Sains

Siklus Matahari Mencapai Puncaknya! Dari Tenang Menjadi Aktif dan Penuh Badai, Apa Dampaknya Bagi Bumi?

-matahari Sumber:NASA

ANTARIKSA -- Saat ini, matahari telah memasuki fase maksimum dalam siklus solar yang berlangsung selama 11 tahun. Fase maksimum matahari dapat berlangsung hingga satu tahun ke depan.

Pada fase maksimum ini, aktivitas matahari meningkat drastis, ditandai dengan munculnya lebih banyak bintik matahari dan ledakan solar yang dapat mempengaruhi kondisi di luar angkasa.

Para ilmuwan dari NASA dan NOAA memperingatkan bahwa fase maksimum ini dapat menyebabkan gangguan pada sistem komunikasi dan navigasi di Bumi, termasuk GPS dan radio. Selain itu, fase maksimum ini juga berpotensi meningkatkan keindahan aurora di belahan bumi utara dan selatan, yang dapat terlihat lebih sering dan lebih cerah.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Puncak selama setahun

Pada konferensi pers baru-baru ini, perwakilan dari NASA, National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), serta Panel Prediksi Siklus Matahari Internasional mengumumkan bahwa Matahari telah memasuki periode maksimum siklus mataharinya. Kondisi ini diperkirakan akan berlangsung hingga setahun ke depan.

Siklus matahari adalah siklus alami yang dilalui Matahari saat beralih antara aktivitas magnetik rendah dan tinggi. Sekitar setiap 11 tahun, di puncak siklus ini, kutub magnetik Matahari akan terbalik—seperti halnya kutub utara dan selatan Bumi yang bertukar posisi setiap dekade. Matahari berubah dari kondisi tenang menjadi lebih aktif dan penuh badai.

NASA dan NOAA melacak bintik matahari untuk memprediksi perkembangan siklus matahari dan aktivitas matahari secara keseluruhan. Bintik matahari adalah area yang lebih dingin di permukaan Matahari, disebabkan oleh konsentrasi garis medan magnet. Wilayah ini menjadi sumber utama letusan dan badai matahari.

"Selama fase maksimum matahari, jumlah bintik matahari, serta aktivitas matahari, meningkat," kata Jamie Favors, Direktur Program Cuaca Antariksa di NASA.

"Peningkatan ini memberikan peluang besar untuk mempelajari bintang terdekat kita, namun juga dapat menyebabkan dampak nyata di Bumi dan seluruh tata surya."

Aktivitas matahari mempengaruhi cuaca antariksa, yang bisa berdampak pada satelit, astronot, serta sistem komunikasi dan navigasi seperti radio dan GPS di Bumi. Bahkan, selama periode ini, aurora di Bumi sering terlihat lebih sering, dan infrastruktur teknologi dapat terganggu oleh badai geomagnetik yang dipicu oleh lontaran massa koronal (CME).

Pada Mei 2024, badai matahari yang kuat menghasilkan badai geomagnetik terbesar di Bumi dalam dua dekade terakhir, dengan kemungkinan aurora paling kuat yang tercatat dalam 500 tahun.