Petir Mengerikan di Venus Diduga Meteor yang Terbakar, Mungkinkah?
ANTARIKSA -- Awan tebal dan kaya asam di Venus terus menyelimuti ilmuwan di planet tetangganya dengan misteri. Para peneliti telah lama berdebat soal kilatan cahaya yang dicatat oleh misi Venus sebelumnya merupakan bukti adanya sambaran petir di planet ini.
Kilatan cahaya petir yang ditemukan di Venus tetaplah misterius bagi ilmuwan. Sebab, awan Venus tidak memungkinkan menghasilkan petir karena kekurangan air, suatu zat yang dianggap penting dalam menciptakan muatan listrik.
Karena itu, temuan adanya petir di Venus membuat para ilmuwan sangat antusias. Namun, bukti yang ada sejauh ini masih bersifat tidak langsung.
Saat ini, sebuah penelitian baru menunjukkan petir kemungkinan sangat jarang terjadi di planet itu. Sebaliknya, para peneliti menawarkan kemungkinan baru, bahwa kilatan cahaya yang terdeteksi
disebabkan meteor yang terbakar di atmosfer Venus.
Penelitian itu telah diuraikan dalam makalah yang diterbitkan di Journal of Geophysical Research: Planets pada Agustus 2023. Baca Juga: Sejarah Hari Ini: Venera 4 Memulai Perjalanan Legendarisnya ke Venus
Dengan asumsi jumlah meteor yang turun di Venus sama dengan yang terlihat di Bumi, tim memperkirakan jumlah kilatan yang disebabkan batuan luar angkasa tersebut. Para peneliti kemudian membandingkan data tersebut dengan kilatan cahaya yang terekam di atmosfer planet tersebut melalui dua survei: Observatorium Gunung Bigelow di Arizona dan pengorbit Venus Jepang, Akatsuki, yang telah mengorbit planet itu sejak tahun 2015.
Hasil penelitian menunjukkan, meteor yang terbakar sekitar 100 km dari permukaan Venus mungkin bertanggung jawab atas sebagian besar atau semua kilatan cahaya yang teramati. “Petir sepertinya bukan ancaman bagi misi yang melewati atau bahkan berlama-lama di dalam awan (Venus),” tulis para peneliti dalam laporan hasil penelitian.
Data dari misi Venus yang dilakukan AS, Eropa, dan bekas Uni Soviet mencakup sinyal yang telah lama ditafsirkan oleh para ilmuwan sebagai sambaran petir. Bahkan petir diduga terjadi lebih sering daripada yang terjadi di Bumi.
Namun, di masa lalu, pesawat antariksa Cassini yang berada di Saturnus dan Parker Solar Probe yang berada di Matahari sempat mencari sambaran petir itu, tetapi gagal menemukan sinyal radio dari petir di Venus. Penelitian seperti ini penting untuk merencanakan misi masa depan ke Venus, sebuah upaya yang sudah lama tertunda. Misi ke Venus terus disesuaikan, terutama karena deteksi terbaru mengenai gunung berapi aktif di permukaan planet itu. Venus diduga masih aktif secara geologis.
Baca Juga: Penundaan Misi NASA ke Venus Membuat Para Ilmuwan Merana
Jika sambaran petir benar-benar menimbulkan risiko, wahana yang berupaya turun ke permukaan Venus atau yang akan mengapung selama berbulan-bulan di atmosfer tebalnya akan memerlukan perlindungan sekaligus mengumpulkan data berharga. Meskipun mungkin masih ada petir di permukaan yang berasal dari letusan gunung berapi, penelitian baru menemukan hal tersebut bukan tantangan signifikan untuk misi ke depan.
"Wahana antariksa di masa depan yang turun dengan cepat melalui atmosfer Venus, aman," kata para peneliti.
DAVINCI (Deep Atmospheric Venus Investigation of Noble Gases, Chemistry, and Imaging) adalah salah satu misi ambisius NASA ke Venus.
Misi itu dijadwalkan menembus atmosfer planet beracun pada awal 2030an.
Penelitian baru itu menemukan, sambaran petir lebih mungkin terjadi jika wahana yang melayang di awan Venus berada dalam jarak 90 km dari permukaan. “Namun, mungkin serangan yang jaraknya cukup jauh akan tampak lebih menarik daripada berbahaya,” kata para peneliti. Sumber: Space.com