Perjalanan Cahaya, dari Inti Matahari ke Permukaan Bumi
ANTARIKSA -- Matahari, bintang kita yang ramah dan baik sebetulnya tidak terlalu ramah. Ia raksasa kuning yang menggelegak, bola plasma yang bergejolak, bergelombang mengerikan. Namun tetap saja ia penambang yang gigih, menambang cahaya, yang kita tak bisa hidup tanpa sinarnya.
Saat ini, Matahari sedang meremas hidrogen menjadi helium di kedalaman intinya yang berapi-api. Proses penyatuan atom-atom di bawah tekanan dan suhu yang luar biasa, membentuk unsur-unsur baru yang disebut fusi. Ini adalah energi nuklir yang jauh lebih besar dari fisi yang biasa digunakan di Bumi.
Setiap detik, Matahari menggabungkan sekitar 600 juta metrik ton hidrogen, setara 102 kali Piramida Agung Giza, untuk menghasilkan fusi. Seiring waktu, fusi melepaskan sejumlah besar energi dan partikel cahaya yang disebut foton. Ini adalah cikal cahaya yang akan disebarkan ke seluruh tata surya kita.
Namun, sebelum keluar dari bintang kita, setiap foton harus melalui perjalanan panjang terlebih dahulu.
Foton akan diserap oleh atom lain dan dipancarkan berulang kali hingga mencapai permukaan matahari. Foton-foton ini membutuhkan waktu sekitar 40 ribu tahun untuk mencapai jarak 700 ribu kilometer ke permukaan Matahari.
Setelah itu, cahaya hanya membutuhkan waktu delapan menit untuk menempuh jarak 150 juta kilometer ke Bumi. Jumlah foton yang dilepaskan dari permukaan Matahari setiap detik sangat besar sehingga lebih dari satu miliar kali lebih banyak dari jumlah butiran pasir di planet kita. Cahaya itulah yang menopang kehidupan kita di Bumi, mungkin juga di tempat lain.