News

Waduh, 20 Tahun Lagi Manusia tak Bisa Melihat Bintang?

Malam bertabur bintang (ilustrasi)
Malam bertabur bintang (ilustrasi)

ANTARIKSA -- Manusia terancam tak bisa melihat bintang lagi. Para ilmuwan telah memperingatkan bahwa kemampuan manusia untuk melihat bintang di langit malam bisa musnah hanya dalam waktu 20 tahun karena polusi cahaya.

Polusi cahaya membuat langit malam semakin cerah. Akibatnya, cahaya bintang itu bersaing dengan cahaya buatan manusia.

Pada tahun 2016, para astronom melaporkan bahwa galaksi Bima Sakti tidak lagi terlihat oleh sepertiga umat manusia. Sejak saat itu, polusi cahaya semakin memburuk.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Menurut perkiraan saat ini, sebagian besar konstelasi utama tidak akan terlihat dalam 20 tahun. Hal ini tentu merugikan manusia secara ilmiah.

Dilansir dari Gulf Times, penelitian oleh fisikawan Christopher Kyba, dari German Center for Geosciences mengungkapkan bahwa kecerahan langit malam meningkat dengan kecepatan sekitar 10 persen per tahun.

Kecerahan ini berpotensi bisa melenyapkan pandangan semua bintang, kecuali bintang yang paling terang.

Seorang anak yang lahir di mana 250 bintang terlihat pada malam hari hari ini, hanya akan dapat melihat sekitar 100 bintang pada saat mereka mencapai usia 18 tahun.

Astronom Royal Martin Rees mengatakan langit malam adalah bagian dari lingkungan kita. "Akan sangat merugikan jika generasi berikutnya tidak pernah melihatnya,” kata dia.

Dampak lain polusi cahaya

Prof Robert Fosbury, dari Institute of Ophthalmology di University College London (UCL) mengatakan sejak lampu fluoresen dan kemudian LED dikenalkan, spektrum biru yang dihasilkan telah menghilangkan spektrum cahaya merah atau inframerah dekat.

"Kita menjadi kekurangan akan cahaya merah dan infra merah dan itu berdampak serius," katanya.

Dia menuturkan, ketika cahaya kemerahan menyinari tubuh manusia, bisa merangsang mekanisme termasuk yang memecah gula tingkat tinggi dalam darah atau meningkatkan produksi melatonin. Melatonin adalah hormon yang berperan penting dalam mengatur pola tidur.