10 Fakta Mengejutkan tentang Supernova, Ledakan Bintang Bermassa Besar yang Dahsyat
ANTARIKSA -- Supernova adalah sesuatu yang terjadi ketika sebuah bintang telah mencapai akhir hidupnya dan meledak dalam ledakan cahaya yang gemilang. Supernova yang terjadi bisa melebihi kecerahan seluruh galaksi dan memancarkan lebih banyak energi daripada yang akan dilakukan oleh matahari kita sepanjang umurnya.
Supernova juga merupakan sumber utama unsur-unsur berat di alam semesta. Menurut Badan Antariksa Amerika (NASA), supernova adalah "ledakan terbesar yang terjadi di luar angkasa."
Berbagai peradaban mencatat supernova jauh sebelum teropong ditemukan pada abad ke-17. Supernova tertua yang tercatat adalah RCW 86, yang diamati oleh para astronom Tiongkok pada tahun Masehi 185.
Nebula Crab mungkin adalah supernova paling terkenal. Supernova ini pertama kali dilihat oleh para astronom China dan Korea yang mencatat ledakan bintang ini dalam catatan mereka pada tahun 1054.
Suku asli Amerika mungkin juga melihatnya, menurut lukisan batu yang ditemukan di Arizona dan New Mexico. Supernova yang membentuk Nebula Crab begitu terang sehingga para astronom bahkan bisa melihatnya di siang hari.
Supernova lain yang diamati sebelum teropong ditemukan terjadi pada tahun 393, 1006, 1181, 1572 (diteliti oleh ahli astronomi terkenal Tycho Brahe) dan 1604. Brahe menulis tentang pengamatannya terhadap "bintang baru" tersebut dalam bukunya, "De nova stella," yang menimbulkan istilah "nova."
Berikut ini adalah fakta-fakta tentang supernova:
1. Istilah "supernova" pertama kali digunakan oleh Walter Baade dan Fritz Zwicky di Observatorium Gunung Wilson. Istilah ini digunakan dalam kaitannya dengan peristiwa ledakan yang mereka amati.
Mereka mengamati supernova yang disebut S Andromedae (juga dikenal sebagai SN 1885A), yang terletak di Galaksi Andromeda. Para ilmuwan tersebut menyarankan bahwa supernova terjadi ketika bintang biasa runtuh menjadi bintang neutron.
2. Sebuah supernova adalah ledakan dari sebuah bintang masif. Ada banyak jenis supernova yang berbeda, tetapi secara umum dapat dibedakan menjadi dua jenis utama: ledakan nuklir berantai atau kolaps inti.
3. Supernova ledakah nuklir terjadi dalam sistem bintang biner di mana setidaknya satu bintang adalah katai putih. Supernova ini biasanya disebut SNe Tipe Ia.
4. Jenis kedua supernova atau kolaps inti terjadi ketika bintang dengan massa lebih dari 8 kali massa matahari kita runtuh dan meledak. Ada banyak subtipe berbeda dari masing-masing SNe ini, masing-masing diklasifikasikan berdasarkan unsur yang terlihat dalam spektranya.
5. Apa yang terjadi setelah supernova?
Setelah supernova, beberapa hal yang berbeda bisa terjadi. Kadang-kadang bintang yang meledak akan sebagian runtuh menjadi lubang hitam atau bintang neutron.
Sisanya dari massa akan diubah menjadi energi atau akan terhembus dari kekuatan ledakan. Bahan yang terhempas ini kadang-kadang disebut "sisa supernova," yang merupakan jenis nebula.
6. Kadang-kadang jika bintang yang meledak sangat masif selama supernova, bisa terjadi ledakan sinar gamma panjang. Sebagian dari bahan yang terlepas akan diputar di sekitar lubang hitam atau bintang neutron yang dihasilkanmkemudian akan dikirim keluar melalui jet dengan kecepatan mendekati kecepatan cahaya. Karena bahan bergerak begitu cepat, dapat memancarkan foton pada energi sinar gamma yang sangat tinggi.
7. Apa yang menandai awal supernova?
Dalam supernova Tipe Ia, proses supernova terjadi ketika katai putih dalam sistem biner mengakresi terlalu banyak massa (lebih dari sekitar 1,44 kali massa matahari kita).
Penyebab pasti ledakan tersebut masih diteliti, tetapi banyak yang menduga bahwa massa tambahan membuat inti katai putih memanas, yang menyebabkan tekanan dan energi yang terlalu banyak di dalam bintang sehingga tidak lagi dapat menopang. Selanjutnya, bintang tersebut meledak sebagai supernova.
8. Dalam tipe supernova kolaps inti, awal supernova ditandai ketika inti bintang mulai menggabungkan silikon menjadi besi. Biasanya, ketika unsur disatukan menjadi unsur yang lebih berat, energi dilepaskan. Energi inilah yang membuat bintang tidak runtuh pada dirinya sendiri.
9. Menurut penelitian oleh Badan Antariksa Eropa (ESA), secara rata-rata, supernova akan terjadi sekali setiap 50 tahun di sebuah galaksi sebesar Bima Sakti. Ini berarti sebuah bintang meledak setiap 10 detik atau lebih di suatu tempat di alam semesta.
10. Matahari tidak akan mengalami supernova. Sebab, suatu Bintang harus memiliki massa tertentu untuk mengalami supernova.
Ketika matahari kehabisan bahan bakar nuklirnya, mungkin dalam beberapa miliar tahun, matahari akan membengkak menjadi raksasa merah yang kemungkinan besar akan menguapkan planet-planet termasuk Bumi, sebelum perlahan-lahan mendingin menjadi katai putih.