Bukan Asteroid Besar, Ilmuwan Temukan 10 Ribu Batu yang Menakutkan

ANTARIKSA -- Para ilmuwan pemburu asteroid yang berpotensi mengancam Bumi mencatatkan tonggak baru. Mereka telah menemukan 10 ribu batu ruang angkasa yang cukup besar sedang mengelilingi matahari di dekat orbit Bumi.
Deteksi ini bagian dari proyek pertahanan planet Badan Antariksa Amerika (NASA). Misi ini untuk memastikan tidak ada asteroid besar di tata surya bagian dalam yang akan menabrak Bumi.
Saat ini, ahli pertahanan planet lebih fokus pada asteroid dengan lebar tidak kurang dari 140 meter. Sebab, asteroid sebesar itu tidak mudah dideteksi, namun dapat menyebabkan kerusakan serius di wilayah yang ditabrak. Nah, pada 6 Februari 2022, database asteroid dekat Bumi NASA mencatat sudah ada 10.000 batu luar angkasa semacam itu. Untuk diketahui, meteor yang meledak di atas Chelyabinsk, Rusia, pada tahun 2013 kemungkinan berukuran sekitar 17 meter.
Menurut Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA yang berbasis di Jet Propulsion Laboratory di California, para ilmuwan telah menemukan total sebanyak 28.266 asteroid dekat Bumi hingga Senin, 14 Februari 2022. Banyak dari batu-batu itu sangat kecil sehingga mereka akan terbakar di atmosfer sebelum menyentuh permukaan Bumi.
Namun, yang paling mengkhawatir adalah ancaman asteroid dengan lebar antara 140 meter hingga 1.000 meter. Meskipun asteroid yang lebih besar bisa menyebabkan kerusakan luar biasa, namun para ahli yakin semua asteroid ukuran raksasa telah diidentifikasi dan tidak akan mendekati bumi dalam waktu dekat. Salah satunya yang baru-baru ini diidentifikasi pada jarak 195 juta kilometer dari matahari.
Sementara, asteroid berukuran sedang tidak semua ditemukan. Sampai saat ini, para ilmuwan percaya baru menemukan sekitar 40 persen dari asteroid dekat Bumi yang berukuran antara 140 meter-1.000 meter. Kongres AS telah meminta NASA bekerja keras mendeteksi lebih lanjut batuan luar angkasa ukuran sedang tersebut.
Dua proyek utama akan membantu NASA mengatasi masalah itu. Salah satunya adalah Observatorium Vera C Rubin di Chili, yang akan memulai pengamatan pada tahun 2023. Kedua, teleskop ruang angkasa NASA yang disebut Near-Earth Object Surveyor. Teleskop yang akan diluncurkan pada 2026 itu akan mendeteksi asteroid dalam cahaya inframerah.
Sumber: Space.com
