News

Misteri Terpecahkan, Ilmuwan Ungkap Penyebab Asal Usul Meteor yang Jatuh ke Bumi

Asteroid yang ada di sabuk asteroid (ilustrasi). Tabrakan asteroid menjadi penyebab meteor jatuh ke Bumi. Sumber:pixabay

ANTARIKSA -- Para ilmuwan akhirnya berhasil mengungkap asal-usul sebagian besar meteor yang jatuh ke Bumi. Dua studi yang diterbitkan di jurnal Nature melacak 70% meteor yang jatuh ke tiga tabrakan besar di sabuk asteroid dalam 40 juta tahun terakhir.

Sebelumnya, para peneliti hanya mengetahui asal 6% meteor, yakni dari Bulan, Mars, dan asteroid 4 Vesta. Sebagai informasi, meteor yang jatuh ke Bumi sering kali berasal dari puing-puing yang terlempar akibat tabrakan besar di sabuk asteroid.

Penelitian terbaru mengungkap bahwa 70% meteor jatuh di Bumi berawal dari tiga tabrakan besar di sabuk asteroid dalam 40 juta tahun terakhir. Sabuk asteroid, yang terletak di antara Mars dan Jupiter, menjadi sumber utama meteorit yang sering menghantam atmosfer Bumi.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Meskipun sebagian besar meteorit yang jatuh berasal dari sabuk asteroid, hanya sebagian kecil yang berhasil mencapai permukaan Bumi. Tabrakan besar antar asteroid di sabuk asteroid menciptakan puing-puing yang kemudian mengembara di ruang angkasa sebelum akhirnya jatuh sebagai meteor di Bumi.

Meteor-meteor ini mengembara di sabuk asteroid selama bertahun-tahun sebelum akhirnya jatuh ke Bumi. Lokasi asal mereka di sabuk asteroid tetap menjadi misteri, bahkan untuk jenis meteor yang paling umum seperti H type ordinary chondrites (40% meteor yang jatuh) dan L type ordinary chondrites (35%).

Sejarah tabrakan kosmik

Tim peneliti internasional melakukan penelitian mendalam dengan mengumpulkan data tentang keluarga asteroid besar di sabuk utama. Mereka mensimulasikan pergerakan orbit asteroid ini, serta menghitung sejarah tabrakan dan pengaruh radiasi kosmik, pemanasan Matahari, gravitasi, dan kekuatan lain yang memengaruhi orbitnya.

Hasilnya, para ilmuwan menemukan tiga keluarga asteroid yang menjadi sumber utama meteor yang jatuh ke Bumi saat ini.

Dua dari tabrakan besar yang menghasilkan H chondrites terjadi baru-baru ini, sekitar 7,6 juta dan 5,8 juta tahun lalu. Sedangkan L chondrites berawal dari tabrakan besar 466 juta tahun lalu, yang kemungkinan besar menciptakan cincin puing-puing sementara di sekitar Bumi. Tabrakan ini menghasilkan asteroid keluarga yang terkait dengan asteroid 20 Massalia, yang sekarang dianggap sebagai induk dari L chondrites.

Penemuan ini menjelaskan mengapa H dan L chondrites mendominasi meteor yang jatuh ke Bumi, meskipun asteroid serupa tidak mendominasi populasi asteroid di luar angkasa. Peneliti terus memperbaiki model mereka dan berharap bukti empiris dari misi luar angkasa masa depan dapat memperkuat temuan ini.