Sains

Kita Terbuat dari Unsur Bintang-bintang, Apa Maksudnya?

Unsur-unsur dalam tubuh kita terlempar ke alam semesta melalui supernova (ilustrasi). Gambar: Kolaborasi NASA/DOE/Fermi LAT, CXC/SAO/JPL-Caltech/Steward/O. Krause et al., dan NRAO/AUI/Ro

ANTARIKSA -- Secara teologi, judul di atas mungkin terlalu provokatif. Tapi, bisa saja tuhan menciptakan alam semesta dan semua kehidupan di dalamnya melalui proses panjang yang saintifik. Walahualam...

Ahli astrofisika, Suzanna Randall menjelaskan dalam sebuah video baru apa sebenarnya arti kata-kata inspiratif dari Carl Sagan di bawah ini:

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

"Alam semesta ada di dalam diri kita. Kita terbuat dari benda-benda bintang. Kita adalah cara bagi alam semesta untuk mengenal dirinya sendiri." Carl Sagan.

Dalam serial mini Cosmos tahun 1980-an, astronom dan komunikator sains, Carl Sagan mengatakan banyak hal yang inspiratif dan mendalam berdasarkan pemahaman manusia tentang alam semesta. Namun bisa dibilang, tidak ada yang lebih disukai masyarakat umum selain pernyataan di atas. 

Baca Juga: Pembentukan Alam Semesta 1: Big Bang dan Era Kegelapan

Dengan sentimen ini, Sagan, yang meninggal pada tahun 1996 di usia 62 tahun, berbicara tentang asal usul kosmik umat manusia. Dalam video baru dari European Southern Observatory (ESO), bagian dari seri Chasing Starlight, Suzanna Randall menjelaskan apa arti pernyataan ini dan kaitannya dengan unsur-unsur penyusun tubuh kita.

Alam Semesta Berubah Lebih Metal

Randall menjelaskan, tak lama setelah dentuman besar Big Bang, alam semesta yang padat dan panas sebagian besar terdiri dari dua unsur paling ringan; hidrogen dan helium. Ada juga segelintir unsur berat yang secara kolektif dikenal sebagai logam. 

“Tapi, Anda tidak bisa membuat sesuatu yang serumit tubuh manusia hanya dari helium dan hidrogen,” kata dia. 

“Jadi, dari mana asal unsur-unsur lain yang lebih kompleks yang membentuk tubuh kita dan seluruh alam semesta?”

Memajukan jam kosmik ke sekitar 100 juta tahun setelah Big Bang, Randall menjelaskan, era ini adalah saat nebula pertama, awan besar hidrogen dan helium, terbentuk di alam semesta. Ketika wilayah nebula yang padat mengumpulkan lebih banyak massa dari lingkungannya, dia akhirnya runtuh karena gravitasinya sendiri. Dari sini, lahirlah bintang generasi pertama. 

Namun, alam semesta masih seperti itu, semua bintang-bintang terdiri dari hidrogen dan helium dengan jumlah logam yang sangat sedikit. Bintang-bintang generasi pertama ini menggabungkan hidrogen di intinya untuk menghasilkan helium.
Matahari kita, bintang yang berusia 4,6 miliar tahun, juga sedang melakukan hal tersebut saat ini.

Baca Juga: Pembentukan Alam Semesta 1: Big Bang dan Era Kegelapan

 

Bintang Harus Mati Agar Kita Bisa Ada

Pada saat bintang generasi pertama ada, alam semesta masih belum memiliki cukup unsur berat yang dibutuhkan untuk membentuk tubuh kita. Sebut saja nitrogen, oksigen, dan karbon. Namun hal itu berubah ketika bintang generasi pertama mulai mati.

“Ketika hidrogen di inti bintang telah habis, segala sesuatunya mulai terjadi dengan sangat cepat,” kata Randall. “Bintang memasuki fase baru dalam hidupnya, yang disebut fase raksasa merah.”

