Planet Es Uranus Kini Suhunya Makin Dingin, Ada Apa?
ANTARIKSA -- Uranus, planet unik di tata surya, semakin menunjukkan keanehannya. Salah satu misteri terbaru adalah suhu atmosfer atasnya yang terus menurun secara signifikan.
Selama ini, Uranus memang dikenal sebagai planet yang paling dingin meskipun letaknya bukan yang paling jauh dari matahari.
Uranus adalah planet dengan kemiringan ekstrem. Rotasinya memiliki sudut 98 derajat terhadap bidang orbit, berbeda dari kebanyakan planet lain. Planet ini juga berotasi secara retrograde, berlawanan arah dengan rotasi planet-planet lainnya.
Selain itu, atmosfer atasnya, yang disebut korona termosfer, memancarkan suhu lebih dari 500 derajat Celsius namun kini terus mendingin.
Fakta-Fakta Uranus, Bukan Planet Terjauh dari Matahari tapi Bersuhu Paling Dingin
Angin matahari
Penelitian terbaru yang dipublikasikan di Geophysical Review Letters oleh Dr. Adam Masters dari Imperial College London mengungkap bahwa angin matahari adalah penyebab utama pendinginan ini. Angin matahari adalah aliran partikel bermuatan dari lapisan luar matahari yang membawa energi.
Namun, tekanan angin matahari ini telah menurun sejak tahun 1990, memungkinkan magnetosfer Uranus (lapisan pelindungnya) meluas dan memblokir lebih banyak energi dari mencapai atmosfer atas planet tersebut.
Penelitian ini membuktikan bahwa, berbeda dari Bumi, suhu termosfer Uranus tidak dikontrol oleh foton (cahaya bintang), tetapi oleh interaksi elektromagnetik dengan angin matahari. Temuan ini menunjukkan bahwa planet-planet yang jauh dari matahari memiliki mekanisme pemanasan yang berbeda dibandingkan planet yang lebih dekat seperti Bumi.
Implikasi Bagi Misi Masa Depan
Dengan penemuan ini, prioritas misi ke Uranus seperti Uranus Orbiter and Probe (UOP) dapat diperbarui. Misi ini diusulkan dalam Planetary Science and Astrobiology Decadal Survey 2023-2032 untuk mempelajari atmosfer dan fenomena unik lainnya dari planet ini.
Salah satu tujuan utamanya adalah memahami bagaimana energi dari angin matahari masuk ke magnetosfer Uranus dan memengaruhi pendinginan termosfernya.
Penemuan ini juga membuka wawasan baru untuk memahami eksoplanet di luar tata surya kita. Jika mekanisme pendinginan ini berlaku di Uranus, maka hal serupa mungkin terjadi pada planet-planet lain yang jauh dari bintang induknya.
Hal ini bisa menjadi kunci dalam mencari planet yang layak huni dengan memahami bagaimana medan magnet internal planet berinteraksi dengan bintang induknya.