Teknologi

Roda Robot Curiosity NASA Sampai Bolong Jelajahi Mars

Roda Curiosity diambil pada 27 Januari 2022. Gambar: NASA/JPL-Caltech/MSSS
Roda Curiosity diambil pada 27 Januari 2022. Gambar: NASA/JPL-Caltech/MSSS

ANTARIKSA -- Robot Penjelajah NASA, Curiosity telah meninggalkan banyak jejak di Mars selama lebih dari sembilan tahun terakhir. Kerja keras si 'penasaran' itu terbukti dengan kondisinya yang tampak sedikit berantakan.

Lanskap kasar di dalam Kawah Gale Planet Merah telah 'menggigit' beberapa bagian dari enam roda aluminium Curiosity. Kerusakan dramatis itu terlihat jelas, namun tidak menghentikan langkahnya. Si penjelah harus terus berjalan untuk sementara waktu ini.

"Odometri (posisi roda) yang tersisa saat ini diperkirakan cukup untuk mendukung Curiosity sepanjang sisa misi," kata juru bicara Jet Propulsion Laboratory (JPL) NASA, Andrew Good, yang mengelola misi Curiosity kepada Space.com.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

"Goresan pada roda robot selalu terlihat lebih buruk dari yang sebenarnya," tambah Good.

Curiosity adalah separangkat mesin otonom seukuran mobil yang mendarat di lantai Gale pada Agustus 2012. Ia mengemban misi untuk menentukan apakah area tersebut pernah mendukung kehidupan mikroba. Robot itu telah menjawab misi utamanya. Ia menemukan bahwa kawah Gale adalah rumah bagi sistem danau dan aliran air cair yang berpotensi layak huni di masa lalu.

Robot Curiosity di Mars. Gambar: NASA
Robot Curiosity di Mars. Gambar: NASA

Pada September 2014, Curiosity beralih dengan mendaki sisi Gunung Sharp, yang menjulang setinggi 5,5 kilometer dari pusat Gale. Sambil berjalan, ia membaca lapisan batuan, mencari petunjuk tentang pergeseran kondisi Mars dari dunia yang relatif hangat dan basah menjadi planet gurun yang dingin seperti sekarang.

Curiosity telah menempuh total 16,86 mil atau 27,14 km di permukaan Mars. Seringkali ia melintasi medan terjal dan berbatu sehingga rodanya mulai menunjukkan tanda-tanda keausan relatif. Beberapa intervensi telah dilakukan dari Bumi, di antaranya memilihkan rute medan yang lebih landai hingga menyalakan perangkat lunak 'kontrol traksi'. Hal itu membuat Curiosity mampu menyesuaikan kecepatan tergantung jenis tanah yang dilaluinya. "Langkah-langkah itu tampaknya berhasil," kata Good.

Pengalaman roda Curiosity ini telah membantu desain baru penjelajah Mars NASA berikutnya, yaitu Perseverance. Robot yang tekun itu telah mendarat di Kawah Jezero Mars pada Februari 2021 untuk mengemban misi berburu kehidupan. Salah satu yang disesuikan adalah roda Perseverance berdiameter sedikit lebih besar dan memiliki tapak dua kali lebih banyak dari Curiosity.

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

- angkasa berdenyut dalam kehendak -