Sains

Pertama Kali, Embun Air Beku Ditemukan di Ekuator Mars

Olympus Mons, gunung berapi tertinggi tidak hanya di Mars tetapi juga di seluruh tata surya. Gambar: ESA

ANTARIKSA -- Embun air beku telah terlihat di ekuator Planet Mars untuk pertama kalinya. Para ilmuwan telah lama meyakini tidak akan mungkin melihat embun beku, apalagi cair, di wilayah Planet Merah yang tropis tersebut.

Penemuan itu bisa menjadi penting untuk pemodelan keberadaan air di Mars dan bagaimana air tersebut dipertukarkan antara atmosfer Planet Merah dan permukaannya. Ini dapat menjadi vital untuk eksplorasi Mars oleh manusia di masa mendatang.

Embun beku berupa air terlihat oleh dua pesawat antariksa Badan Antariksa Eropa (ESA). Pertama oleh ExoMars Trace Gas Orbiter (TGO), yang tiba di Mars pada tahun 2016, dan kedua oleh misi Mars Express, yang telah menjelajahi Planet Merah dari orbit sejak 2003.

Embun beku tersebut berada di dalam area Tharsis, wilayah vulkanik terbesar di Mars, yang menampung 12 gunung berapi besar. Termasuk Olympus Mons, yang bukan hanya gunung berapi tertinggi di Mars tetapi juga puncak tertinggi di tata surya dengan ketinggian 29,9 kilometer, sekitar 2,5 kali tinggi Gunung Everest.

Embun beku tersebut ditemukan oleh Adomas Valantinas, mahasiswa PhD di Universitas Bern, Swiss. Penelitian oleh tim Thomas tersebut telah dipublikasikan di jurnal Nature Geoscience pada Senin, 10 Juni 2024.

Baca Juga: Satelit Mars Menangkap Gambar Ratusan 'Laba-laba' Hitam di Kota Inca Misterius

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

"Kami pikir embun beku tidak mungkin terbentuk di sekitar ekuator Mars, karena campuran sinar matahari dan atmosfer tipis membuat suhu relatif tinggi di permukaan dan puncak gunung, (tapi) tidak seperti yang kita lihat di Bumi, di mana Anda mungkin melihat puncak yang membeku," kata Valantinas, yang sekarang menjadi peneliti pascadoktoral di Universitas Brown.

"Keberadaannya di sana menarik dan mengisyaratkan bahwa ada proses luar biasa yang memungkinkan terbentuknya embun beku," tambah dia.

Bercak-bercak es muncul hanya beberapa jam menjelang matahari terbit, lalu menguap saat sinar matahari menyinari ekuator Planet Merah. Es tersebut juga sangat tipis, dengan ketebalan yang setara dengan rambut manusia (sekitar seperseratus milimeter).

Meskipun demikian, bercak es tersebut menutupi area yang luas di setiap gunung berapi, dan kandungan airnya dapat mengisi sekitar 60 kolam renang Olimpiade, yang berukuran hampir 111 juta liter air. Air ini terus-menerus bertukar antara permukaan dan atmosfer Mars setiap hari, yang berlangsung sekitar 24 setengah jam selama musim dingin di Planet Merah.

Tinggi Gunung dan Kedalaman Kaldera

Olympus Mons, gunung berapi tertinggi tidak hanya di Mars tetapi juga di seluruh tata surya. Gambar: Kamera Stereo Mars Express ESA


Wilayah Tharsis adalah rumah bagi beberapa gunung berapi besar yang menjulang di atas dataran ekuator Planet Merah yang mengelilinginya. Bersama dengan Olympus Mons, puncak-puncak ini mencakup gunung berapi Tharsis Montes yang dikenal sebagai Ascraeus, Arsia Mons, dan Pavonis. Nama terakhir memiliki ketinggian sekitar Gunung Everest.

