Ulasan

Lautan yang Hilang, Memusnahkan Tanda Kehidupan

Samudra di Bumi yang diambil oleh NASA dari luar angkasa. Gambar: NASA
Samudra di Bumi yang diambil oleh NASA dari luar angkasa. Gambar: NASA

ANTARIKSA -- Miliaran tahun yang lalu, Venus mungkin merupakan dunia samudra pertama di tata surya kita. Planet terang setelah matahari, bulan, dan bintang itu tidak memiliki medan magnet yang kuat, yang di Bumi kita membantu melindungi atmosfer tetap berada di tempatnya.

Efek rumah kaca yang tak terkendali di Venus menaikkan suhu yang mampu mendidihkan air. Uap air itu kemudian lepas bebas ke luar angkasa oleh angin matahari. Saat ini, Venus hanyalah planet gas beracun dengan atmosfer gambaran neraka.

Mars dulunya juga lebih mirip dengan Bumi, dengan atmosfer yang tebal, air yang melimpah, dan lautan yang menutupi sebagian besar permukaannya. Miliaran tahun yang lalu, Mars kehilangan medan magnet pelindung atmosfernya, membuatnya rentan terhadap pengaruh angin matahari dan cuaca luar angkasa.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Misi MAVEN oleh NASA telah mengukur kondisi Mars yang terus kehilangan atmosfernya ke Matahari dengan kecepatan hampir 400 kilogram per jam. Para ilmuwan memperkirakan Mars telah kehilangan sekitar 87 persen air yang dimilikinya sejak miliaran tahun yang lalu.

Sebagian besar air yang tersisa di Mars kini membeku di lapisan es atau terperangkap di bawah tanah. Hanya sejumlah kecil air payau berlumpur yang terlihat bergerak menuruni sisi bukit Mars saat musim panas planet Merah.

Karena kemiripannya dengan Bumi, Venus dan Mars telah lama dicurigai menyimpan kehidupan. Namun, fakta tentang air cair dan lautan di kedua planet tetangga kita itu memusnahkan tanda kehidupan itu sendiri.

Selain Venus dan Mars, kemungkinan banyak planet lain yang mengalami hal serupa. Bumi pun memiliki masalahnya sendiri, walaupun medan magnet kita masih mampu melawan pengaruh cuaca jahat dari luar angkasa.

Air di Bumi sangat melimpah, menutupi sekitar 71 persen permukaan Bumi. Ada lebih dari 326 juta triliun galon air di Bumi yang 96,5 persennya merupakan lautan.

Perubahan permukaan laut tentu saja akan memengaruhi semua orang di planet kita. Badan Antariksa AS atau NASA telah memantau tren ini selama beberapa dekade.

Saat suhu global meningkat, lautan merespons dengan meluas. Faktanya, permukaan laut saat ini naik dengan kecepatan 0,13 inci per tahun. Kenaikan muka air laut itu dipengaruhi dua faktor yang tak terbantahkan. Lapisan es Greenland dan Antartika masing-masing mencair dengan kecepatan 287 miliar ton dan 134 miliar ton per tahun. Sumber: NASA

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

- angkasa berdenyut dalam kehendak -