Temuan Baru: Bumi, Mars, dan Venus Terbentuk dari Benda Berisi Air
ANTARIKSA -- Bumi dan planet-planet berbatu di bagian dalam tata surya kita adalah produk dari segudang planetesimal kecil yang menyatu lebih dari 4 miliar tahun yang lalu. Kini, analisis baru menunjukkan planetesimal telah mengandung air sejak awal.
Untuk diketahui, planetesimal adalah kerikil debu kosmik purba yang dipadatkan. Sementara, pembentukan planet dimulai dengan piringan material debu (termasuk planetesimal) dan gas yang mengelilingi bayi bintang yang baru lahir. Semua planet di bagian dalam Tata Surya adalah planet berbatu, yaitu Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars.
Para peneliti baru menguji sampel meteorit yang diduga sama tuanya dengan planetesimal pembentuk Bumi. Dengan begitu, mereka menemukan jejak reaksi kimia yang diketahui terjadi karena adanya air.
Sampel itu sudah tidak mengandung air, namun mereka masih bisa melacak keberadaannya dulu. Seiring waktu, jika air bertemu dengan sejumlah unsur lain, atom oksigen molekul air akan terpisah dan bergabung dengan unsur-unsur tersebut.
Baca Juga: Teleskop Webb NASA Mengonfirmasi Proses Pembentukan Bumi
Air dan besi, misalnya, akan menghasilkan oksida besi. Zat itulah yang mewarnai permukaan Mars dengan warna merah karat saat ini. Namun, oksida besi juga sudah lama hilang di dalam meteorit. Jika oksida besi memudar, maka kandungan besi meteorit juga akan ikut hilang.
Jadi, para ilmuwan bisa menguji keberadaan air purba dengan mengukur kadar besi meteorit tersebut. Hal itu dianggap lebih mudah dibandingkan dengan mengujinya pada unsur batuan luar angkasa lainnya.
Para peneliti berharap menemukan zat besi sebanyak nikel dan kobalt dalam meteorit. Namun sebaliknya, mereka menemukan cukup banyak zat besi yang hilang, yang menyiratkan adanya oksigen dan lebih jauh lagi, air.
Baca Juga: Air yang Baru Ditemukan di Mars Mampu Menutup Seluruh Permukaan Planet
Singkatnya, mereka menyimpulkan bahwa material primordial yang membentuk tata surya bagian dalam kemungkinan besar termasuk air. “Perbedaan antara apa yang kami ukur di meteorit bagian dalam tata surya dan apa yang kami perkirakan menyiratkan aktivitas oksigen sekitar 10.000 kali lebih tinggi,” kata Paul Asimow, ahli geologi dan geokimia di California Institute of Technology.
Jika hidrogen dan oksigen dalam air ada dalam unsur-unsur purba penyusun planet tersebut, maka itu pertanda baik bahwa unsur-unsur lain juga bisa ada sejak awal pembentukan. Unsur-unsur lain itu termasuk karbon dan nitrogen yang sangat penting untuk menciptakan kehidupan seperti di Bumi.
Hasil penelitian para ilmuwan itu telah diuraikan dalam sebuah makalah yang diterbitkan dalam jurnal Nature Astronomy pada 9 Januar 2024. Baca Juga: Pembentukan Alam Semesta 1: Big Bang dan Era Kegelapan
Sumber: Space.com