Fakta-Fakta Unik Cincin Saturnus, akan Hilang?
ANTARIKSA -- Cincin Saturnus merupakan salah satu pemandangan paling menakjubkan di tata surya kita. Cincin juga merupakan ciri khas fitur Saturnus yang paling mudah diingat.
Meskipun sangat terkenal, cincin Saturnus juga merupakan salah satu objek paling misterius di tata surya kita. Salah satu misteri tersebut adalah asal usul cincin Saturnus.
Bagaimana cincin Saturnus terbentuk?
Dilansir dari World Atlas, ketika cincin Saturnus pertama kali ditemukan, sebagian besar astronom yakin bahwa cincin itu memiliki struktur padat. Namun, ketika pemahaman tentang fisika semakin maju, para ilmuwan menyadari bahwa jika cincin Saturnus padat, gesekan gravitasi antara cincin dan Saturnus akan dengan cepat menghancurkannya.
Sebaliknya, cincin Saturnus terdiri dari partikel yang tak terhitung jumlahnya yang dapat berkisar dari ukuran kerikil hingga ukuran rumah. Partikel-partikel ini terutama terdiri dari batu dan es. Partikel-partikel ini dan membentuk serangkaian cincin besar yang mengelilingi Saturnus.
Menariknya, meski Saturnus dikenal luas sebagai planet bercincin, bukan hanya Saturnus yang memiliki cincin. Faktanya, semua raksasa gas, Jupiter, Uranus, dan Neptunus, semuanya memiliki cincin. Menariknya, cincin yang dimiliki Saturnus adalah yang terbesar dan paling terang.
Komposisi cincin Saturnus sangat mirip dengan komet, asteroid, dan bulan. Ini menunjukkan bahwa cincin itu dulunya merupakan kumpulan dari benda-benda tersebut.
Model saat ini memperkirakan bahwa cincin Saturnus terbentuk sebagai hasil dari komet, asteroid, dan bulan yang pecah di orbit, materialnya jatuh ke orbit dan membentuk serangkaian cincin.
Bagaimana tepatnya benda-benda ini pecah? Setiap objek langit yang mengelilingi planet memiliki apa yang disebut batas Roche. Batas Roche adalah wilayah di sekitar benda langit yang masih dapat mempertahankan dirinya dari kehancuran yang disebabkan oleh gravitasi induknya atau benda langit yang diorbitnya.
Objek apa pun yang melewati batas Roche akan terkoyak oleh gravitasi planet. Dalam kasus cincin Saturnus, cincin itu kemungkinan besar terbentuk setelah sejumlah komet, asteroid, dan bulan kecil jatuh ke arah Saturnus dan melewati batas Roche. Secara bertahap, tarikan gravitasi Saturnus mengoyak benda-benda itu. Puing-puing jatuh ke orbit dan membentuk serangkaian cincin besar yang sekarang mengelilingi Saturnus.
Usia cincin Saturnus telah menjadi misteri besar tata surya kita. Para ilmuwan saat ini memperkirakan bahwa cincin Saturnus terbentuk sekitar 100 juta tahun yang lalu. Dibandingkan dengan usia Saturnus 4,5 miliar tahun, cincin-cincin tersebut merupakan usia yang masih cukup muda.
Fakta bahwa cincin Saturnus sangat muda juga menjelaskan mengapa cincin ini tampak jauh lebih besar dan lebih terang daripada cincin raksasa gas lainnya. Seiring waktu, cincin perlahan-lahan hancur. Sayangnya, ini berarti cincin Saturnus pada akhirnya juga akan menghilang.
Seiring waktu, radiasi matahari menyebabkan partikel di dalam cincin menjadi gelap. Gravitasi Saturnus secara perlahan menghancurkan cincin tersebut. Para ilmuwan memperkirakan bahwa cincin Saturnus mungkin akan hilang dalam 100 juta tahun ke depan.