, Miroslav Verner dalam bukunya "The Pyramids: The Archaeology and History of Egypt's Iconic Monuments" menulis, di Mesir kuno, piramida ini juga memiliki selubung granit merah di sekitar tingkat yang lebih rendah. Piramida ketiga dan terkecil dari tiga piramida utama di Giza, Piramida Menkaure dinamai dari Firaun Menkaure (2490 SM- 2472 SM), juga memakai selubung granit merah di sekitar eselon bawahnya.
Saat ini, tidak ada apa-apa di puncak piramida Giza. Namun, menurut Megahed, awalnya bangunan itu menopang batu penjuru yang disebut piramida. Batu itu dilapisi dengan elektrum, campuran emas dan perak. Karena itu, batu penjuru akan tampak seperti permata runcing di ujung bagunan piramida.
Sebagian besar batu cemerlang itu telah hilang dari waktu ke waktu, tetapi ada beberapa contoh yang bertahan di museum. Spesimen ini mengungkapkan bahwa piramida diukir dengan citra religius. Misalnya, British Museum memiliki piramida batu kapur yang dilapisi hieroglif dari Abydos, sebuah situs arkeologi di Mesir. Hal ini menggambarkan orang yang terkubur di dalamnya menyembah dewa Mesir kuno Osiris dan menjalani mumifikasi dari Anubis berkepala serigala.
Mempertimbangkan kemegahan piramida sebelumnya, fitur yang saat ini telah menghilang meninggalkan pemandangan seperti luka terbuka. Contoh terbaik yang bisa disaksikan ada di Piramida Menkaure. "Ketika Anda melihat piramida Menkaure dari utara, Anda dapat melihat luka besar, seperti cekungan besar," kata Yukinori Kawae, seorang arkeolog di Nagoya University's Institute for Advanced Research di Japan kepada Live Science.
Cedera yang dialami Piramida Menkaure mungkin tidak akan ada di zaman kuno. Tetapi kerusakan itu memiliki manfaat untuk saat ini, yaitu menjadi jendela untuk masuk ke dalam piramida.
“Ini juga area penting bagi para arkeolog karena kita bisa melihat struktur internal piramida,” kata Kawae.