Selama fase raksasa merah, inti bintang-bintang pertama ini akan berkontraksi. Sementara itu, lapisan luarnya, tempat terjadinya fusi nuklir hidrogen menjadi helium, akan menggembung dan memperbesar ukuran bintang hingga 100 kali lipat. 

Inti bintang akan terus berkontraksi hingga kondisi di jantung bintang, yang jauh lebih masif daripada Matahari, menjadi cukup panas dan padat untuk mulai meleburkan helium menjadi unsur-unsur yang lebih berat. Dan di sana, unsur-unsur seperti karbon dan oksigen, yang membentuk sekitar 84 persen tubuh kita, muncul.

“Mayoritas atom di tubuh saya sebenarnya tercipta jauh di dalam bintang di tungku bintang yang sangat panas ini,” jelas Randall.

Baca Juga: Perjalanan Cahaya, dari Inti Matahari ke Permukaan Bumi

Alam semesta akhirnya mendapatkan 'barang' yang dibutuhkan untuk kehidupan. Namun, barang tersebut tidak banyak berguna karena masih tersimpan di hati bintang raksasa merah. 

Jangan khawatir, prosesnya masih berjalan. Unsur-unsur tersebut tidak akan bertahan lama, setidaknya dalam istilah kosmik (jutaan, bahkan miliaran tahun).

“Bintang-bintang dengan massa matahari lebih dari delapan kali terus memadukan unsur-unsur di intinya, dan mereka menciptakan unsur-unsur yang semakin berat, seberat besi,” kata Randall. 

"Pada titik tertentu, mereka harus mati, dan terjadi ledakan besar. Mereka meledak sebagai supernova."

Selama ledakan kosmik tersebut, Randall mengatakan, beberapa astronom percaya unsur-unsur yang lebih berat, seperti emas atau platinum, telah terbentuk. Namun, ilmuwan lain berpendapat, diperlukan tumbukan dua mayat bintang, yang disebut bintang neutron, dan ledakan kilonova untuk menciptakan unsur-unsur berharga tersebut. 

Yang pasti, ledakan bintang-bintang pertama di alam semesta membuat semua elemen yang ditempa semasa hidupnya terlempar ke luar angkasa. 
Pada akhirnya, unsur-unsur ini diintegrasikan kembali ke dalam nebula, dan menjadi bagian dalam kelahiran bintang generasi berikutnya.

Itu berarti, bintang generasi kedua ini lebih kaya logam, dibandingkan generasi sebelumnya. Proses itu berlanjut hingga terciptanya bintang generasi ketiga, salah satunya adalah matahari kita.

 

Lahirnya Tata Surya

Materi yang diperkaya dari nebula menciptakan matahari. Namun, awan debu yang tidak berhasil merapat ke bagian dari bintang kita 4,6 miliar tahun yang lalu itu, kemudian membentuk piringan materi di sekitar matahari. Debu yang mengitari bintang kita itu disebut piringan protoplanet.

Sesuai dengan namanya, dari piringan material inilah planet-planet tata surya, termasuk Bumi, terbentuk. Dari piringan itu juga, unsur-unsur yang membentuk tubuh kita berasal. 

"Ternyata Carl Sagan benar. Kita benar-benar terdiri dari para bintang," kata Randall. 

“Dan kisah tentang bintang-bintang dalam kehidupan mereka juga merupakan kisah tentang unsur-unsur yang membentuk tubuh kita. Kita semua adalah bagian dari siklus besar kosmik ini.”

Baca Juga: 10 Hal tentang Tata Surya yang Harus Kamu Tahu

Namun, seperti yang ditunjukkan oleh ahli astrofisika, kita tidak boleh terlalu memikirkan hal tersebut. Sebagai pembersih ego (kebintangan kita), Randall menyimpulkan dengan menambahkan: "Sebelum Anda terlalu bersemangat, kecoak juga terbuat dari bahan-bahan dari bintang."

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

- angkasa berdenyut dalam kehendak -