Teleskop Hubble Temukan 500 Bintang Biru dan Merah, Mirip Telur Paskah Kosmis
ANTARIKSA -- Pada Desember 2023, Teleskop Luar Angkasa Hubble menyelesaikan program terbesarnya sejak diluncurkan pada tahun 1990. Dalam program ini, teleskop melakukan pengamatan terhadap 500 bintang individual selama tiga tahun. Sekarang, para ilmuwan sekarang siap untuk membenamkan diri dalam bintang-bintang yang mirip 'telur Paskah kosmis' ini.
Survei komprehensif Teleskop Hubble ini disebut sebagai Ultraviolet Legacy Library of Young Stars as Essential Standard atau ULLYSES. Bintang-bintang yang dihasilkan dalam survei ini akan diteliti selama beberapa dekade ke depan.
Bintang-bintang ini menawarkan wawasan baru tentang pembentukan bintang, evolusi bintang, dan dampak bintang terhadap lingkungannya.
"Saya percaya proyek ULLYSES akan menjadi transformatif, berdampak pada astrophysics secara keseluruhan, mulai dari eksoplanet hingga efek bintang masif terhadap evolusi galaksi, hingga pemahaman tahap awal alam semesta yang berkembang," kata Julia Roman-Duval, pemimpin Tim Implementasi ULLYSES di Institut Ilmu Teleskop Luar Angkasa (STScI) di Baltimore, Maryland, dalam sebuah pernyataan.
Tim ULLYSES menggunakan Hubble untuk mempelajari 220 bintang terlebih dahulu. Tim kemudian memeriksa arsip teleskop luar angkasa untuk mendapatkan pengamatan tambahan dari 275 bintang lainnya.
Para peneliti juga menggabungkan data tentang bintang dari berbagai teleskop luar angkasa dan observatorium di darat. Dataset ULLYSES yang selesai terdiri dari spektra bintang yang berisi informasi tentang suhu, komposisi kimia, dan kecepatan putar setiap bintang.
Hubble dan ULLYSES Melihat Bintang Biru (dan Merah)
Yang menarik bagi tim ULLYSES adalah bintang biru superpanas dan masif yang dapat tumbuh menjadi satu juta kali lebih terang dari matahari kita. Bintang-bintang yang membakar ini bersinar kuat dalam cahaya ultraviolet, yang berarti Hubble dapat dengan mudah membedakannya.
Bintang biru masif hidup cepat dan mati muda. Bintang biru dengan cepat membakar bahan bakar yang diperlukan untuk proses fusi nuklir intrinsik mereka dan menciptakan "logam," istilah yang digunakan oleh para astronom untuk menggambarkan unsur-unsur yang lebih berat dari hidrogen dan helium. Hidrogen dan helium adalah unsur-unsur yang sebagian besar terbuat dari bintang pada awal kehidupan mereka.
Spektra bintang masif biru dapat mengungkapkan detail tentang kecepatan angin bintang yang kuat yang mengalir dari mereka. Setelah bintang-bintang masif meledak dalam ledakan supernova, adalah angin bintang ini yang menyebarkan unsur-unsur yang telah mereka ciptakan.
Unsur-unsur ini kemudian tersebar di seluruh kosmos. Jadi, memahami angin ini akan menjadi langkah besar menuju pemahaman distribusi galaksi dari unsur-unsur berat yang menjadi bahan bangunan generasi berikutnya dari bintang dan planet. Unsur-unsur itu akhirnya bisa menjadi dasar bagi kehidupan di alam semesta juga.
ULLYSES dan Hubble menyasar bintang biru di galaksi-galaksi yang dekat dengan Bima Sakti yang tampaknya kekurangan logam. Bintang-bintang ini dapat bertindak sebagai perwakilan bagi bintang-bintang awal yang membantu ilmuwan menyelidiki bintang-bintang yang ada di alam semesta bayi.
"Pengamatan ULLYSES adalah batu loncatan untuk memahami bintang-bintang pertama itu dan angin mereka di alam semesta dan bagaimana mereka mempengaruhi evolusi galaksi muda tuan rumah mereka," kata Roman-Duval.
Proyek ULLYSES juga berfokus pada bintang-bintang muda yang lebih dingin, lebih kecil, dan lebih merah dari matahari. Bintang-bintang ini juga terletak lebih dekat di rumah, di daerah pembentukan bintang aktif di Bima Sakti.
Pengamatan Hubble yang dikumpulkan untuk ULLYSES dapat membantu ilmuwan memahami proses-proses di mana bintang-bintang muda ini mengumpulkan materi dari sekitarnya untuk menumpuk massa yang diperlukan untuk memicu fusi nuklir hidrogen menjadi helium. Memulai proses pengumpulan materi itu akan membuat bintang muda menjadi bintang yang sepenuhnya terbentuk.