Baca Juga: Rover Curiosity NASA Mulai Jelajahi Area yang Diduga Sungai Kering di Mars

Embun air beku terlihat di gunung berapi Tharsis di Olympus, Ascraeus, Arsia Mons, dan Ceraunius Tholus. Masing-masing gunung berapi ini memiliki cekungan dalam di puncaknya yang disebut kaldera, yang terbentuk sebagai ruang magma selama mereka meletus.

Tim peneliti berpendapat bahwa cara aneh udara bersirkulasi di atas wilayah Tharsis menghasilkan iklim mikro dengan kaldera yang unik dari iklim yang lebih luas, tempat gunung berapi itu berada. Iklim mikro inilah yang memungkinkan terbentuknya bercak embun beku.

"Angin bergerak naik ke lereng gunung, membawa udara yang relatif lembap dari dekat permukaan ke ketinggian yang lebih tinggi, tempat ia mengembun dan mengendap sebagai embun beku," kata Nicolas Thomas, Kepala Peneliti Sistem Pencitraan Permukaan Stereo dan Warna (CaSSIS) TGO dan peneliti di Universitas Bern.

Thomas menekankan, kita benar-benar melihat proses itu terjadi di Bumi. Di bagian lain Mars, dengan fenomena yang sama menyebabkan Awan Memanjang Arsia Mons Mars secara musiman. Thomas menambahkan, embun beku yang terlihat di atas gunung berapi Mars tampaknya terbentuk di wilayah kaldera yang gelap, terutama di wilayah dengan suhu dingin.

Adomas menjelaskan, ada beberapa alasan mengapa embun beku di ekuator Mars ini tidak terdeteksi hingga saat ini. "Pertama, kami memerlukan orbit yang memungkinkan kami mengamati lokasi di pagi hari. Sementara dua wahana pengorbit Mars milik ESA, Mars Express dan TGO, memiliki orbit seperti itu dan dapat mengamati setiap saat sepanjang hari, banyak wahana dari lembaga lain yang disinkronkan dengan matahari dan hanya dapat mengamati pada sore hari," kata Adomas.

Baca Juga: Sebuah Asteroid Trojan Terciduk Memasuki Jalur Orbit Mars

Kedua, pengendapan embun beku dikaitkan dengan musim Mars yang lebih dingin, sehingga peluang untuk melihatnya semakin sempit. Artinya, untuk menemukan embun beku yang bersifat sementara, tim harus tahu persis di mana dan kapan mencarinya, kecuali mereka sedang beruntung.

"Kami kebetulan sedang mencari embun beku di dekat ekuator untuk penelitian lain, tetapi tidak menyangka akan melihatnya di puncak gunung berapi Mars!" kata Adomas.

Ilmuwan proyek ESA untuk ExoMars TGO dan Mars Express, Colin Wilson mengatakan, menemukan air di permukaan Mars selalu menarik, baik untuk kepentingan ilmiah maupun implikasinya bagi eksplorasi manusia dan robot. "Meski begitu, penemuan ini sangat menarik," kata Wilson.

Wilson menambahkan, tekanan atmosfer Mars yang rendah menciptakan situasi yang tidak biasa di Planet Merah. Artinya, puncak gunung di planet itu biasanya tidak lebih dingin daripada datarannya.

Meskipun demikian, penelitian mereka mengungkap bahwa udara lembap yang bertiup ke lereng gunung masih bisa mengembun menjadi embun beku, sesuatu yang disebut Thomas sebagai 'fenomena yang sangat mirip dengan Bumi.' "Penemuan ini dimungkinkan berkat kolaborasi yang sukses antara kedua pengorbit Mars milik ESA dan pemodelan tambahan," kata Thomas.

Memahami secara tepat fenomena mana yang sama atau berbeda di Bumi dan Mars, kata Thomas, benar-benar menguji dan meningkatkan pemahaman kita tentang proses dasar yang terjadi tidak hanya di planet asal kita, tetapi juga di tempat lain di kosmos. Sumber: Space.com

 

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

- angkasa berdenyut dalam kehendak -