SpaceX Luncurkan 96 Satelit Starlink dalam Sepekan
ANTARIKSA — Perusahaan penerbangan luar angkasa, SpaceX kembali meluncurkan paket satelit Starlink pada Jumat, 25 Februari 2022. Dengan begitu, SpaceX total telah meluncurkan 96 satelit Starlink sejak awal pekan ini.
Starlink menyediakan internet broadband berkecepatan tinggi dengan latensi rendah di seluruh dunia. Perusahaan milik Elon Musk itu berpendapat konstelasi satelitnya konsisten dengan penggunaan orbit rendah Bumi yang aman dan berkelanjutan.
Falcon 9 lepas landas pada pukul 12.12 malam waktu bagian timur dari Space Launch Complex 4E di Vandenberg Space Force Base di California. Lebih dari satu jam, roket itu mengerahkan muatan 50 satelit Starlink ke orbit pada ketinggian sekitar 315 kilometer.
Falcon 9 tahap pertama mendarat di pesawat tak berawak di Samudra Pasifik di bawah Vandenberg hampir sembilan menit setelah lepas landas. Booster itu sebelumnya meluncurkan pesawat ruang angkasa Sentinel-6A Michael Freilich dan Double Asteroid Redirection Test (DART) untuk NASA serta satu misi Starlink.
SpaceX mencatat dalam //webcast// peluncurannya bahwa ia sekarang menawarkan layanan di 29 negara, terbaru Brasil dan Bulgaria. Perusahaan juga bekerja sama dengan pemerintah Tonga untuk menyediakan konektivitas setelah letusan gunung berapi pada Januari memutuskan kabel bawah laut. Mereka ingin menyediakan konektivitas internet untuk negara kepulauan Pasifik itu. Sementara kabel internasional utama yang melayani Tonga telah diperbaiki, pemerintah menggunakan antena Starlink untuk menyediakan konektivitas ke pulau-pulau terpencil di mana kabel tidak diperbaiki selama berbulan-bulan.
Peluncuran tersebut dilakukan empat hari setelah Falcon 9 lainnya meluncurkan 46 satelit Starlink dari Cape Canaveral, Florida. SpaceX sekarang memiliki 1.970 satelit Starlink di orbit, konstelasi yang jauh lebih besar daripada sistem satelit manapun saat ini.
SpaceX juga sedang meminta izin dari Komisi Komunikasi Federal AS untuk menempatkan sebanyak 30.000 satelit Starlink generasi berikutnya ke orbit. Permintaan itu memicu keberatan dan kritik dari berbagai pihak.
Salah satu contohnya adalah surat Badan Antariksa Amerika (NASA) pada 8 Februari 2022. NASA menguraikan kekhawatirannya tentang proposal SpaceX tersebut, seperti peningkatan hubungan antara satelit Starlink dan objek luar angkasa lainnya serta gangguan pada satelit dan sains berbasis darat.
Sumber: SpaceNews